Jus Jeruk

327 31 2
                                    

"Baik, rapat hari ini selesai, kalian boleh pulang." Ucap Ara--ketua osis. Dalam hitungan detik, suasana ruangan menjadi ramai oleh bisikan ataupun tawa. Aku bangkit dari dudukku, membereskan kertas yang berceceran di lantai lalu segera melangkah keluar. Hujan telah turun kala itu.

Aroma hujan, sama seperti aroma Hiro--dia pencinta hujan. Koridor telah sepi sore itu, para anggota osis usai rapat langsung menghambur keluar, mengembangkan payung mereka. Pulang.

"Aiko, aku pulang dulu ya! Sudah dijemput!" Pamit Yumi dari kejauhan. Aku mengangguk, kemudian duduk di kursi sambil menatap tirai hujan.

Tak pernah sekalipun aku menyukai hujan. Hujan dalam hidupku selalu membawa bencana, namun entah kali ini, apa yang merasukiku, aku senang menatap hujan. Karena hujan selalu mengingatkanku dengan Hiro--pacarku. Dan aku selalu bangga mengatakan hal itu.

"Hujan sangat menenangkan bukan?"

Sebuah suara itu membuatku mendongak, menatap wajah empunya suara. Pupil mataku melebar menatap Hiro yang kini sedang bersandar di dinding dengan tas sekolah yang ia kaitkan di bahunya. Hiro tidak menatapku, ia memperhatikan hujan dengan senyum tipis.

"Kau--kenapa masih disini, Hiro?" Tanyaku. Mau tak mau aku tersenyum.

"Menunggumu pulang?" Ia mengalihkan tatapannya padaku, mengambil tempat duduk di sampingku.

"Tidak usah repot seperti itu,"

"Tidak merepotkan kok, Aiko," Hiro terkekeh.

"Hujan ya?" Ucapku.

Hiro mengangguk. "Apa kau masih membenci hujan?"

"Ah kurasa tidak," Aku tersenyum menatapnya. Tanganku meraih sesuatu dalam tas ranselku.

"Kau mau?" Aku mengulurkan minuman kaleng.

Ia meraihnya. "Jus jeruk lagi?"

Aku nyengir. "Tidak suka kah, Hiro?"

"Kalau aku tidak suka tidak mungkin aku menerimanya."

"Hiro itu seperti jus jeruk."

"Hee?"

"Asam. Tapi aku suka."

"Pernyataan macam apa itu?" Lelaki itu tertawa ringan kemudian menjitak kepalaku pelan.

"Tiba-tiba saja terbesit di otakku seperti itu." Kataku sambil membalas jitakannya diiringi ringisan kecil darinya.

========================

Mungkin, kalian bertanya-tanya. Ih ngapain main dedicated-dedicated aja. But, the reason why did i wrote this story is all of you guys Ahaw0404. It's not too good, I know it.

Okay, just ignore me.

Punctum RemotumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang