3

1.1K 153 6
                                    

"Jaga diri baik-baik nak. Inget, kamu harus pulang dengan keadaan selamat," kata Ibu Zeeran. Malam ini Zeeran akan berangkat ke pulau itu untuk mencari harta karun bersama para teman-temannya.

"Iya bu, Zeeran janji. Zeeran berangakt dulu." Mereka berpelukan sebelum Zeeean pergi. Merasa puas, Zeeran beranjak menghampiri Oniel yang sudah menunggu dan mereka pergi dimana yang menjadi tempat berkumpul sebelum berangkat.

"Apa sudah tidak ada yang tertinggal?" Tanya Oniel di perjalanan ke tempat titik kumpul.

"Sudah. Aku sudah memastikan dengan benar," jawab Zeeran.

"Huh~ jantungku berdegup kencang. Baru pertama kali ini aku akan ke pulau terlarang. Semoga berjalan lancar dan kita bisa cepat pulang," ungkap Oniel.

"Yah. Aku juga baru pertama kali akan ke sana. Aku sudah menyiapkan pisau tajam ini untuk menjaga diri di sana. Aku takut banyak binatang buas," ungkap Zeeran smabil menunjukkan bisau yang dibungkus seperti tempat keris yang terbuat dari kayu tipis, lalu diselipkan di sela sabuknya.

"Aku pun sama. Aku simpan di dalam tas. Aku juga banyak membawa senter untuk pencahayaan di sana. Sudah pasti di sana akan gelap gulita, tak ada cahaya sebab pulau itu sepertinya tak ada penghuni," ungkap Oniel.

"Tapi, jika tidak ada penghuni, mengapa banyak orang yang tidak selama saat ke sana? Sepertinya penghuni pasti ada, suku pedalaman contohnya," pikir Zeeran.

"Hem, betul juga," pikir Oniel.

Benerapa menit kemudian mereka sudah sampai di titik kumpul. Mereka sudah siap di pesisir pantai. Yang akan pergi malam ini ada 8 pemuda yaitu, Zeeran, Oniel, Amir, Delulu, Febrio, Gian, Evan, dan Karan. Gian, Evan dan Karan adalah teman Amir dari desa sebelah yang pertama mengajak Amir untuk pergi. Untuk pergi ke pulau itu mereka mengendarai kapal kayu milik Gian dan akan dinahkodai oleh Gian sendiri.

 Untuk pergi ke pulau itu mereka mengendarai kapal kayu milik Gian dan akan dinahkodai oleh Gian sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kayak gini kira" kapalnya. Dari google.)

"Lebih baik kita berangkat sekarang. Angin darat sedang kencang-kencangnya, kita akan sampai lebih cepat sepertinya," kata Gian.

"Ayolah, kita masuk," imbuh Amir.

Mereka mulai berjalan di air untuk menuju kapal yang sudah di atas air. Gian yang naik terakhir, karna dia harus melepaskan ikatan kapal agar bisa berjalan lalu menghidupkan mesin. Mereka memasuki kabin, duduk di sana. Sedangkan Gian langsung mengambil tempat di balik kemudi. Kapal mulai berjalan menjauhi pesisir. Menembus kegelapan malam hari. Sesekali kapal terasa bergoyang karna ada ombak yang bergelombang.

"Apa akan memakan waktu lama untuk sampai?" Tanya Delulu.

"Kita nikmati saja perjalanan, agar tidak terasa," jawab Amir.

"Apa saja yang kalian bawa di dalam tas?" Tanya Evan memulai pembicaraan agar tidak sepi.

"Aku membawa beberapa roti dan jajanan ringan yang disiapkan emak aku. Biar tidak kelaparan saat di sana," jawab Febrio.

"Apa kalian juga membawa senjata untuk menjaga diri? Kita harus was-was di sana," kata Karan.

"Iya, kita masing-masing sudag membawa," jawab oniel.

"Baguslah, kita harus saling menjaga dan berhati-hati saat di sana nanti," kata Karan.

Pembicaraan terus berlanjut sampai tak terasa sebentar lagi mereka akan sampai di pesisir pantai pulau terlarang. "Sebentar lagi kita sampai, perisapkan apa yang harus disiapkan," kata Gian.

Mereka masing-masing bersiap. Memakai senter kepala dan juga memegang senjata mereka masing-masing. Tak lupa tas mereka yang meskipun terasa berat tetap mereka bawa, karena semua keperluan berada di dalam.

"Kita harus turun, bantu aku menghentikan kapal." Gian lebih dulu keluar mematikan mesin kapal di susul yang lain, ikut turun membantu mengaitkan tampar kapal pada sebuah batang kayu besar yang tertancap di tengah air.

Srek srek srek~

Mereka melewati air beranjak menginjak pasir kering di pulau. Pulau yang sangat gelap, tampak menyeramkan, suara-suara aneh terdengar.

"Seram sekali. Apa kita yakin masuk sekarang? Apa tidak menunggu eaok hari saja? Sepertinya sebentar lagi fajar akan muncul," kata Delulu yang merasa takut.

"Hem, apa tidak menunggu pagi saja? Kita juga harus istirahat bukan? Agar nanti bisa memiliki energi yang banyak dan jalan juga terlihat lebih jelas. Jika sekarang, lihatlah, sangat gelap. Senter juga kurang membantu jika seperti ini apa lagi bahaya bisa saja mengintai," imbuh Zeeran.

"Benar apa kata Zeeran dan Delulu. Kita kembali saja ke kapal. Yang penting kita sudah sampai di sini," setuju Gian.

"Baiklah, bagaimana dengan yang lain? Setuju?" Tanya Oniel. Yang lain menyetujui. Akhirnya mereka kembali memasuki kapal untuk beristirahat. Ada yang tidur ada juga yang memanfaatkan alat pancing yang berada di kapal untuk memancing ikan. Lumayan kalau dapat ikan bisa untuk sarapan.



















Saatnya jalan jalan ke dalam pulau abis ini.

Dah gitu aja maap buat typo.

HARTA KARUN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang