Tragedi Berdarah di Desa Villages

8 4 1
                                    

Malam itu, desa Villages dilanda kepanikan dan ketakutan luar biasa. Susana menjadi sangat mencekam. Api berkobar-kobar, menghanguskan rumah-rumah dan ladang-ladang. Teriakan-teriakan histeris memilukan, memecah kesunyian.

Pasukan Golden Pack, berada dibawah pimpinan Jenderal Arc, melancarkan serangan mematikan. Kedatangan mereka seperti badai kegelapan yang membawa kehancuran.

Mereka menunjukkan kebrutalan yang tak terbayangkan. Tanpa belas kasih menyiksa, membakar rumah-rumah, membunuh, dan menyeret penduduk keluar dari persembunyian mereka.

"Mana dia? Mana anak haram bermata biru itu?" teriak Jenderal Arc, sambil memukuli seorang pria tua yang gemetar. "Kau tahu di mana dia berada, kan?!"

"T-tidak, tuan... S-saya tidak tahu apa-apa..." rintih pria tua itu memelas.

"Hm!" Belum sempat pria tua itu menyelesaikan perkataannya, Jenderal Arc mengangkat dagu pria itu dengan kasar untuk mengamati warna matanya.

Ekspresinya berubah menjadi kesal, saat mengetahui warna mata pria tua itu bukan biru terang. "Dasar tidak berguna!" tanpa segan ia memenggal kepala pria tersebut dengan pedangnya. Darah mengalir membasahi tanah, menggambarkan kekejamannya.

Jenderal Arc bergerak cepat, memerintahkan anak buahnya untuk memeriksa setiap rumah, sementara api masih berkobar disana-sini.

"Cepat temukan, bedebah sialan itu!" bentak Jenderal Arc dengan nada marah.

"Periksa dan geledah setiap rumah! Jika mereka menolak bakar saja, tanpa terkecuali!" perintah Jenderal Arc pada pasukannya. Suaranya bergetar dalam kegelapan, menciptakan atmosfer ketakutan.

Kegelapan dan terror merayap cepat, merasuki jiwa penduduk Desa Villages yang terombang-ambing di antara hidup dan mati.

Sementara Jenderal Arc, mengatur langkah-langkah kejamnya dalam pencarian tanpa henti keturunan terakhir, mendiang Raja Alex de Roulf. Karena dianggap berbahaya untuk pemerintahan yang sekarang.

Pasukan Golden de Wolfinaz yang setia, segera melakukan perintah sang atasan. Namun, setelah berjam-jam mencari, mereka belum juga menemukan orang yang mereka cari. Mereka belum juga menemukan.

Para penduduk Desa Villages, tidak ada satu pun yang bermata biru dan berkulit putih. Semua bermata hitam dan berkulit coklat layaknya orang kampung dan rakyat jelata pada umumnya. Tidak ada yang menampakkan ciri-ciri dari keturunan Klan Bangsawan De Roulf. Hal itu membuat Jenderal Arc, frustasi dan naik darah.

"Sial! Kenapa tidak ditemukan juga?! Padahal menurut Pendeta Orion Verrent, keturunan terakhir klan De Roulf, tinggal di wilayah desa ini!"

"Orion Verrent, tidak mungkin berani berbohong kepadaku! Pasti, warga desa ini bersekongkol, melindungi keturunan terakhir, dari klan De Roulf!"

"Kubunuh kalian semua!" ancam Jenderal Arc dengan mata merah menyala, taringnya terlihat sangat mengerikan.

Malam itu suasana di desa Villages dilanda terror yang sangat mencekam. Pasukan Golden Pack de Wolfinz, sangat brutal. Mereka membantai satu persatu penduduk desa yang tidak berdosa. Mayat-mayat bergelimpangan dimana-mana, semilir angin malam membawa bau anyir darah, yang menguar ke angkasa.

Kepala desa yang merasa sangat prihatin dan tidak tahan melihat pembantaian sadis warga desanya. Ia mulai berpikir keras untuk mencari kambing hitam. Ia ingin mengorbankan seseorang, agar membuat pasukan Golden Wolfinaz, yang sedang mencari keturunan de Roulf, segera pergi meninggalkan Desa Villages. Hal itu dilakukanya, demi menyelamatkan desa dari kehancuran.

"Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus mencari cara, untuk menghentikan kekejaman ini," gumamnya lirih.

Tiba-tiba, kepala desa teringat akan Dave Eugene, salah satu warga buangan yang sering dipanggil anak setan. Karena hanya dia yang memiliki mata biru, mirip dengan ciri-ciri orang yang dicari pasukan Kerajaan de Wolfinaz.

Bangkitnya Sang Pemilik Kekuatan TerlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang