Kematian Para Anggota Elite Lorcan

3 2 0
                                    

Dave Eugene yang sekarat, tiba-tiba merasakan getaran magis yang bergelegak di seluruh nadinya. Diantara keadaan sekarat, melihat sinar biru terang masuk ke dalam tubuhnya. Entah kenapa, tubuhnya terasa ringan.

Seketika luka menganga di dadanya menutup dengan sempurna. Dave merasakan kekuatan yang maha dahsyat merasuk.

SEGEL KEDUA, di dalam tubuh dan jiwanya telah terbangkitkan. Segel kedua adalah segel yang menyimpan kekuatan sihir yang lebih dasyat. Seiring terbukanya segel kedua, kekuatan fisik dan sihir Dave Eugene meningkat pesat.

"Apa yang baru saja terjadi padaku?" ucapnya heran. Tiba-tiba tubuhnya terasa sangat ringan dan bugar. Dave membuka matanya yang berwarna biru. Sebuah tanda bulan sabit biru muncul di dahinya.

Dave Eugene berdiri menatap dengan penuh amarah pada tiga orang elite. Orion Verent terkejut melihat musuhnya belum mati, "Oh, syukurlah! Kau belum mati rupanya, jadi aku bisa mengambil jantungmu!"

"Diam kau penyihir gila!" bentak Dave Eugene. "Aku akan membunuh kalian bertiga, demi guruku dan menyelamatkan El-syifa dari pimpinan kalian!"

"Kau pikir bisa melawan kami sendirian, wahai anak bangsat?" ejek Ragnak, yang memegang palu besar dan pedang berlumuran darah. "Kau hanya seekor tikus, yang bersembunyi di balik bayangan gurumu. Kau tidak pantas mewarisi kekuatan Lanruo-shen!"

Dave tidak menjawab. Ia hanya menatap dingin ketiga musuhnya. Ia menggenggam erat, medallion Jianhua Qiang warisan dari gurunya. Medallion itu berisi adalah senjata rahasia yang bisa berubah bentuk menjadi tombak emas serta mengeluarkan kesaktian lainnya.

"Kubunuh kalian semua, wahai elite bangsat!" teriak Dave Eugene.

Dave melompat ke depan, menuju Ragnak. Ia menghindari ayunan pedang Ragnak dan Palunya dengan lincah. Ia menendang perut Ragnak dengan keras, membuatnya terhuyung mundur. Dave melanjutkan serangannya dengan pukulan bertubi-tubi ke arah wajah Ragnak. Ragnak mencoba menangkis, tapi Dave terlalu cepat dan kuat. Dave menghantam hidung Ragnak dengan siku, membuatnya berdarah. Dave mengepalkan tangan kanannya, dan mengucapkan kata-kata rahasia.

"Lanruo-shen, ignis caeruleus!"

Tiba-tiba, api biru menyala di tangan Dave Eugene. Api itu membakar tubuh Ragnak dengan ganas. Ragnak menjerit kesakitan, tapi Dave tidak menghiraukannya. Ia menekan tangan kanannya ke dada Ragnak, dan meledakkan jantungnya. Ragnak mati seketika, tubuhnya hangus terbakar.

Dave Eugene berbalik, dan melihat Varrax dan Orion menyerangnya bersamaan. Varrax memegang Sabit Kronos Depanon yang berbilah ganda, sementara Orion memegang pisau lempar beracun berwarna biru. Mereka berdua sangat lihai dalam menggunakan senjata mereka.

Dave Eugene menghindari lemparan pisau Orion dengan gerakan zig-zag. Ia menangkap salah satu pisau, dan melemparkannya kembali ke Orion. Orion menepis pisau itu dengan tangannya, tapi terluka di lengan. Dave memanfaatkan kesempatan itu, dan berlari ke arah Varrax.

Ia menendang dengan keras, gagang sabit besar milik Varrax. Sehingga penyihir itu jatuh terhuyung, dan melepskan senjatanya.

Dengan cepat Dave Eugene, menangkap ujung gagang sabit besar itu, kemudian mengayunkan sabit besar itu ke arah leher Varrax. Varrax mencoba mengelak, tapi terlambat. Bilah sabit Kronos depanon, kini memenggal kepala Varrax. Darah muncrat kemana-mana, kepala Varrax mengelinding, jatuh ke tanah.

Dengang cepat, Dave Eugene mengayunkan sabit Kronos Depanon, kepada Orion Verrent yang masih terkejut melihat kematian Varrax. Orion melompat ke samping untuk menghindar.

Ia mengeluarkan pisau lain dari sakunya, dan siap untuk melancarkan serangan terakhirnya. Ia tahu Dave adalah lawan yang tangguh. Ia harus membunuhnya secepat mungkin, sebelum Dave menggunakan jurus Lanruo-shen lagi.

Orion Verrent berlari ke arah Dave Eugene, sambil melemparkan pisau-pisau ke arahnya. Dengan mudah Dave Eugene, menghindari pisau-pisau itu dengan gerakan memutar.

"Hyacintho flamma!" seru Verrent. Bola-bola api biru terbang melesat cepat menyerang, Dave Eugene berlari zig-zag berusaha menghindari setiap tembakan bola-bola api. Suara ledakan terdengar memekakan telinga. Dengan cepat api merembet membakar ruangan altar doa, kuil Rollian.

Orion Verrent terus menyerang tanpa memberi kesempatan bagi mangsanya, untuk melakukan perlawanan.

"Ledyanoy Klin, culter glacialis, belati es, keluarlah!" seru Verrent. Ratusan belati es keluar dari segala arah, mengerang kearah Dave Eugene, yang dengan gesit berlari menghindar.

Tiba-tiba Dave Eugene merasakan medallion di lehernya bergetar. Ia tahu itu adalah tanda bahwa ia bisa menggunakan jurus terakhir gurunya. Ia mengambil medallion itu, dan memegangnya di depan dadanya. Ia mengucapkan kata-kata rahasia.

"Jianhua Qiang, chuxian! Tombak emas!"

Tiba-tiba, medallion itu berubah menjadi tombak emas yang bersinar. Tombak itu adalah senjata mematikan andalan gurunya, yang bisa menembus segala benda.

Tiba-tiba, medallion itu berubah menjadi tombak emas yang bersinar. Tombak itu adalah senjata mematikan andalan gurunya, yang bisa menembus segala benda.

Mata Orion Verrent terbelalak, "Sialan! Dia bisa menggunakan sihir kuno Jianhua Qiang?!" Ia tidak menyangka pemuda half breed seperti Dave Eugene bisa mengeluarkan tombak emas kuno dari medallion sakti itu.

"Matilah kau, penyihir gila! Akan kukirim kau ke alam baka, bersama dua orang rekanmu!" teriak Dave Eugene.

Dave memegang tombak itu dengan erat, menyerang Orion Verrent dengan cepat. Orion Verrent mencoba menangkis tombak itu dengan pisau, tapi sia-sia.

Tombak itu menembus pisau, dan menusuk dada Orion. Orion merasakan nyeri yang luar biasa. Ia melihat darah mengucur dari lukanya. Ia melihat mata Dave yang dingin dan tegas.

Orion Verrent berusaha mengulur waktu, sambil berusaha menggunakan sihir penyembuh untuk meregenerasi lukanya. Tetapi sihirnya tidak berhasil, karena dinetralkan oleh tombak emas Jianhua Qiang.

"Da-dave kenapa kau membunuhku?" ujar Orion Verrent dengan terbata, menahan sakit di dadanya. "Padahal aku menyukaimu, dan menginginkanmu untuk.... Raja..." imbuhnya di tengah sekaratnya.

Dave Eugene menghujamkan tombaknya, ke jantung lawannya. "Tutup mulutmu bangsat! Penyihir sesat sepertimu, pantas mati!"

Orion Verrent tergelak, darah hitam keluar dari mulutnya. "A-aku tahu kau ingin bertemu Raja Emmanuel... demi membalaskan dendam..." ucap lirihnya. "Kau tidak akan bisa, Dave...."

Dave Eugene menarik tombaknya, dan melihat Orion jatuh ke tanah bersimbah darah. Ia menghela napas lega. Ia telah berhasil membunuh ketiga orang elite itu, dan membalaskan dendam gurunya. Ia telah melindungi dunia dari kejahatan mereka.

Dave menatap tombak emas di tangannya. Ia merasakan rasa hormat dan syukur kepada gurunya. Ia mengangkat tombak itu ke atas.

"Guru, terima kasih atas ilmu yang kau ajarkan selama ini. Guru, dengan medallion emas milikmu, aku telah membalaskan kematianmu. Aku harap kini, kau damai di alam baka."

"Aku berharap kau selalu melindungiku. Aku berharap kau selalu bersamaku," ucapnya dengan penuh hormat. Tombak emas Jianhua Qiang yang ada ditangannya, mengecil berubah kembali ke bentuk medallion.

Dave Eugene sadar, bahwa perjalanannya masih belum berakhir. Ia harus menuku ke Istana Kerajaan De Wolfinaz, untuk menyelamatkan El-syifa dari tangan orang-orang jahat. Serta membalaskan dendam ibunya dengan membunuh Jendral Arc dan Raja Emmanuel, sang tiran yang kejam.

"Perjalanan ini belum usai," ucapnya.

Bangkitnya Sang Pemilik Kekuatan TerlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang