Hari ini tanggal 13 Januari 2023, yaitu hari di mana aku harus menghadiri Beauty Class and Talk with Wardah yang diselenggarakan oleh anak-anak kelas A dalam mata kuliah Event Planner yang sebelumnya aku sudah mendaftar dan berjanji kepada Dini bahwa aku akan datang. Namun, aku hanya akan mengikuti Beauty Talk saja karena untuk mengikuti Beauty Class-nya harus membayar seratus ribu. Lagipula, aku tidak memakai make up.
Event Planner adalah salah satu mata kuliah di prodi Ilmu Komunikasi yang mengajarkan hal-hal dalam merencanakan sebuah event sampai menyelenggarakannya. Dosen mata kuliah tersebut memberikan tugas atau bisa juga disebut challenge kepada para mahasiswa untuk menyelenggarakan sebuah event sebagai tugas akhir pada mata kuliahnya.
Awalnya satu kelas ingin membuat event bersama-sama. Namun, dengan berbagai pertimbangan, akhirnya dibagilah menjadi 2 kelas. Aku mendapat bagian kelas B, sedangkan Dini kelas A.
Di posternya tertulis acaranya akan dimulai pukul setengah 9 pagi. Jadi, aku berangkat dari kos sekitar pukul 8 kurang 10 menit. Jarak dari kos ke kampus hanya 2 km. Bila pergi ke kos Dini, aku akan selalu melewati kampus.
Sesampainya di kampus, aku tidak langsung pergi ke tempat acara diselenggarakan. Aku berhenti di Koperasi Kampus atau disingkat Koppus, lalu duduk di salah satu kursi yang tersedia di depan Koppus. Aku menunggu Murni--teman seprodiku yang berasal dari Bima. Kami baru bertemu di semester 5 ini.
Kebanyakan aku baru bertemu dengan teman-teman seprodiku di semester 5. Yang benar-benar dekat denganku sejak menjadi mahasiswa baru melalui chat yang tidak perlu merasa canggung lagi, bisa dihitung dengan jari. Untuk teman yang seperti Murni, aku pernah beberapa kali satu kelompok dengannya. Namun, selama masih online itu, kami hanya sekadar partner kelompok. Ketika sudah kuliah offline, barulah kami mulai dekat--meskipun tidak begitu dekat--setelah bertemu secara langsung.
Sherena :
Aku udah di koppus.Murni :
Bentar, Sher
Dikit lagi aku nyampeSherena :
Oke, pelan-pelan aja.Sebenarnya, kos Murni tidak bisa dibilang dekat denganku. Jaraknya kurang lebih sekitar 1 km dari kosku. Namun, karena waktu itu aku menjadi saksi pendengar kabar abangnya Murni kecelakaan darinya, jadi saat ini Murni datang dari rumah sakit di mana abangnya dirawat. Dia menaiki BRT karena kami sama-sama tidak memiliki motor, yang perkiraan sampai ke kampus kurang lebih sekitar 30 menit.
Abangnya Murni juga berkuliah di Yogyakarta. Namun, berbeda universitas.
"Sher."
"Eh?" Aku sedikit terkejut, lalu menoleh ke sumber suara. "Astaga, bikin kaget aja."
Murni mengambil duduk di depanku. "Acaranya belum mulai?"
"Belum. Di grup katanya diundur jam sembilan," jawabku.
"Ah, tau gitu aku gak buru-buru ke sini."
"Kamu udah makan?"
"Belum."
"Makan dulu, yuk. Masih ada waktu," ajakku.
Murni setuju. Akhirnya, kami berdua masuk ke dalam Koppus dan membeli sesuatu yang bisa kami makan. Lalu, kembali duduk di tempat semula.
Murni membeli bakso bakar yang sudah jadi dan juga risoles. Sedangkan aku seperti biasa akan selalu membeli donat yang satunya topping keju dan yang satunya topping cokelat kacang keju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like We Just Met
Teen Fiction⚠️ Jangan memplagiat ceritaku.. Sudah kuperingatkan dengan baik-baik, ya :) -------------------- Baru di semester 5 merasakan kuliah offline dan baru 4 bulan menjadi anak rantau, Sherena lolos program Teaching in School angkatan 6 setelah iseng mend...