After Story

188 21 1
                                    

Aku memandang gundukan tanah di hadapanku membaca batu nisan yang bertuliskan nama orang yang sangat kucintai, mungkin hingga sekarang?

Hiro Ayashi.

Sei masih berada di sampingku, menenangkanku seolah semuanya baik-baik saja. Tapi aku tahu semuanya tak baik-baik saja, tak pernah baik-baik saja sejak saat itu Teriakan dan tangisan ibumu terus terputar di otakku, merasa semua ini adalah salahku.

Hiro, jika aku boleh memutar waktu, aku lebih memilih jika aku yang terbaring disana. Namun, apakah kau akan membiarkanku?

Beberapa tahun telah terlewat sejak hari itu, sejak kejadian naas itu. Namun, mengapa semuanya terasa baru terjadi kemarin? Ingatan itu masih terasa segar bersarang di otakku.

Beberapa tahun yang lalu Sei sudah menikah denganku, dan sekarang aku tengah mengandung anak pertamaku. Lucunya, Hiro... kenapa aku begitu merindukanmu?

"I miss you, Hiro." Bisikku pelan.

Terima kasih sudah mengukir senyum dan tangisan di wajahku, Hiro.

I have loved you.

Punctum RemotumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang