Toji

269 9 0
                                    

Selama di perusahaan FJ, Vana alias sekertaris dari pemilik perusahaan itu akhir akhir ini ia mendapatkan perlakukan yang tidak tidak oleh boss nya.

Seperti saat ini, Vana melakukan rutinitas pagi nya, membuatkan kopi untuk boss nya.

Grepp...

Vana terkejut kala ada tangan besar yang melingkar di pinggangnya, ia menoleh ke belakang dan ternyata boss nya yang melakukannya.

"Toji-san apa boleh lepas kan tangan mu?" Tanya ku.

"Tidak boleh, saya tidak mau," jawab Toji yang masih mengeratkan pelukannya itu dan aku pun meneruskan mengaduk ngaduk kopi nya sembari melihat tangan Toji yang berurat besar dan yah setiap hari ketemu bossnya itu rasanya ingin berbuat mesum, mengingat Toji sudah memiliki anak dan demi kenyamanan bersama aku selalu mengurungkan niat ku untuk bermain bersama dengan atasan ku.

"Toji-san mohon kerjasamanya. saya takut membuat Istri anda kecewa pada anda," ucap ku lagi.

Toji menghirup napas dalam lalu menghembuskan kasar. "Haah... Sudah bertahun tahun jadi sekertaris saya, yakali kamu belum tau kalau aku ini duda,"

Sial. Aku terkejut mata ku membulat, mana kelihatan oleh boss ku lagi.

"Kenapa?" Tangan Kiri toji berpindah tempat yang awalnya di saku celananya sekarang berada di samping muka Vena, dengan memojokkan Vena yang lagi buat kopi.

"Toji-san, kopi anda sudah jadi," ucap ku sambil berbalik badan dan menghadap badan toji.

"Minum!" Entah itu perintah atau permintaan, seperti terhipnotis mendengar suara Toji aku pun meminum kopinya yang sudah hangat.

Saat ingin aku telan, dagu ku di arahkan sedikit ke atas oleh tangan Toji, lalu Toji menggigit bibirku. Benar sekali, Toji meminum kopi yang ada di mulut ku. Sialan duda satu ini. Jika bukan gengsi mungkin Vena sudah beralih profesi jadi jalang dan memohon mohon untuk di setubuhi oleh Toji. "rahim ku anget mas," batin Vena.

Toji melepaskan ciumannya, terlihat benang saliva diantara bibirnya dan bibirku. Tangannya menyeka bibirku yang terdapat benang saliva dan menjilatinya.

"Saya suka kopi nya, tetapi akan lebih jika dicampur susu," ucap Toji lalu mengambil alih kopi yang ada di tangan ku dan menuangkan kopi itu ke dalam baju ku dimana satu kancing dari atas terbuka dan aku lupa untuk menautkannya.

Zrass...

ah...

Hangat aku pun sedikit mendesah. Kopi itu turun sampai mengenai rok yang ku pakai dan baju ku menerawang sampai terlihat bra ku.

"ups, sorry," ucap Toji

Wait  
Wait a minute

Apa apaan ucapannya itu, 'maaf?' hoi hoi hoi tidak bisa ku maafkan. Untuk mendapatkan baju ini aku sampai rela rela makan snack diet, dan lu seenaknya bilang maaf. Mau gue tabok?!

Tangan Toji mengangkat ku dan menaruh ku di meja yang ada di belakang ku. Dia lepaskan kancing baju ku satu satu. Serasa aku tau akan terjadi seperti apa dan tak ada rasa ingin menolak jadi kubiarkan dia melepaskan kemejaku. Dia mainkan gunung kembar ku yang masih tertutupi oleh bra terkena kopi.

"Jangan memakai bra yang ketat, itu tidak baik untuk mu," ucap nya yang sekarang lagi membuka bra ku.

Setelah ia buka bra ku dia memperhatikan kedua gunung kembar ku hanya ia tatap. Sangat lama dia menatap kedua gunung kembar ku

"Punya mu sangat besar saat engga memakai bra," ucapnya. Lalu tangannya mengarahkan tangan ku ke bahunya.

"I know you want me," ucap Toji dan melahap dua gunung kembarku dan memainkannya secara kasar, sangat kasar. Ia gigit terdahulu dan meremas kuat lalu di pelintir, mengocoknya, meremasnya sampai ia cubit dan tampar, ia ulang kegiatannya sampai aku berteriak.

Sukuna x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang