Tuk
Tuk
Dua buah cangkir berisi teh hangat diletakkan oleh seseorang di atas meja kaca.
Duarr!! Duarr!!
Shaaa
Kilatan petir disertai suara guntur turut meramaikan hujan pada malam itu.
"Silahkan diminum, kak."
Gadis yang meletakkan dua cangkir teh tersebut mempersilahkan dua gadis di hadapannya untuk minum.
"Terima kasih banyak karena sudah mau menjamu kami. Ketika hujan sudah redah kami akan melanjutkan perjalanan kami."
Salah seorang gadis dari 2 orang gadis berterima kasih kepada gadis yang ada di hadapannya.
Rambut hitam yang panjangnya tak seberapa, warna kulit yang sedikit gelap, netra coklat serta pipi yang chubby.
Tidak salah lagi dia adalah...DELILA KAHITNA!
Gabriel tak menyangka akan dipertemukan dengan protagonis utama karena terjebak hujan yang deras. Apalagi..sekarang protagonis utama bertemu dengan antagonis utama.
Plotwist macam apa ini..?!
Gabriel hanya bisa memperlihatkan senyum terbaiknya di hadapan Delila. Sementara Luna...dengan tatapan horrornya.
Kenapa kamu lempar senyuman seperti itu kepada bocah di depan kita?!
Terlebih lagi..mereka tengah berada di rumah sederhana milik Delila.
Delila sendiri hanya bersikap ramah dan membalas senyum Gabriel. Tetapi dalam hatinya...
Kakak yang bernama Gabriel itu secerah mentari...sedangkan kakak yang bernama Luna itu...
Delila melirik ke arah Luna yang sedari tadi memperlihatkan raut wajah kesalnya kepada Gabriel.
...sesuram malam hari yang nyelekit..
Mereka bagaikan siang dan malam.
"Ehem, Delila, bolehkah aku bertanya sedikit?"
Gabriel akhirnya membuka suara.
"Ehh kak Gabriel ingin menanyakan apa?"
Delila sedikit merasa gelisah karena sekarang gadis yang duduk di samping Gabriel malah menatap tajam ke arahnya.
"Delila bersekolah dimana?"
"Aku bersekolah di SMP Karterya. Sudah selesai dengan ujian nasional, sisa mengambil ijazah saja."
Perasaan Gabrielku hanya menanyakan tempat sekolahnya ' -'.
Suara hati Luna yang sedang kesal. Sementara Gabriel cukup puas dengan jawaban Delila yang malah lengkap.
"Begitu ya, kamu rencananya mau lanjut SMA dimana?"
Ini dia jawaban yang kutunggu-tunggu. Aku harus memastikan apakah Delila akan tetap masuk di sekolah yang sama atau berubah pikiran karena alur yang agak melenceng.
"Hmm aku pengen lanjut di SMA Ederya..sekolahku udah urus tentang beasiswanya. Kuharap aku bisa lolos. Lewat jalur prestasi tanpa perlu ikut tes lagi."
Soalnya aku males banget kalau mau ikut tes lagi ,-,.
"SMA Ederya? Kebetulan sekali kami berdua bersekolah disana!"
Mendengar tanggapan Gabriel membuat Luna menatap tajam ke arahnya. Sementara Delila terkejut tak menyangka jika ia bertemu dengan warga SMA Ederya.
Gabriel!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration: Hi, Luna!
RandomIni aku, Kallen. Aku hanya seorang mahasiswi biasa pada universitas daerah. Hobiku adalah membaca sebuah novel. Ada sebuah novel yang akhir-akhir ini membuatku kesal. Cursed: When Protagonist Come. Novel itu menceritakan tentang kisah seorang peme...