Part 18. "Because I am your wife"

21.3K 1.5K 21
                                    

"YANG MULIA PERMAI-

"Sstt diam!" Tegur Astrella menghentikan pengawal yang akan mengumumkan kedatangannya. Pengawal itu pun langsung bungkam dan menunduk takut. Saat ini Astrella sedang berada di depan pintu ruang makan, dan pastinya Frederick sudah menunggu didalam.

Berdecak kesal, mengingat kejadian kemarin Astrella memijat keningnya yang terasa pening karena ingatan itu tidak bisa hilang dari otaknya. Setiap menit dia mengingatnya, sialan memang! Memalukan! Hancur sudah harga diri Astrella sebagai seorang perempuan dan juga Frederick pasti berpikir kalau dia adalah perempuan yang tidak memiliki harga diri. Argh!. Tapi kalau dipikir-pikir walaupun itu memalukan siapa tahu Frederick malah berpikir sebaliknya dan tidak bisa melupakan ciumannya.

Astrella terkikik geli akan pikirannya yang membayangkan rupa Frederick ketika salah tingkah setelah dia menciumnya.

Tiga orang yang setia mengikuti Astrella kemanapun menatap heran sang Permaisuri yang tiba-tiba tertawa. Sungguh akhir-akhir ini kelakuan Astrella semakin diluar nalar, moodnya bahkan selalu berubah-ubah dari yang ceria lalu tiba-tiba murung. Jika tidak murung, dia akan berteriak-teriak sambil melontarkan umpatan yang membuat mereka terkejut dan juga bila tiba masa Astrella kembali bersikap seperti dulu, yaitu dengan wajah dinginnya yang tanpa ekspresi. Bagi mereka lebih baik melihat sang Permaisuri berteriak-teriak mengeluarkan umpatannya ketimbang menghadapi Astrella yang dingin karena itu sangat menakutkan.

"Yang Mulia, anda tidak masuk?" Tanya Leah.

Astrella menoleh lalu mengangguk, dia perlahan mendekati pintu namun bukannya masuk dia malah membuka sedikit pintu tersebut kemudian mengintip. Dan bisa Astrella lihat Frederick sudah duduk di meja makan sambil membaca sebuah buku ditangannya. Kedua pipi Astrella bersemu melihat betapa tampannya Frederick dengan pakaian bangsawan nya, pria itu terlihat gagah apalagi dengan rambut hitamnya. Astrella ingin sekali menjerit, tidak menyangka pria itu adalah suaminya.

Asik mengintip tanpa diduga Frederick yang tadinya fokus ke buku kini mengangkat kepalanya dan menatap kearah pintu.

"Apa mengintip sekarang menjadi kebiasaan mu?"

Suara berat itu menggema membuat Astrella terkejut. Menegakkan tubuhnya, Astrella berdehem lalu membuka pintu tersebut. Dia melangkah anggun mendekati meja makan. Mengangkat kedua sisi gaunnya Astrella membungkuk pelan memberi salam ke Frederick.

"Duduklah" Titah Frederick sambil menutup bukunya dan menaruhnya di meja.

Astrella menurut tanpa menatap Frederick, dia terlalu malu untuk melihat pria itu. Sedangkan Frederick melirik Astrella yang terlihat biasa saja, dibenaknya saat ini apakah dia tidak ingin mengatakan sesuatu tentang kejadian kemarin?.

"Apa kau tidak ingin mengatakan sesuatu?" Ujar Frederick.

Gadis itu menoleh lalu mengangkat alisnya sebelah. "Saya tidak ingin mengatakan apapun"

"Kejadian kemarin. Apa kau tidak ingin minta maaf?"

Kedua pipi Astrella seketika memerah mendengar perkataan Frederick. Ia tidak menyangka Frederick akan berkata seperti itu.

"M-mengapa saya harus minta maaf? Hamba berhak melakukan apapun kepada anda begitu juga sebaliknya, karena kita sudah sah dimata Tuhan, rakyat maupun hukum" Balas Astrella berusaha menegaskan suaranya disela jantungnya seperti akan keluar dari tempatnya, sungguh ia gugup. Pembahasan ini sangat menggelikan baginya. Menggelikan dalam artian karena jiwa yang sekarang menempati tubuh Permaisuri ini belum menikah alias lajang. Wajar dia merasa geli.

Frederick terdiam sejenak menatap Astrella yang sudah seperti kepiting rebus. Mengapa dia terlihat imut?.
"Jadi aku berhak melakukan apapun padamu?" Tanya Frederick memastikan. Astrella langsung mengangguk. Pria itu pun menaikkan sudut bibirnya kemudian mengalihkan matanya dari istrinya lalu sibuk memakan sarapannya.

"Baiklah, kalau begitu bagaimana kalau aku meminta penerus kekaisaran padamu?"

Pergerakan tangan Astrella yang sedang memotong daging menggunakan pisau makan terhenti, dia melirik Frederick dengan ekspresi terkejutnya. Sedangkan Frederick yang merasa ditatap ikut melihat kearah Astrella. Dalam hati dia tertawa, wajah terkejut Astrella saat ini sungguh menggemaskan. Kedua matanya membesar, pipi dan telinga memerah. Itu sungguh menghibur Frederick.

"P-penerus kekaisaran? M-maksudnya anak?!" Kata Astrella terbata-bata, suaranya tercekat.

"Iya, kau sanggup? Bukankah kau tadi mengatakan kalau aku berhak melakukan apapun padamu. Jadi, sebagai seorang Permaisuri kau harus memberikan seorang Kaisar anak untuk menjadi penerusnya kelak" Ucap Frederick menggoda Astrella.

Astrella mengerjapkan matanya, menetralkan detak jantung nya. Sial! Kenapa Frederick malah meminta anak, Astrella bahkan tidak berpikir sampai kesana. Yang ada dipikirannya saat ini hanya rencana agar Frederick jatuh cinta padanya, tidak ada sedikitpun Astrella berpikiran ingin mempunyai anak. Ck! Dan bagaimana rupanya nanti dia memiliki anak di dunia novel ini.

"Anda bahkan belum mencintai saya, tapi anda sudah meminta keturunan pada saya" Sinis Astrella.

"Itu sudah kewajibanmu, apalagi kau adalah Permaisuri. Melahirkan anak Kaisar yang sehat adalah tanggung jawabmu"

Mendengus kesal, Astrella melepas garpu yang ditangannya. Menatap Frederick dengan tatapan menantang. "Kalau begitu serahkan cinta anda pada saya, dan saya akan bersedia menampung benih anda" Cetus Astrella blak-blakan membuat Frederick tersedak sampai Astrella menyodorkan minuman padanya.

"Bisakah kau menjaga omongan mu!" Tegur Frederick dengan wajah memerah. Tapi dalam pikiran Frederick saat ini, niat awalnya cuma ingin menggoda Astrella saja tentang anak. Dan siapa sangka gadis itu menanggapi nya serius, sekarang Frederick sendiri yang malu mendengar perkataan frontal Astrella tadi.

"Mengapa kau terus saja menyuruhku untuk mencintaimu?" Tanya Frederick memasang wajah seriusnya menatap Astrella. Ini juga yang membuat Frederick penasaran, gadis itu selalu memintanya untuk mencintai nya.

"Karena saya istri anda" Jawab Astrella singkat namun tak membuat Frederick puas.

"Kau merencanakan sesuatu?" Selidik Frederick.

"Sudahku katakan jangan main-main!" Lanjut Frederick mendesis tajam.

Menghela nafas kasar Astrella memandang Frederick malas. Melelahkan sekali bicara dengan Frederick, batinnya. "Memang apa salahnya seorang suami mencintai istrinya? Saya hanya meminta itu saja, jikalau anda berpikir tidak akan mendapatkan balasan cinta dari saya. Tenang saja, saya tidak akan membiarkan cinta anda bertepuk sebelah tangan. Saya akan menghargai perasaan anda, saya juga akan menjaga reputasi anda dan berusaha menjadi Permaisuri dan istri yang baik untuk anda"

Frederick terdiam mendengar penuturan Astrella yang terdengar tulus. Melihat perubahan Astrella akhir-akhir juga sedikit meyakinkan nya untuk memulai hidup baru dengan gadis didepannya ini.

"Ketika matahari akan tenggelam, temui aku di taman istana barat" Ucap Frederick lalu bangkit dari duduknya pergi dari ruang makan.

Astrella menatap kepergian Frederick, dia pun beranjak dari duduknya memilih pergi dari ruang makan tanpa menyentuh sedikit pun sarapannya.








Hay guyss, dh lama yaa gk up hehee.. sorry, dh up nih yaa silahkan dibaca. Tpi part kli ini dikit yaa, kurang dri seribu kata:(. Mau lanjutin biar pnjng tpi tkutnya nnti malah ngawur jdinya, jdi segini aja dluu. Nnti dilanjut di part berikutnya....

Dann like nya jngn lupaa, ingett!! Haram dibaca klo gk teken bintang dlu☺️

Okeee To be Continue....

Become The Evil Empress (Pre-Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang