16. Nilai Baru

40 3 1
                                    

"Nih, dari ibuku,"

Siwan menatapku bingung. "Ini apaan?"

"Sup rumput laut," kataku sambil menggeser termos makanan semakin dekat dengannya. "Selamat ulangtahun,"

Siwan mengerutkan keningnya, lalu tertawa pelan. "Apa sih? Aku nggak terbiasa loh menerima ini darimu,"

"Jangan di tolak deh, ibuku cerewet banget karena kamu udah baik padaku,"

Siwan mengangguk paham, lalu menerimanya dengan senyum lebar. "Makasih ya, Mihi. Salam untuk ibumu,"

Aku mengangguk pelan, ikut tersenyum juga.

"Siwan! Selamat ulangtahun!"

"Happy birthday, Siwan!"

"Hadiahnya ku traktir makan aja ya?"

Itu suara Ara, Haneul dan Sarang yang sekarang gantian memberikan selamat di meja Siwan. Orang tenar memang beda ya, dia bahkan punya beberapa hadiah di mejanya. Bukan hadiah besar sih, tapi lumayan banyak.

Tak lama bel sekolah berbunyi, juga membuat siswa-siswa yang grasa grusu segera kembali ke meja masing-masing.

"Wew, aku nggak nyangka ibumu seperhatian itu sampai memberikannya sup rumput laut. Jangan-jangan dia mau membuat Siwan menjadi menantumu?" goda Ara dengan alis naik turun.

"Jangan mikir yang aneh-aneh deh," kataku.

"Bukannya kamu naksir Siwan?" tanya Ara sambil menoleh ke belakang, kembali melihat Siwan yang sedang memasukkan hadiah di atas meja ke dalam laci. "Harusnya kamu seneng dong kalau ibumu perhatian padanya?"

Aku memutar bolamata. "Plis deh, dia itu udah menolongku yang hampir di tipu  sampai dia hajar dan babak belur. Jadi wajar kan kalau ibuku perhatian sama dia? Ini tuh sebagai ucapan terimakasih," kataku sambil menghela napas. "Kalau soal naksir sih .." aku ikut menatap Siwan di belakang. "Emangnya ada orang yang bakalan gak naksir dia?"

Ara terkikik. "Nggak ada sih kayaknya, dia cowok terbaik di kelas kita,"

Aku mengangguk maklum, lalu angkat bahu. Well, itu bukan perasaan yang berat. Lagipula semua orang punya kadar suka yang berbeda-beda.

Lee Siwan, teman sekelasku, adalah cokiber. Kalian tau istilah itu gak? Cowok kita bersama. Atau mungkin lebih di kenal sebagai social butterfly nya kelas ini. Poin utamanya bukan karena dia ganteng, tapi karena dia baik hati dan juga rapi. Dia orang yang periang dan suka menolong orang lain. Makanya, ada banyak orang yang suka mengelilinginya.

Siwan adalah definisi orang yang nggak punya haters.

"Biar begitu, aku nggak bisa naksir dia terlalu banyak karena perasaanku habis untuk mencintai Doyoung, umumumu," kataku langsung mengibaskan rambut dan menatap photocard Doyoung yang selalu ku bawa kemana-mana. "Mana mungkin aku punya waktu menyukai orang lain, aku kan sedang berusaha menjadi istrinya!"

"HALU!! Bukannya Idolamu bilang, jadi fans itu jangan halu!" Kata Ara frontal.

"Heh! Di dunia ini nggak ada yang gak mungkin! Siapa tau semesta mengabulkan permohonanku! Yang penting aku siap-siap aja dulu!" Kataku nggak mau kalah.

"Ah bodo ah. Aku juga punya urusanku sendiri. Ya kan, Taeyong?" Sekarang giliran Ara yang mencium-cium photocard Taeyong miliknya.

"HALU!" kataku membalas Ara.

"Biarin. Aku ini forever Taeyong! Kamu tuh yang halu, segala pake ngaku-ngaku tunangan Doyoung segala,"

"Biarin bweee bweee,"

"Kalian udahan deh, semua orang nanti jadi ngeh kalau kalian berdua halu!" kata Haneul yang tiba-tiba menoleh kesal karena kebisingan kami.

Aku dan Ara kompak memukul Haneul.

Phosphenous | Kim Doyoung |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang