Tak Terkira (2)

141 5 0
                                    

Hari hari ku sedikit berbeda dari biasanya. Dulunya mama yang memasakkan sarapan pagi, sekarang aku yang menyiapkan sarapan paginya juga bekal yang Sukuna minta.

Siang ini Sukuna meminta ku untuk mengantarkan bekal yang ketinggalan itu. Sesampai di depan ruang kerjanya, ada rasa ragu untuk mengetuknya. Aku pejamkan mataku dan tarik napas dalam secara perlahan, setelah ku rasa nyali ku sudah terkumpul aku mulai mengetuk pintu ruang kerjanya.

Tok...
Tok...
Tok...

Kriet...

Baru ku buka pintu ruang kerjanya, malah aku yang di kejutkan dengan pemandangan yang berada di depan ku ini. Apa apa in, Sukuna dan juga seorang cewek yang sedang bergelantungan ke Sukuna. Curiga itu gorila //canda//

Sedikit terkejut, tapi aku tetap memasang wajah tak peduli ku, walaupun jauh dari lubuk hati ku rasanya ingin menjambak gorila itu, dan mereog di depan Sukuna.

Aku melangkahkan kaki ku menuju ke meja kerja Sukuna. Ku taruh kotak bekal yang ia suruh di atas meja itu, lalu berbalik dan ku tutup kembali pintu ruang kerjanya.

.
.
.
.
.
.

Aku pergi ke cafe yang berada di dekat pantai. Memesan es Americano, dan duduk di kursi yang menghadap ke pantai. Aku menopang dahulu dengan tangan kanan ku. Aku termenung mengingat kejadian tadi, rasanya sedikit sesak, sakit sama seperti waktu aku memergoki mantan sialan ku. Iya aku tau ini salah ku. Karna telah mencintaimu.

Aku memandang miris diri ku sendiri. Aku menyesal telah mencintai seseorang lagi. Ada rasa ingin di kejar oleh nya tapi nyatanya malah aku dibiarkan pergi dan menutup mata setelah kejadian itu. Salah ku, karna telah mencintaimu.

Langit mulai sore, aku putuskan untuk pulang ke rumah Sukuna.

.
.
.
.
.
.

Dirumah nya aku mengambil iPad ku dan melanjutkan menggambar ku yang sempat tertunda itu. Tak terlalu lama aku mendengar suara mobil memasuki rumah yang ku yakini itu pasti Sukuna.

Aku tak pedulikan ia yang memasuki kamar kita sampai ia selesai mandi dan sekarang Sukuna duduk tepat di  sampingku.

"Kamu sudak makan?" Tanya Sukuna yang kujawab hanya anggukan kepala, aku berbohong hehe.

"Kamu kesal dengan tadi?" Tanya nya lagi. Etdah lu bocah, ditanya lagi kesel apa ga lihat begituan.

Aku tak menghiraukannya dan fokus menggambar.

Tiba tiba Sukuna, menarik dagu ku hingga fokus ku teralihkan dari iPad ku.

Sukuna menatap ku dengan wajah andalannya.

"Saya tanya lagi kamu kesal dengan yang tadi?"

Aku memutarkan bola mataku dan menjawab, "salah ku, karna langsung masuk ke ruang kerja mu,"

Sukuna menarik dagu ku, sampai bibir nya dan bibir ku bertemu. Ia mencium bibirku dan sedikit melumat nya.

"Dia asisten ku. Kelakuannya memang seperti itu, suami mu ini tak akan kepincut sama barang murahan," jelas Sukuna.

Bluss

Aku mengalihkan tatapan ku dari matanya. Rasanya ingin menghilang dulu.

"Ayok makan. Kamu baru minum es Americano tadi siang kan," ajak Sukuna.

"Engga, aku males," tolak ku, sambil beranjak dari sofa.

Sukuna menarik tangan ku sampai aku terduduk kembali, "bilang kalau malas, saya bisa suapin kamu dengan bib-

Plak

Ku tampol pipinya. Enak aje, dibikin salting trs ama tingkah gajelasnya.








Sukuna x readerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang