Hari demi hari berlalu, Eunji sudah terbiasa di titipi Yuuji oleh Sukuna, Eunji tidak keberatan ia malah senang ada anak kecil. Dan juga Sukuna sering tertidur di sofa apartemen Eunji. Menurut Sukuna Eunji itu orang yang dapat di percaya. Terkadang juga Eunji memasak lebih untuk Sukuna. Terlihat seperti keluarga Cemara.
Saat ini malam Minggu, cahaya bulan bersinar dengan terang ia tak sendirian, di sekitar nya ada bintang yang sangat banyak. Ku kendarai mobil ku dengan kecepatan sedang menuju ke rumah sakit, untuk menjenguk seorang yang selalu ku tunggu. Btw, setiap Minggu Sukuna tidak menitip kan Yuuji ke Eunji.
Sesampai di rumah sakit, aku menaiki lift menuju ke lantai 3, tempat ia dirawat.
Tepat di depan pintu kamar nya, seketika keberanian ku menciut. Aku tarik nafas dalam dalam lalu menghembuskan, merasa tenang akupun mulai mengetuk pintu itu.
Tok... Tok... Tok...
Ada seorang membuka pintunya dari dalam. Aku pun panik.
"Permisi, maaf," lidah ku kelu.
"Ah iya, kenapa mba. Saya tunangan nya, apa ada yang bisa saya bantu," ucap nya
Damn it. Aku syok, mataku membulat mendengar penuturan dari wanita itu.
"Ah, maaf mba. Saya salah lihat no ruangan. Maaf yah mba," ucap ku segera balik badan dan menjauh dari ruangan itu.
Sesegera mungkin Eunji pergi dari tempat itu. Dan mengendarai mobil nya secara laju, menuju ke bar. Matanya tidak berhenti mengeluarkan air, siapa yang tidak sakit hati kekasihnya berbohong jika ia sudah bertunangan. Yang tadinya ia ingin menjenguk orang sakit eh malah ia yang dibikin sakit.
Sesampai di bar, Eunji memilih meja kosong di ujung. Ia memesan minuman yang memiliki kadar alkohol tinggi. Malam ini, malam tersial untuk Eunji biarkan ia mabuk untuk melupakan kekasih brengseknya itu.
Eunji sudah menghabiskan 5 botol alkohol. Ia tidak peduli dengan keadaannya yang tampak kacau, persis seperti habis putus cinta.
Eunji menekan nomor yang ia tidak ketahui dan menelponnya.
"Mau (hiik) bagaimana pun (hiik) aku (hiik) tidak (hiik) bisa (hiik) melupakan (hiik) Yuuta (hiik), kau (hiik) sialan (hiik) aku (hiik) membencimu (hiik)," ucap Eunji bersandar ke dinding yang di belakangnya.
.
.
.
.
.
."Ternyata mabuk toh," Ucap Sukuna yang menjemput Eunji karna Eunji menelponnya dikala mabuk.
Sukuna menggendong Eunji ala bridal style. Eunji banyak membantu Sukuna, jadinya biarkan Sukuna membantu Eunji.
Sukuna membawa ke apartemennya Eunji.
"Apa pin apartemen mu?" Tanya Sukuna.
"Ai shiteru (hiik)," jawab nya yang membuat Sukuna terkekeh dan sedikit nge blush.
"Sialan. Saat mabuk atau tidak kau sama saja membuat ku berpikir lebih," ujar Sukuna, lalu ia menghubungi anak buah nya.
Dengan bantuan anak buahnya, Sukuna berhasil masuk ke apartemen Eunji. Masih menggendong Eunji ia antar ke kamarnya. Sukuna bisa hirup harum kamar nya yang bikin ia selalu tenang dan candu.
Sukuna menaruh Eunji di kasurnya dengan pelan pelan agar tidak membangunkan Eunji. Dirasa Eunji udah nyaman, Sukuna mulai melepaskan tangannya, tapi tangan Eunji malah mengeratkan tangannya di leher Sukuna.
"Yuuta (hiik) yuuta (hiik), kumohon (hiik) temani aku (hiik) yuuta (hiik)," racau Eunji. Ia bergeser kekanan dan memberikan orang yang ia peluk lehernya tidur di sampingnya.
Tidak ada lagi racau dari Eunji, Sukuna mulai melepaskan tangannya Eunji yang ada di lehernya. Ia ganti dengan Sukuna menggenggam tangan Eunji saat Tidur.
Sukuna menatap heran "Jika kau istri ku, jangan harap besoknya kau bisa jalan," ucap Sukuna lalu ikut tidur di samping Eunji.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sukuna x reader
Fanfictionsukuna, toji x reader ples ples Mari mampir, dijamin dibikin salting hehe