Hari ini hujan turun, tepat seperti ramalan cuaca yang tadi pagi aku dengar di televisi. Salah satu list kencan kami ——Raining Date, adalah list yang nggak bisa di rencanakan dengan pasti karena menyesuaikan cuaca. Tapi sepertinya, hari ini bisa di realisasi. Aku sudah mempersiapkan segalanya dari rumah; jas hujan, payung, bahkan pelindung sepatu. Jadi begitu pulang sekolah, kami bisa sambil main main air sebentar.
"Doyouuuuuung," aku berlari menghampiri Doyoung sambil sengaja melompat lompat pada genangan air.
Laki-laki itu menyerngit sedikit lalu tersenyum. "Hati-hati nanti terpeleset, kalau hujan jalannya jadi licin,"
"Hehe," kekehku sambil meraih tangan Doyoung yang terulur untuk membantuku. Sekarang, aku udah terbiasa banget pegangan tangan dengan Doyoung, rasanya dingin dan basah.
"Terus, raining date-nya ngapain?" tanya Doyoung.
"Nggak tau juga, mungkin kita coba jalan-jalan aja dulu,"
Emang biasanya kita bisa ngapain pas lagi hujan-hujanan? Nggak ada sih. Jadinya aku dan Doyoung memilih untuk jalan pelan-pelan sampai pulang ke rumah. Menikmati hujan yang mereda, menghitung rintik hujan yang jatuh di atas hoodie jas hujanku, melihat daun-daun yang basah di sepanjang jalan dan mengambil siput air yang keluar dari tanaman.
"Jangan di ambil, ihhhh kamu ngapain sih?" kata Doyoung kegelian.
Aku mengerutkan kening, membaca aur wajah Doyoung yang tampak tak nyaman. "Kenapa emangnya?"
"Udah jangan di pegang, letakin lagi,"
Aku sempat diam sebentar, lalu spontan tersenyum jahil. Wajah Doyoung barusan, adalah jenis wajah yang belum pernah ku lihat sebelumnya. Sepertinya dia takut dengan siput.
Aku bangkit berdiri, pura-pura mengarahkan siput ke wajahnya. Tapi reaksi Doyoung sungguh nggak terduga. Dia menjerit geli dan reflek mengibas dedaunan di depanku, yang mana, membuat rintihan air hujan yang tertinggal di daun daun langsung membanjiri wajahku.
"Fufuhhhh," aku memuncratkan kembali air yang tak sengaja masuk ke mulutku, menatap Doyoung kesal.
Dia terkekeh. "Hehe, maaf,"
Maksudku, aku malah semakin ingin mengerjainya. "Rasakan ini Kim Doyoung!"
"Waaaaaaahhhh," Doyoung berlari pelan, hanya seperti syarat untuk menghindari tanganku yang mengarahkan siput ke arah kulitnya.
Nggak ku sangka ternyata dia juga bisa se-ekspresif ini, membuatku tertawa terkikik dengan geluk tubuhnya yang aktif. Dancer seperti dia sih menang banyak, buktinya, seberapa keras usahaku, tetap nggak bisa membuatku mampu mengejarnya. Perbedaan stamina ini sungguh luar biasa.
"Udah dong, kan aku udah minta maaf," kata Doyoung saat kami berdua agak ngos-ngosan.
"Kenapa sih kamu nggak suka siput?" kataku sambil menekan-nekan leher siput air.
"Bukan takut, aku cuma geli. Badannya lembek," kata Doyoung.
Aku tertawa pelan, alasan macam apa itu? Tapi ya sudahlah, aku meletakkan kembali siput di bawah pohon, membiarkan dia menikmati hujan seperti kami. Tapi tak lama mataku menangkap sesuatu yang unik, yang membuatku spontan mengejarnya.
"Kamu nangkap apaan lagi sih?" tanya Doyoung di belakang punggungku, tampak penasaran.
"Ini," kataku sambil berbalik badan, menunjukkan seekor katak yang barusan ku tangkap dengan mudahnya.
"WAAAAAAA," Doyoung menjerit kaget dan mundur beberapa langkah. "Lepasin lepasin!"
"Ih ini tuh lucu, lihat perutnya gembul," kataku sambil menekan perut katak yang bouncy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Phosphenous | Kim Doyoung |✓|
Fanfic"sebuah dunia yang berbeda ketika mataku tertutup," Lee Mihi, seorang fangirl NCT yang suka banget sama Kim Doyoung. Sanking sukanya, dia selalu kepikiran untuk menjadi pacar Doyoung -fangirl related. Suatu hari, Doyoung datang padanya. Akhirnya, mi...