Dua keputusan [sudah direvisi]

19 11 0
                                    

Disela-sela kegiatan latihan mereka kerapkali bercanda satu sama lain, Mahesta masih muda jadi mereka tidak segan terhadapnya, malahan sudah seperti teman sebaya, Mahesta seringkali terninstakan oleh murid-muridnya itu.

"Ada satu kejadian lucu menurut gue" ucap coach Mahes.

Kini mereka memang tengah istirahat dan ada saja kejadian lucu dan saling bercanda satu sama lain
.

"Kemarin kan jadi wasit nih di lapangan sebelah, ada cewek ngelihatin gue terus, sampai pertandingan selesai, dia juga senyum ke gue terus gue senyum balik, pas pertandingan selesai gue mencoba ngedeket dong" Jelas mahesta.

Yang lainnya mendengarkan cerita pelatihnya itu dengan baik, sampai-sampai Abim melongo dibuatnya.

"Gue ngulurin tangan duluan tuh ke dia, yang enggak gue ekspect dia balesnya kayak gini coi" ucap mahesta seraya memperagakan gaya tangan terlipat.

Sontak yang lainnya tertawa terbahak-bahak mendengar cerita dari pelatihnya itu.

"Kocak banget si kak!"seru disti ia tertawa terbahak-bahak

"Kasian banget coach tersayang gue"ucap satria mendramatisir

"Yaahaha ditolakk!" seru Abim dengan tawa yang menggelegar.

"Lagian dengan pede nya ngajak kenalan"

Mahesta pun ikut tertawa.

"Dia ngelihat ke gue sambil senyum ada berapa kali, gue penasaran lah makanya coba ngajak kenalan, mau gue baperin malah gue yang kena" tutur Mahesta.

"Makanya kak, jangan penasaran doang" ucap Zidni.

"Cowok mah gitu guys, penasaran doang" ucap Disti

"Kecuali cowok gue" ucap Naura.

"Hastag suka-suka kang bucin" ucap Zidni

"Ladies five ngajak spar nih, terima nggak?" tanya Sania pada para cewek-cewek.

"Gass"

"Boleh-boleh" ucap Disti.

"Di GOR biasa kan?" tanya Naura.

"Iyaa, jam dua pada bisa?"ucap sania

Mereka mengangguk.

"Gue nyusul yee" ucap Prima.

"Mau kemana dulu lo?"tanya zidni

"Biasalah orang penting" jawab Prima

"Sibuknya ngalahin DPR nih bocah" ucap Disti

Prima tersenyum menyebalkan menanggapi itu.

"Abis dari mana tuh orang, Nau?" tanya Satria Ketika melihat Nathan diluar lapangan yang sedang membuka helm.

"Ada urusan sama papa nya" balas Naura.

"On time banget bang Nathan, patut ditiru nih" cibir Rifki ketika Nathan berjalan kedalam lapangan.

"Sesat ajaran lo mah"

Nathan terkekeh mendengar cibiran temannya itu "gue udah izin sama bang Nahes" ucapnya pada Rifki, ia berjalan kearah Mahesta untuk bersalaman.

"Ini nih yang sibuknya ngalahin DPR, kata Disti loh ya" ucap Mahesta.

"Udah mau pulang ya bang?"tanya Nathan.

"Iya udah jam lima lebih" balasnya.

Nathan mengangguk saja.

"Oke guys, kumpul sini" seru Mahesta kepada murid-muridnya, supaya mereka duduk didepannya.

Dreams, Love, And Football [Open PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang