Aku, sang pengagum langit malam
Rembulan
Dan semua yang bergelayut dengan manja di atas sana
Langitku
Kawanku
Aku ingin bercengkrama dengan kalian yang ada di atas sana dalam bisu lisanku
Aku kini tak sendiri wahai kawanku
Aku memiliki dan dimiliki lagi
Oleh dia "wanita"
Singgasana kenyaman begitu sangat pas ketika cinta menyanding dengan caranya
Bahagia dan sakit bak 2 sisi koin namun 1 media
Dan media itu "Hati"
Aku, manusia mencoba memaknai luka, derita sedemikian pedihnya hingga muncul lah apa yang namanya bijaksana
Pendewasaan dalam cinta dan sayang
Aku, manusia dan kita seakan menutup mata bahwasanya
Derita mengajarkan kita sabar
Ikhlas
Nerimo ing pandum
Mengingatkan kita akan sebab akibat yang berwujud "karma"
Menguatkan setelah kerapuhan dan sayatan yang derita beri dan cipta
Dan
Seperti cobaan,ujian
Karena Tuhan sayang maka terciptalah Rasa itu "bijakasananya derita"
D H
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa
PoesíaHarapan itu selalu ada bagi yang percaya, teruslah berdoa teruslah berusaha meskipun luka membuatmu berbeda "sometimes", tapi tidak dengan kebaikan yang telah menjadi identitasmu Menjadi bodoh atau pecinta satu hingga sedemikan hingga Pada akhirnya...