9

4.1K 497 22
                                    

Hari ini adalah hari pertama Grace memulai rencana penaklukannya pada Felix namun seperti yang sudah Grace duga, baru satu hari saja Grace sudah banyak menerima perlakuan menyebalkan dari Felix yang membuat kesabaran Grace diuji.

“Grace, sepatu ku belum selesai dibersihkan, loh.” Felix kemudian menjauhkan sepatunya dari tangan Grace, “Kau sedang memikirkan hal apa? sampai kau melupakan tuan muda yang sedang kau layani.”

Mendengar nada rendah dari anak yang berdiri dihadapannya, Grace membuang napas keras, kemudian dia berkata dengan nada ramah, “Tentu saja saya selalu memikirkan ketampanan tuan muda, sampai-sampai saya melamun dan mengabaikan pekerjaan saya.”

Satu alis Felix terangkat, “Benarkah?”  tanyanya seraya mengulas senyuman.

Grace tersenyum manis lalu menjawab cepat, “Ya, tuan muda.” sebenarnya yang aku pikirkan adalah sifat mu yang melebihi setan!!!

Felix sudah menghilangkan senyumannya sedari tadi, anak muda itu tanpa kata berjongkok di hadapan Grace dan menatap lekat mata emerald gadis itu. Dia meraih kasar pergelangan tangan Grace lalu menekannya dengan kuat.

Apa kau berniat menarik simpati ku, Grace?” tanya Felix dengan nada dingin, namun tak lama kemudian ekspresi dingin di wajah Felix berubah, Felix tersenyum ramah lalu berucap, “Aku penasaran apa yang membuatmu berubah. Ah, apa itu karena kau semakin takut padaku?”

Felix bertepuk tangan satu kali sebelum beranjak bangun, “Lanjutkan usaha mu untuk membuat ku benar-benar terkesan, tentunya jangan terus melarikan diri dariku karena jika aku sudah muak dengan sikap mu itu kemungkinan terburuknya kau....”

Anak lelaki itu tak melanjutkan ucapannya sebaliknya dia malah mengarahkan satu jari tangannya pada lehernya dengan gerakan memotong, sesudahnya Felix melenggang pergi meninggalkan Grace yang kini sedang menahan makian di ujung lidahnya.

Sedari kecil Felix menyukai sesuatu yang berbeda dan Grace memiliki apa yang menurut Felix tidak orang lain punya, itu adalah sesuatu yang membuat Felix terus-menerus berbalik tanpa berpaling, sesuatu yang membuat Felix yang sebelumnya enggan memahami perasaan kasih sayang antara manusia mulai mempelajari hal itu secara serius.

Felix menyadarinya sejak dia berusia 5 tahun, jika bukan karena didikan ibunya Felix tidak yakin bahwa dia bisa bersikap normal seperti anak-anak pada umumnya.

Di mata Felix wajah orang-orang kecuali ibunya tampak buram, mereka seperti hama yang tak pantas hidup. Terkadang dalam hati Felix sangat ingin membunuh manusia maupun hewan yang dia temui, namun ketika mengigat perkataan ibunya yang selalu mengajarkannya untuk tak berbuat hal buruk membuat Felix menahan diri, ibunya kerap mengajarkannya bagaimana caranya bersimpati pada mahluk hidup dan bagaimana caranya bersikap baik pada manusia dan hewan. Felix tahu ibunya tidaklah bodoh seperti yang ayahnya duga, ibunya adalah orang yang pertama tahu dia berbeda dari Reyna dan anak-anak di sekitarnya. Oleh karena itu ibunya banyak mengajarkan perbuatan yang baik padanya.

Namun Felix tahu seberapa keras usaha ibunya mengajarkan hal-hal baik padanya, semua hal itu hanya bisa Felix lakukan di permukaan sedangkan di belakangnya Felix selalu berbuat hal kotor yang mungkin tak bisa ibunya bayangkan. Felix tidak sepenuhnya memahami perasaan manusia, dia hidup dengan meniru orang baik disekitarnya. Meniru setiap perbuatan baik maupun ekspresi ramah mereka ketika berbicara pada manusia lainnya.

Dalam hidupnya Felix tidak ingin mengecewakan ibunya dan hanya itu satu-satunya alasan Felix menahan perilaku abnormalnya.

“Grace saat aku menatap matamu, aku menemukan sesuatu yang menarik. Sepasang mata  mu yang berlinang air mata maupun mata mu yang berbinar indah ketika senang, semua hal itu adalah sesuatu yang anehnya membuat ku menahan keinginan ku untuk membunuh mu,” gumamnya.

Entangled by the main character Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang