14 Animals

4.2K 510 54
                                    


“Grace!”

Sekujur tubuh Grace tiba-tiba  gemetar mendengar panggilan dari orang yang memainkan pisau buah di samping kasur tidurnya,  Grace menyesal tak menahan kepergian ayahnya. Dia ingin keluar dari kamarnya, dia tidak ingin berada di dalam ruangan yang sama dengan orang gila yang bahkan kapan saja bisa membunuhnya.

“Grace apa saat ini  kau sedang mengabaikan ku?”

Grace mengigit sudut bibirnya tatkala tiba-tiba saja Felix mengarahkan pisau kecil pada pipinya. Namun meskipun takut matanya tak bisa untuk tidak melotot tajam pada orang yang penuh dengan sandiwara di sampingnya.

“Apa kau begitu penting untuk aku tanggapi,” kata Grace malas seraya menepis kasar tangan Felix yang mengarahkan pisau padanya.

Sedangkan Felix hanya membalas dengan senyuman manis di bibirnya.

Felix berkata, “ Kau... cukup berani.” dia menarik tangan Grace dan mengecupnya singkat, “Namun Grace keberanian mu tidak cukup untuk membuat mu menang dariku mulai dari sekarang kau akan terus dalam pengawasan ku , jadi... berhati-hatilah,” sambungnya  sebelum kembali menegakkan tubuhnya pada sandaran kursi kayu.

Mendengar ucapan Felix, Grace mengepalkan tangannya. Mengapa Felix harus datang kembali dalam hidupnya? Mengapa Felix  tidak melepaskannya, Grace tak berbuat salah apapun pada Felix, dia tidak berhutang apapun pada Felix. Tapi mengapa Felix terus saja menganggu kehidupannya.

Dasar lelaki brengsek!   Melirik Felix di sampingnya Grace tiba-tiba teringat dengan apa yang Felix perbuat padanya malam itu, lalu tanpa aba-aba Grace menonjok Felix hingga sudut bibirnya berdarah.  Anggap saja itu sebagai balasan karena sudah membenturkan kepalanya.

Bugh!!!

“Jika kau kira aku tidak akan melawan seperti dulu kau salah, menang atau tidaknya diriku itu akan di putuskan nanti, kau harus ingat ini Felix aku tidak akan tunduk lagi padamu. Persetan dengan gelar mu sebagai tuan muda keluarga Grady di mataku kau hanyalah binatang buas liar yang tidak punya akal!!”

Grace menarik napas lega setelah berhasil mengeluarkan seluruh unek-unek dalam hatinya pada Felix, semula Grace terdiam lama ketika melihat tak ada respon apapun dari Felix yang sejak tadi terus menundukkan kepalanya.

Ada apa dengan orang gila ini?  Dalam hati Grace bertanya-tanya seraya terus memperhatikan Felix.

Pffttt ahahahhahaha....”

Mata Grace mendelik tajam kearah Felix sebelum memilih menggeser posisi tubuhnya, orang gila di sampingnya tidak pernah bisa Grace prediksi.

Apa dia sudah gila? Tidak Felix memang sudah gila sedari awal.  Grace membatin miris.

Di sisi lain Felix mulai menghentikan tawanya dia lalu menatap Grace seraya mengusap darah di sudut bibirnya, dia  kemudian menyeringai.  Felix menganggap ini adalah tantangan perang terbuka dari Grace, tentunya Felix tak akan melewatkan kesempatan dimana dia bisa mengendalikan kehidupan gadis pembangkangan ini.

“Grace apa sekarang kau sedang menantang ku?”

“Iya!” jawab Grace, “ Tidak semua hal di dunia ini bisa kau miliki, Felix. ”

Felix tersenyum tipis dan menjawab dengan santai, “Dialog klasik.” dia lalu berdiri dan mencondongkan tubuhnya pada Grace, “ Seharusnya kau sudah tahu Grace aku orang yang buruk dan orang yang buruk selalu memiliki banyak cara yang buruk untuk mendapatkan apa yang dia mau.”

Grace menahan napas sedikit lama ketika merasakan hembusan nafas Felix di telinganya. Dia baru saja akan mendorong tubuh Felix ketika lelaki itu tiba-tiba saja beranjak berdiri seraya tersenyum manis padanya.

Entangled by the main character Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang