17;akhir dari segalanya (END)

150 16 0
                                    


“Tidak mungkin aku punya anak perempuan dengan wanita gila itu! Tidak mungkin!”

Kelsen terbangun dari pingsannya karena suara-suara Warren yang menggema di bunker ini. Pria itu tengah memunggunginya, berlutut di lantai, dan sibuk meremas rambut, sementara dia mengerang kesakitan. Bagaimanapun, hantaman keras tadi tidak bisa dianggap remeh.

“Julia, maaf, Julia. Ah, tidak! Anak itu pasti berbohong! Wanita gila itu juga pasti berbohong! Aku hanya mencintaimu, Julia.”

Kelsen tiba-tiba berdesis, “Ya. Kau memang punya dua anak, Keparat—AKH!”

Warren, yang tidak terima, berbalik dan berlari menuju Kelsen. Cukup cepat, tanpa aba-aba, juga dengan emosi tersulut. Dia mencekik leher Kelsen tanpa ampun, bahkan ketika badan itu sudah meronta ke sana kemari.

“Dasar pembohong! Kau tidak tahu apa-apa, Anak Sialan! Yevette itu temanmu, bukan anakku!”

BRAK!

Pintu bunker terbuka, tapi Kelsen melemas dalam sekejap.

“Kelsen!” pekik Cath diiringi tangisan. Dia ditemani Chaz dan Wilona menghampiri Kelsen yang sudah terkulai kembali tak sadarkan diri. “Panggilkan Ambulance!”

Sementara, Mike, Carter, dan Dean, serta beberapa polisi lain segera meringkus Warren.

“Oh, Sabine. Did you finally broke your promise?” tanya Warren saat matanya bertemu dengan mata sayu Sabine. Namun, Shoan segera memeluk gadis itu dan membawanya menjauh dari kerumunan. “Hai, Mike. Hai, para perundung. You won this game, uh?”

Jack, Tiff, Kinn, Yina, Seth, Aaron, Jessy, dan Helga terdiam, sedangkan Mike hanya menepuk bahu Warren.

“Kenapa kau sampai sebegininya, Warren? Kelsen tetap anak kandungmu.”

Warren menoleh ke tuturan Mike, “Thanks sudah menjadikannya Kelsen yang berdarah keluarga Mahler. Dia jauh lebih baik dari pada berdarah Smith.” Kemudian, seusai kedua tangannya diborgol, dia menetapkan tatapan di kedua mata Helga, baru menunjuk Yevette—yang tidak bergabung dengan teman-temannya mengerubungi Kelsen—dengan dagu, “Dia anakku? Anak kita?”

Tentu saja semua yang ada di sana jadi terkejut. Sebenarnya, sudah sejak mereka menguping di luar bunker tadi, sampai-sampai Yevette masih tertegun di detik ini, sementara Helga tak sanggup memberi penjelasan.

“Ya. Dia anak kita. Yevette. Adik tiri Kelsen juga.”

Kalimat Helga barusan membuat Yevette limbung seketika—teman yang selama ini dia kira hanya sebatas teman, ternyata punya hubungan sedekat keluarga?

Selanjutnya, Warren menyempatkan untuk melirik Seth dan menyeringai, “Jaze is a good boy. Sabine saksinya. Harusnya, dia bukan menjadi anakmu supaya nasibnya tidak seburuk ini.”

Maka, Seth jadi terpancing, “Kau benar-benar membunuhnya, hah?!”

Dalam sepersekian detik, Warren tergelak sendiri, “Mm, kau ingat seperti apa Julia dulu harus bertahan dengan kelereng di mulutnya serta cipratan semen di matanya? Aku melakukan hal yang sama pada Jaze setelah dia mati, bukan saat dia hidup.”

Seth hampir memukul wajah Warren jika Aaron dan Kinn tidak menahannya lebih dulu. 

***

Kelsen tidak bermimpi mengenai hal-hal mengerikan yang telah dialaminya, dia justru memimpikan sesuatu yang sangat indah. Pertemuan pertamanya dengan Julia. Dia bilang, ada banyak syukur yang dia ucapkan kepada Tuhan ketika melahirkan bayi laki-laki sepertinya. Dia bilang, ada banyak pinta yang dia sematkan untuk Tuhan agar kehidupan putera semata wayangnya selalu dipenuhi kebahagiaan.

Vermisst [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang