3. (Sukuna)

410 12 0
                                    

Keesokan pagi nya, Akino terbangun. Ia merasakan sakit di sekujur badannya terutama di selangkangan nya.

"Telat, aku sudah foto kok," ujar Sukuna kala Akino melepas pelukannya terhadap tangan kekar Sukuna.

"What the fuck!?" Akino terkejut kala sekujur tubuhnya. Tunggu kemana baju yang ia gunakan? Sedangkan Sukuna juga sama seperti dia, hanya tertutup dengan selimut tebal.

"Jangan berdiri, pasti sakit," ucap Sukuna lalu memeluk Akino yang masih terkejut.

"Semalam?"

"Iya, kita melakukannya bahkan sampai pag-" ucapan Sukuna terpotong dengan Pukulan Akino.

"Bajingan," umpat Akino sambil menatap Sukuna tidak suka.

"Kmu istri ku, dan aku suami mu," ucap Sukuna dengan suara deep nya tepat di telinga Akino.

"Sapa suruh kmu mabuk dan ngelantur. See!?" Lanjut Sukuna sambil memperlihatkan gigitan Akino di leher Sukuna.

"Jangan pulang larut malam, atau kmu akan seperti ini. Kmu mau tau kemaren malam kmu sangat menggoda, menyebut nama ku di sela desahan mu. Pria mana yang tak bisa menahan godaan itu. Oya aku ingin bahas pheromon mu. Apa kmu bisa mencium pheromon ku?"

"Sedikit,"

"Hei lihat muka ku, bukan dada bid-" Sukuna terkejut melihat Akino menangis.

"Hiks... hiks... Kuna sakittt!" Rintih nya yang masih bisa di dengar jelas oleh Sukuna.

Sukuna semakin mengeratkan pelukannya sembari bilang maaf.

"Jangan takut pheromon mu semakin menyengat Akino Ryoumen," Ucap Sukuna.

"Hikss hikss... Bunuh aku saja Sukuna, kau benci aku kann kenapa engga langsung kau bunuh saja?!"

"Siapa bilang, sejak kmu pergi aku kesepian," ujar Sukuna yang terus menciumi pucuk kepala Akino.

HIKS... HIKS... UNAAAAA...

Akino semakin menangis mendengar ucapan Sukuna, pasalnya dia tidak mau membuka hati lagi untuk Sukuna, tapi perlakuan Sukuna sudah di luar Nurul, eh nalar deh.

"Diem atau kejadian malam terulang lagi?"

Akino reflek diam dan menyeka air mata "bajingan kau Sukuna,"

Capek karna kebanyakan menangis, akhirnya Akino tertidur kembali di dalam pelukan Sukuna.

***

12.00 AM

Akino terpaksa bangun saat merasakan engga enak di wajah nya.

Chup

"Ayok mandi," ajak Sukuna

Yap sedari tadi Sukuna membangunkan Akino dengan menciumi setiap wajahnya.

"Kau saja, aku malas," tolak Akino sambil menjauhkan wajah Sukuna.

"Peraturan untuk mu. Pertama, tidak boleh bilang 'kau' atau mengumpat, hukumannya cium di bibir. Kedua, kalau jalan harus beri tau aku, jangan mabuk, atau hukumannya kita nge s*x."

"Ribet amat hidup lu bjir," gumam Akino.

"Kamu kayaknya suka yah, kalo ku kasarin hm," ucap Sukuna sambil ber smrik.

"Mau pilih sekarang atau nanti?" Lanjut Sukuna

"Hah apaan?!"

"Karna aku baik ayok kita bikin baby,"

.
.
.
.
.
.
.
.

"Kuna stop itu ku sakit," rintih Akino yang berhasil membuat Sukuna menuruti kemauannya.

"Ayok mandi, ntar ku beri salep," ucap Sukuna lalu menggendong Akino.

***

Selesai mandi Sukuna menawarkan bantuan untuk memberikan salep ke itunya Akino. Dan Akino mengiiyakan saja, pikirnya itu tak masalah.

"Jangan ngedesah, atau-"

Engh~

Omongan Sukuna terhenti karna Akino mendesah.

Plak

Sukuna memukul bokong sintal Akino. "Nakal,"

"Bangs-" ucapan Akino terhenti kala mengingat pertautan yang di buat Sukuna.

"Hm, bang apa?"

"Maksudku bang sukunaa," ngeles Akino dengan wajah tak berdosa


The End

Sukuna x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang