7.

5K 541 60
                                    

Kelas masih berlanjut dan sebelum kelas kedua berakhir, Keandre masih harus berdiri di depan kelas dengan satu kaki terangkat kearah belakang dan dua tangan yang memegang kupingnya.

Itu adalah hukuman yang terbilang ringan untuk Keandre, biasanya jika Keandre membuat masalah di sekolah. Orangtua Keandre akan disuruh untuk datang ke sekolah.

Dan apa yang terjadi pada anak itu?

Benar Keandre akan mendapatkan sebuah tamparan dari sang ayah, selepas itu Keandre akan di seret masuk kedalam mobil lalu hukuman mengerikan akan menantinya di rumah.

Sepertinya Shawn memohon untuk tak memberitahu hal ini pada orangtuanya. Guru disekolah pun sepertinya tidak mau membuat keributan seperti hari-hari sebelumnya mereka tidak mau kembali menonton kekerasan secara langsung pada anak-anak, Karena guru disekolah ini tidak bisa berkutik sedikitpun dihadapan ayah si kembar keluarga Shanley.

Aku merasa bersalah karena membuat ayah Shawn memiliki sikap pilih kasih pada anaknya hanya untuk membentuk sifat kejam Keandre.

Suara bell pelajaran kedua berakhir terdengar, Grace tersentak dari pikirannya dan mulai menyimpan perlengkapan menulisnya kedalam tas.

Shawn berbalik kebelakang.“Grace, ayo kita makan  bersama-sama,” katanya sambil mengeluarkan dua wadah bekal makan siangnya.

Grace menggeleng pelan, “Maaf Shawn, sepertinya hari ini aku tidak bisa makan dengan mu. Aku harus pergi ke ruang kesehatan dan makan disana bersama dengan Reyna.” ucapnya tak enak.

Shawn menundukkan kepalanya murung namun tak lama kemudian dia berucap,“Kalau begitu apa aku dan saudaraku boleh ikut, kakakku bilang dia ingin meminta maaf kepada Felix.”

“Siapa yang ingin meminta maaf pada raja drama itu!” sahut Keandre yang baru saja selesai dari hukumannya. Mata violet anak lelaki itu berkilat tajam, “Aku ti– hmpp.”

Ucapannya terpotong oleh tangan Ella yang menutup bibir Keandre. “Jangan pedulikan ucapan anak ini, ayo kita pergi kesana.” kata Ella lalu dengan wajah lempengnya Ella menyeret Keandre keluar kelas.

Grace tertawa geli melihat hal tersebut. Yah, beginilah rutinitas sehari-hari si duo kembar itu, sampai Grace tersentak kaget saat Shawn menggenggam tangannya.

“Aku membawa bekal makanan ini khusus untuk Grace.” Shawn tersenyum manis sambil melepaskan tangannya dan memberikan satu bekal makan siang berwarna putih, “Ayo kita pergi,” katanya.

Grace mengangguk setelahnya dia mengambil tas bekal makan siang milik Reyna, Felix dan juga miliknya,  dia lalu melangkah pergi dari ruang kelas.

Disela langkahnya Grace membatin pasrah, aku jadi punya dua kotak bekal makan siang sekarang.

Disamping itu selepas kepergian Grace, seorang anak lelaki yang sejak awal pembelajaran menelungkupkan kepalanya  diatas meja mendogak, dia lantas bertopang dagu menatap lekat kepergian Grace dengan senyuman miring.

“Demon. Ayo keluar kita kalahkan anak-anak kelas sebelah dengan permainan bola kita yang hebat, aku juga sejak lama ingin memamerkan kemampuan hebat mu, beruntungnya tahun ini kau tidak mau masuk kelas unggulan jika tidak aku tidak akan bisa memamerkan teman baikku ini. ” kata anak lelaki bersurai putih berbicara panjang lebar pada anak lelaki yang tadi tersenyum miring.

Demon Earl Amel, anak lelaki berambut hitam dengan netra merah darahnya hanya mengangguk malas dan berjalan keluar mengikuti sang teman.

***

“Reyna,” panggil Grace setelah membuka daun pintu ruang kesehatan.

Reyna menoleh dan tersenyum pada Grace namun senyumannya perlahan memudar saat melihat Keandre  di belakang Grace.

Entangled by the main character Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang