02. Tiba-tiba

42 3 1
                                    

"Doy, tolong ambilin tas Ibu di mobil,"

"Oh, oke. Ayah, itu sepatunya benerin dulu," kata Doyoung, sambil balik lagi ke pintu belakang taxi, sambil nunjuk tali sepatu ayah yang nggak terikat, sambil nentengin buah dari rumah sakit, sambil ikutan misuh-misuh.

Aku memicingkan mata, melihat semua tingkahnya saat ini.

"Ayo Mihi masuk dulu,"

Ibu memapahku masuk ke dalam rumah, padahal aku bisa berjalan sendiri, maksudku, aku kan nggak terluka sampe kayak lumpuh gitu. Cuma yah, karena efek traumatis kemarin, badanku jadi lumayan pegal-pegal.

"Aku lapar," kataku nggak tau diri begitu masuk ke dalam rumah. Tapi beneran loh, aku ini jujur. Makanan di rumah sakit selalu gak enak, rasanya nggak membuatku seperti makan. Makanya begitu sampai di rumah, yang ku pikirkan adalah masakan Ibu.

"Yaudah, Ibu masak dulu yah? Mau makan apa?"

"Apa aja pokoknya harus dari tangan Ibu ya,"

"Aigoooh, anak manja ini," kata Ibuku sambil menepukku pelan, biar begitu, matanya agak berkaca-kaca dengan senyum lebar.

Setelah itu, aku di suruh duduk di ruang keluarga, sedangkan Ibu lanjut masuk ke dapur dan ayah sibuk mengemasi barang-barang.

"Ibu, tadi ada tetangga sebelah yang memberikan ini untuk Mihi," kata Doyoung sambil masuk ke dalam rumah, membawakan semangkuk besar sup ayam gingseng.

Sementara yang lain sedang sibuk sendiri, aku malah menatap televisi yang mati. Orang lain mungkin berpikir kalau aku sedang melamun, tapi sebenarnya, aku ini sedang menyusun keanehan yang terjadi setelah aku bangun dari rumah sakit.

Laki-laki ini, laki-laki yang tengah membawa mangkuk ini, dia ..

Yah, dia Doyoung.

Tapi kenapa?

Kenapa?

Kenapa dia ada di sini?

Kenapa dia seolah-olah memang hidup di sini?

Maksudku, dia kan Idol, anggota NCT 127, biasku, kekasihku, yang ku impikan untuk jadi istrinya suatu hari nanti. Semua orang tau aku tergila-gila dengannya sejak lama. Tapi nggak ada satupun yang mengatakan siapa Doyoung ini padaku.

Maksudku, INI ADA APA SIH?

Aku menyerngit, kepalaku sakit.

Kedatangan Doyoung yang tiba-tiba ini membuat bathinku nggak siap.

Sebenarnya, apa yang telah terjadi saat aku terbaring di rumah sakit?

"Kepalamu sakit lagi?" tanya Doyoung yang tiba-tiba saja udah duduk di sampingku.

Jangan tanya bagaimana reaksiku, karena aku cuma bisa bengong saat wajahnya terlalu dekat dan malah membantuku memijat kepala.

AAAAAAAAAAAAAAAAA.

"A-aku, aku .. ha-haus," kataku salah tingkah.

"Oh oke," Doyoung bangkit berdiri lagi dan menuju dapur.

Kan ..

Sebenarnya yang aneh itu aku, keluarga ini, atau Doyoung itu sendiri?

Setiap kali memikirkan ini, kepalaku selalu saja sakit dan persendianku menjadi ngilu. Saat aku bertanya pada ayah dan ibu, mereka malah cemas dan menganggapku aneh. Terutama ibu, yang reaksinya berlebihan dan malah menangis sambil memanggil dokter. Mereka bertingkah seolah-olah pertanyaanku adalah hal yang salah. Kemudian, dokter menjelaskan, mungkin ada semacam reaksi paska trauma yang membuat sebagian ingatanku hilang.

Phosphenous | Kim Doyoung |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang