4

871 47 0
                                    

San masih setia menikmati deras hujan yang sudah sedari tadi membasahinya. Tangannya terkepal erat sambil menatap mobil hitam yang sudah melangkah pergi meninggalkan sekolah. Tak lain adalah mobil seonghwa yang membawa wooyoung pergi darinya. Siapa pria itu, kenapa wooyoung begitu manja ke dia. Matanya terpejam menikmati tamparan air hujan yang jatuh ke wajahnya. Apakah ia tak akan pernah merasakan kebahagiaan biar sebentar saja? Ia meneteng ranselnya dan berjalan turun menuju gerbang sekolah. Jalanan setapak ia telusuri tak menghiraukan hujan yang semakin deras. Tubuhnya seakan sudah beradaptasi dengan hujan. Sampailah ia di sebuah rumah tua yang tak dapat dikatakan besar, sepertinya hanya muat ditempati untuk 1 atau 2 orang saja. Disinilah San tinggal. Dia bukan orang berada seperti kebanyakan siswa sekolahnya. Sebelum orangtuanya meninggal pun ia bukanlah berasal dari keluarga yang berada. Apalagi dengan wooyoung, San sangat tidak bisa dibandingkan dengan wooyoung.

San hidup sebatang kara tanpa orangtua ataupun keluarga. Uang sekolahnya adalah tabungan dari kedua orangtuanya sepeninggalan mereka. Sedangkan rumah yang ia tempati adalah rumah neneknya yang sudah lama tidak ditempati. Dapat dibayangkan bukan betapa sulitnya kehidupan yang dilalui San selama ini. Sebenarnya San bukanlah pembully. Namun, dikarenakan ia numpang biaya untuk kesehariannya melalui uang yang di dapat teman-temannya dari hasil memoroti anak-anak lemah, mau tak mau dia harus ikut andil. Yah paling tidak ikut membentak atau memukul sekali? Maybe.
Sebenarnya tidak dengan cara menggertak atau memukul pun San sudah sangat ditakuti. Rahang tajam, dengan tatapan yang intens benar-benar membuat anak-anak lemah tak berani berada di dekatnya.

San mengambil gitar tosca yang notabenenya adalah milik wooyoung. Ia coba memetikkan senar gitar tersebut sampai terdengar seperti alunan musik sendu. Tangannya terus memainkan gitar tersebut tanpa mengeluarkan suara nyanyian. Hanya musik dari petikan gitar yang terdengar. Pikirannya berkecamuk memikirkan apa yang sedang wooyoung lakukan bersama seonghwa sekarang. Rasanya geram, ingin sekali San menarik wooyoung menjauhkannya dari pria tinggi tersebut. Namun situasi sulit saat ini. Dan malam San dipenuli dengan sosok wooyoung yang terus muncul dipikirannya.

∆∆∆

Guru matematika tengah menjelaskan cara pengerjaan soal di kelas. Tak semua anak-anak mendengarkan dengan baik. Salah satunya dua orang murid yang duduk di pojok dekat jendela. Tak lain yeosang yang sedang sibuk memainkan hp nya yang sudah mode silent dan wooyoung yang tidur dengan buku tebal yang menutupi wajahnya. Yeosang melirik sekilas ke arah wooyoung. Dasar nona sleepy. Sekilas ide laknat muncul kepala yeosang. Yeosang sedikit mengangkat buku yang menutupi wajah wooyoung.

Cekreekk

Sebuah foto aib ia dapatkan dari temannya ini. Yeosang menahan suara ngakaknya agar tidak didengar oleh guru yang sedang menjelaskan tersebut. Wooyoung yang merasa risih dengan suara cekikikan akhirnya terbangun. Mukanya memang menandakan seekor dedemit yang sedang bangun tidur. Dia mengucek matanya sambil merenggangkan tubuhnya. Matematika obat terbaik untuk tidur baginya. Wooyoung melirik sedikit ke arah hp yeosang. Dilihatnya wajah angel yang tengah tertidur, dia bangg dengan kerupawanan wajahnya.

"Malaikat dari mana tuh?" Tanyanya menyeringai.

Yeosang yang mendengar itu semakin menahan ngakaknya.

"Malaikat apaan? Lu ga liat iler lu udah hampir sampe dagu". Jelas yeosang sambil menahan cekikikan.

Wooyoung yang mendengar itu reflek menggeplak kepala yeosang lumayan keras. Perbuatannya itu mengundang atensi dari guru yang sedang menjelaskan pelajaran.

"Jung Wooyoung, kamu tidak mendengarkan Saya?". Tanya guru tersebut.

Wooyoung hanya menggaruk kepalanya. Dia sudah terlanjur malas belajar.

"Nggak Pak, ga tertarik Sorry". Jawabnya sambil menggendong ranselnya keluar kelas.

Guru tersebut tak berhenti meneriakkan namanya namun wooyoung sudah tak mau berada di kelas. Biarin aja lah pikir wooyoung. Yeosang yang melihat itu langsung mengambil tasnya dan berlari mengikuti wooyoung.

[√] His Smile | SanWooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang