2

1.1K 66 13
                                    

Masih dengan kondisi yang sangat lemah. Sosok yang lebih muda masih menutup rapat matanya sedari tadi. Kini wooyoung sudah membawanya ke rumah sakit terdekat. Tak lupa pula ia mengabari keluarganya. Ya, wooyoung sangat mengenal sosok muda tersebut. Tangan mungilnya setia menggenggam tangan yang sedikit lebih besar darinya itu. Perlu diingat uyoung itu mungil yaa. Tangan satunya ia gunakan untuk mengusap lembut surai kemerahan keabu-abuan yang masih setia menutup matanya. Dielusnya lebam kemerahan yang ada di pipi sang empu. Mata wooyoung mulai berkaca-kaca mengingat terlukanya sosok yang di depannya saat ini.

"Jongho". Ucapnya lirih.

Seperti yang diduga yang dipanggil sama sekali tak menghiraukan bisikan lirih wooyoung.

Wooyoung dan Jongho bukanlah sahabat dekat. Tapi mereka saling mengenal. Tak yakin dengan Jongho yang mengenali wooyoung atau tidak. Tapi wooyoung sangat mengenal Jongho. Pertama kali mereka bertemu di acara musik yang mengundang beberapa penyanyi terkenal. Anak yang tengah terbaring ini bukan salah satu penyanyi terkenal, namun ia pernah ditantang oleh MC acara tersebut untuk maju menyanyikan sebuah lagu. Dan di sana wooyoung benar-benar terpukau dengan suaranya. Di saat yang sama setelah anak itu turun dari panggung kecil, wooyoung ditantang memainkan gitar dengan musik sendiri yang telah dibuat olehnya. Wooyoung pun dengan senang hati menunjukkan bakatnya di depan orang-orang. Setelah acara selesai, wooyoung melihat Jongho yang tengah membereskan beberapa perlengkapannya. Dapat ia lihat Jongho orang yang berada. Setelan kemeja mewah dengan jaket denim sebagai luarannya. Dirasakannya Jongho kesulitan memasukkan beberapa kotak hadiah ke dalam ranselnya yang terlalu besar. Perlu diingat Jongho menang vote bakat menyanyi terbaik sehingga ia memperoleh hadiah. Wooyoung pun memberanikan diri mendekati sosok tersebut.

"Perlu bantuan?". Tawar Wooyoung ramah.

Jongho melirik sumber suara. Dilihatnya sosok manis yang sedang tersenyum ke arahnya. Rambut ikal yang terikat ke atas, lengkap dengan bandana yang melingkar di kepalanya. Satu kata yang dapat dikatakan Jongho dengan lantang jika ia diminta mendiskripsikan sosok yang dihadapannya sekarang.

(Cantik)

Namun Jongho mencoba tak terlalu peduli karena baginya tawaran seperti itu hanya basa-basi baginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Namun Jongho mencoba tak terlalu peduli karena baginya tawaran seperti itu hanya basa-basi baginya. Kebanyakan manusia memang begitu, menawarkan bantuan tapi harus ada imbalan sebagai gantinya. Ia pun bergegas meninggalkan wooyoung dengan tergesa-gesa menghiraukan tasnya yang tak tertutup sempurna.

 Ia pun bergegas meninggalkan wooyoung dengan tergesa-gesa menghiraukan tasnya yang tak tertutup sempurna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[√] His Smile | SanWooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang