Matahari belum menampakkan cahayanya saat itu. Lorong sekolah masih tampak sepi. Aku memasukkan bukuku kedalam loker dengan napas berat, kejadian putusnya Hiro dan Rika masih membuatku syok.
Dahulu Hiro, kukira senyumanmu adalah mentari. Nyatanya, hanya sebuah pisau belati yang menyayat hati.
Aku mendengar pintu loker di sebelahku ikut terbuka kemudian diikuti dengan suara seseorang. "Apa kabar, Aiko?"
Aku menoleh kearahnya, menemukan Hiro sedang berdiri di sampingku dengan senyum khas milikknya.
"Baik, aku turut menyesal mengenai hubunganmu dengan Rika." Ujarku senormal mungkin.
"Bisa bicara sebentar, Aiko?"
Aku mengangguk.
"Tapi tidak disini."
Aku menatapnya lalu memberikannya tatapan persetujuan. Hiro langsung menarik tanganku menuju ruang kelas yang masih sepi. Jantungku justru berdegup tak karuan mendapat perlakuan seperti itu darinya.
"Aku menyesal, Aiko. Nyatanya selama ini aku masih tetap menyukaimu. Aku bahkan tidak merasa sakit hati saat melihat Rika menghianatiku. Maafkan aku Aiko."
Aku termangu menatapnya.
"Oleh karena itu, maukah kau kembali menjadi pacarku, Aiko?" Ujarnya. Jantungku terasa berhenti berdetak untuk beberapa saat lalu aku sadar kalau aku sudah memiliki Sei.
"I have moved on." Ujarku langsung melangkah pergi lalu menumpahkan seluruh air mataku jauh dari hadapannya.
I'm falling into pieces.
KAMU SEDANG MEMBACA
Punctum Remotum
Novela Juvenil"Saat kau telah mengalami fase punctum proxima dalam hidupmu, bersiaplah bertemu dengan sang punctum remotum." Di dalam ilmu optik, dikenal istilah punctum proxima dan punctum remotum yang merupakan titik terdekat dan titik terjauh jarak pandang mat...