Hari ini adalah hari perpisahan. Senang sekali, kami semua telah lulus sekolah. Hari ini, telah kutetapkan satu hal, kalau aku tidak akan bertemu Hiro lagi. Lelaki itu akan pergi jauh melanjutnya studinya ke belanda minggu depan.
"Aiko, ada apa denganmu?" Sei menyadarkan lamunanku. "Aku tahu kau bersedih karena kita semua akan berpisah setelah ini, namun bersenang-senanglah hari ini. Buatlah hari ini menjadi hari yang tak akan kau lupakan seumur hidupmu." Ujar Sei kemudian ia mengacak puncak rambutku.
"Ambil ini," Ucapnya lagi sambil menyodorkan kaleng jus jeruk padaku.
Aku mengambilnya lalu meneguknya. "Sei, aku rasa aku mulai tidak suka jus jeruk." Ujarku hingga membuatnya menggaruk keoalanya.
"heh? kenapa?"
"Karena masam."
"Jawaban macam apa itu?"
"Aku lelah dengan rasa masam."
Sei mencubit pipiku pelan. "Wajahmu saja sudah masam. Jadi sebaiknya kau diam. jangan banyak bicara omong kosong." Sei tersenyum lebar.
Hiro, dulu kau pernah menjadi alasan untukku tersenyum. Tapi nyatanya, hal tersebut hanyalah drama pembuka tangis pilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Punctum Remotum
Teen Fiction"Saat kau telah mengalami fase punctum proxima dalam hidupmu, bersiaplah bertemu dengan sang punctum remotum." Di dalam ilmu optik, dikenal istilah punctum proxima dan punctum remotum yang merupakan titik terdekat dan titik terjauh jarak pandang mat...