12

634 35 0
                                    

Kini keduanya sudah berada di tempat baru mereka, tempat yang San sewa berdasarkan bertanya pada orang sekitar. Lingkungan di sana nyaman, wilayahnya banyak persawahan dan perkebunan, Wooyoung suka berada di sini. Wooyoung kini tengah memasak untuk makan malam sambil menunggu suaminya pulang. Iya mereka sudah menikah. Setelah datang ke desa ini San langsung menemui Mbahnya dan meminta beliau menjadi wali pernikahannya dengan Wooyoung. Hari ini sudah masuk bulan ke 8 mereka menikah. San sudah bekerja menjadi barista di sebuah kafe yang di buka di kota dekat dengan desa mereka. Kandungan Wooyoung pun juga sudah memasuki bulan ke 9, perutnya sudah sangat membesar. Tak jarang Seonghwa maupun Yeosang berkunjung untuk membawakan berbagai makanan maupun barang untuk Wooyoung dan juga calon buah hati Wooyoung. Lebih seringnya adalah Seonghwa karena Yeosang sangatlah sulit mengatur waktu bisa mengunjungi Wooyoung.

Cklekkk

San datang dengan membawa paperbag besar berisi perlengkapan bayi mulai dari pakaian, sabun, shampo, dan lain sebagainya. Wooyoung yang tadinya sedang mengaduk sop yang ia buat langsung menghampiri sang suami dengan berjalan tertatih.

"Sayang liat aku bawa apa". San sudah sumringah.

"Ih kok beli lagi, kan kemarin udah bareng aku". Wooyoung sedikit kesal karena ia tak diajak San berbelanja.

"Yang kemarin kan semua pilihan mama sekarang pilihan papa buat dede". Jawab San sambil mengelus perut besar Wooyoung. Wooyoung mendengus melihat barang dan perlengkapan bayi berwarna ungu pastel itu.

"Mmh udah aku bilang kan kalo beli awal-awal gini nih mending warna netral aja, bisa jadi kan ga sesuai perkiraan. Btw mandi dulu gih.. bentar lagi sopnya masak tuh". Pinta Wooyoung.

San pun lekas menggandeng Wooyoung ke dapur agar jalannya Wooyoung lebih cepat.

"Masakan kamu makin enak semenjak hamil gede". Ucap San sambil mengunyah makanannya. Ia sudah sudah selesai bersih-bersih btw.

"Oh jadi maksud kamu masakan aku sebelumnya ga enak?".

San tertawa kecil melihat istrinya yang semenjak hamil moodnya benar-benar naik turun. "Gak gitu sayang, masakan kamu enak terus kok". Ucapnya sambil mencubit hidung Wooyoung.

"Besok jadi kontrol ayy?". Tanya San.

"Jadi, ditemenin Kak Hwa".

"Kak Hwa ke sini? Kenapa ga sama aku aja sih".

"Kamu kerja aja, sayang banget kan ambil cuti padahal baru aja masuk kerja".

"Tapi aku mau nemenin kamu sampai lahiran dede".

"Kamu kerja aja sayang, nanti Kak Hwa ngabarin kok kalo aku ada apa-apa".

"Tapii.....

Cup

"Awas aja kalo ngebantah lagi". Final Wooyoung setelah mencuri ciuman singkat di bibir San.

∆∆∆


"Kak sakiiittt". Ucap Wooyoung.

Saat ini Seonghwa tengah menemani Wooyoung di rumah sakit karena Seonghwa memang mengurus cuti kerjanya agar bisa menemani Wooyoung. Sedangkan San sangat sulit mengurus cutinya dikarenakan dia baru saja di terima kerja di tempat itu. Jangan salah, San sudah berada dalam perjalanan menuju rumah sakit setelah Seonghwa memberitahu bahwa Wooyoung segera ia bawa ke rumah sakit. San melajukan motornya berharap istrinya baik-baik saja.

Wooyoung sudah berada di IGD menunggu mendapatkan ruangan. Semua urusan sudah diurus oleh Seonghwa. Wooyoung tengah meringis merasakan sakit pada perut bawahnya.

"Sstt tenang Woo bentar lagi San dateng kok". Seonghwa menenangkan yang lebih muda.

"Kak sakit bangettt". Rengek Wooyoung bersamaan dengan datangnya San.

[√] His Smile | SanWooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang