10

3.5K 500 39
                                    

Sudah siap dengan time skip mereka, oke ini adalah chapter terakhir masa kecil Felix dan Grace, sampai jumpa di versi dewasa mereka.




Malam itu Grace baru saja pulang dari kediaman keluarga Shanley setelah pesta ulang tahun ketiga anak kembar itu selesai.

“Grace segera pergi ke kamar mu.”

Grace menoleh dan bertanya saat melihat ayahnya akan kembali masuk kedalam mobil, “Ayah ingin pergi kemana malam-malam seperti ini?”

Raut wajah Zion sempat menegang namun dengan cepat dia mengubah ekspresi wajahnya.

“Hanya pergi membeli cemilan kamu yang sudah habis.”

Grace mengangguk mengerti, memang kebetulan camilan yang selalu dia makan untuk menemaninya belajar telah habis.

“Kalau begitu ayah  tolong beli juga  susu kotak rasa vanilla yang banyak.”

Zion tersenyum lembut, “Ya, apapun yang putri ayah inginkan ayah akan belikan.”

“Terimakasih ayah.”

Setelah melambaikan tangan pada ayahnya, Grace berlari masuk kedalam pintu gerbang kediaman Grady. Sedangkan Zion untuk waktu yang cukup lama menatap rumit pintu gerbang mansion itu.

“Sepertinya kita benar-benar harus pergi Grace,” gumamnya pelan sebelum masuk kedalam mobil dan mengendarai mobilnya menjauhi mansion keluarga Grady.

Di sisi lain Grace melangkah menelusuri lorong menuju kamarnya dengan suasana hati yang cukup senang, sampai-sampai dia tanpa sadar bersenandung kecil.

“Sepertinya kau bersenang-senang dengan mereka, Grace ?”

Mata Grace melotot saat dia hampir saja menabrak tubuh Felix yang tiba-tiba muncul dari sisi kiri lorong.

Grace melangkah mundur dan berucap gugup, “Tu- tuan muda? Anda kenapa bisa ada disini??” kenapa malam-malam seperti ini Felix berkeliaran di gedung tempat para pelayan tidur?

Felix menyeringai dan mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan,  “Kenapa? Apa sebagai calon kepala keluarga Grady berikutnya, aku tidak boleh datang ke tempat ini?”

“Tidak! bukan begitu,” kata Grace kelabakan, “Saya hanya tidak mengira bahwa anda akan datang ke tempat ini pada malam hari.”

Felix mendengus dan kembali menegangkan tubuhnya, “Aku datang karena seseorang yang seharusnya memberiku susu kotak menghilang tanpa kabar, aku pikir dia sudah mati namun sepertinya dia baik-baik saja, ah bukan hanya sekedar baik dia bahkan terlihat sangat bahagia setelah pulang dari pesta larut malam seperti ini.”

Entah perasaan Grace saja atau memang Felix sedang cemburu saat ini. Namun daripada hubungannya meregang dan berakhir dengan nyawanya sebagai taruhan lebih baik Grace mengalah dan meminta maaf.

“Maaf karena membuat anda menunggu,” lalu tanpa persetujuan sang empunya. Grace menarik tangan Felix membawanya menuju kamarnya, “Susu kotaknya ada di kamar saya, saya akan segera memberikannya pada anda dan lain kali saya pasti tidak akan lupa untuk memberikannya.”

“Jika kau lupa lagi, tidak akan pernah ada kata lain kali lagi untukmu, ” kata Felix dingin namun meskipun begitu Felix dengan patuh mengikuti Grace.

“Ya, ya, saya jamin tidak akan ada lain kali lagi.  Saya pasti akan memberikannya tepat waktu, di sekolah pada pagi hari dan siang hari, jika itu di rumah pada sore dan malam hari di waktu jam istirahat les privat anda,” jawab Grace yang membuat sudut bibir Felix terangkat.

***

Tak terasa  dua bulan berlalu begitu cepat selama itu Grace merasa hubungannya dengan Felix belum bisa dikatakan baik.

Entangled by the main character Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang