Bab 6

1.6K 161 18
                                    

"Apa karena sudah lelah kamu melampiaskannya kepada Gabriel?"

Entah mengapa..rasanya aku ingin membunuh laki-laki di depanku ini. Carlos--bukan Kolor sialan!

"Ya, aku sudah lelah dengan kepura-puraan ini.."

Eh?

Aku menatap Luna dengan tatapan tak percaya.

Apa maksudnya itu?

"Hahaha.." tawa Carlos yang terdengar kecil.

"Sudah kuduga..betapa menyedihkannya dirimu, Gabriel Anastasya. Gadis yang menjijikkan."

Apa yang barusan ia katakan? Itu bohong kan?!

Hampa.

"Lu-Luna.."

Aku merasa hampa ketika Luna melepaskan pegangan tanganku. Ia terlihat melangkah ke depan. Aku merasa ia sangat jauh, tak dapat kujangkau.

Apa semua ini hanya ilusi semata?

Ilusi kah?

Aku terlalu mendambakan karakter Laluna Erlangga..

Kalau begitu...dari lubuk hatiku yang paling dalam.

Dewa maupun Dewi..tolong kembalikam aku ke realita yang sebenarnya!!

Bug!

"A-a-a-apa..yang kaau la-ku-kan--Luna!!"

Loh? Apa aku sudah dikembalikan? Tapi kok lantainya masih sama?

Aku perlahan kembali dari posisi tertundukku. Dan melihat sesuatu yang mengejutkan. Carlos..ia terlihat seperti sedang menahan rasa sakit.

Dan..Luna..

Tap

Ia berhenti tepat di hadapanku. Membelakangi Carlos yang masih menahan diri.

"Sudah kuduga..aku tak akan pernah bisa menahan diriku setelah hari itu.."

Ia meletakkan kedua tangannya di kedua sisi pipiku. Lalu menunduk dan mencium bibirku.

Chu~

Tepat di lorong sekolah, di depan banyak murid. Ciuman yang lembut dan penuh cinta ini..

"Hh..Luna.."

Aku menatap wajahnya yang masih tersisa beberapa senti dari wajahku.

"Sudah kuduga..harusnya aku sudah mengikatmu sedari dulu denganku..hahaha..Gabriel..apa kamu benar-benar melupakanku?"

..eh..?

Sebenarnya..aku sama sekali tidak diberikan ingatan masa kecil Gabriel. Mulai dari umur 13 tahun. Hanya itu ingatan yang ada.

"Laluna Erlangga! Gabriel Anastasya! Ikut Saya ke ruang BK!"

O-ow

Dalam ruang BK. Aku jelas-jelas merasa tegang. Apalagi saat ini bukan hanya ada aku saja, Luna dan ayahnya pun juga sudah ada bersama pak botak.

"Jadi..masalah apalagi yang anak Saya lakukan?"

Raut wajah ayahnya Luna itu, benar-benar terlihat datar.

"Hem! Jadi begini pak, anak Anda ini baru saja tertangkap basah melakukan hal yang tak terpuji di sekolah." jelas si pak botak membuat ayahnya Luna terlihat berpikir.

"Jadi...selama anak Saya tidak ketahuan melakukannya, maka itu tidak akan menjadi masalah, bukan?"

Heh?! Kupikir dia akan marah dan langsung membawa Luna menjauh ke luar negeri!

Transmigration: Hi, Luna!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang