Melalui sihir hipnotisnya, Orion Verrent memberikan perintah, "Bawa dia kepadaku, datanglah kepadaku, wahai bocah serigala keturunan de Roulf."
Dave Eugene tidak bisa menolak perintah tersebut, dan dengan patuh, ia membawa El-syifa. Saat tiba di lantai altar, El-syifa terkejut melihat pemandangan kekacauan dan pertempuran luar biasa, serta kedatangan para Elite.
El-syifa terperangah, saat Orion Verret menyapanya dengan senyum ramah, berkata, "Lama kita tidak bertemu, El-syifa. Apa kau tidak merindukan aku?"
Di dalam hati, El-syifa merasa tidak enak. Di dalam hati, El-syifa merasa getir. Kenangan akan masa lalu yang kelam bersama Orion Verrent kembali menghantuinya.
Melihat gelagat El-syifa akan melarikan diri, Orion Verrent dengan cepat bertindak mengeluarkan perintah pada Dave Eugene, "Berangus dia cepat! Jangan biarkan wanita itu lolos! Seret dia kemari!"
Dave Eugene, yang masih terpengaruh sihir, dengan kasar menangkap El-syifa. Gadis itu merasakan rasa sakit yang luar biasa, tubuhnya diseret tanpa ampun. Dave Eugene, tanpa sadar, berbicara, "Jangan pergi, El. Kau janji tidak akan pergi, kan?"
El-syifa meronta kesakitan, berusaha keras melepaskan diri. Meskipun berteriak, tenaganya tak sebanding dengan kekuatan yang dimiliki oleh Dave Eugene, dan ia terus diseret dalam keadaan putus asa. Suasana dramatis dan menegangkan melingkupi mereka, memperumit jalinan konflik di kuil kuno tersebut.
Melihat mata Dave Eugene dan Kakek Rollian yang berubah menjadi merah darah, warna yang sama dengan mata Orion Verrent, El-syifa menyadari bahwa mereka telah terkena pengaruh sihir gelap. Kakek Rollian masih bertarung dengan gigih, meskipun tubuhnya sudah penuh luka. Darah menetes dari tubuh tuanya. Kakek tua malang itu menjadi mangsa dari permainan kekejaman Pangeran Zephyr, Varrax dan Ragnak Magnus.
Tanpa ragu, El-syifa mengeluarkan kekuatan sihir penyembuhnya, "Sanitas Lux Aeterna!" serunya dengan penuh tekad, sambil memusatkan energi penyembuhan pada tubuh Dave Eugene dan Kakek Rollian.
Meskipun tahu bahwa risiko yang dihadapinya besar, El-syifa rela menggunakan seluruh energi chakranya. Sinar putih berpendar dari tubuhnya, membentuk ratusan burung merpati cahaya yang terbang cepat, menyelimuti tubuh Dave Eugene dan Kakek Rollian, memancarkan gelombang kebaikan dan kedamaian.
Sesaat kemudian, ratusan burung merpati cahaya, itu meledak di udara dengan sinar yang memukau. Keempat Elite Lorcan, termasuk Orion Verrent, terhempas kuat ke tembok kayu kuil oleh kekuatan penyembuhan El-syifa. Sudut bibir Orion Verrent berdarah, dan ia mengumpat dengan rasa kesal, "Sialan! Dia menggunakan sihir penyembuh dan pembalik secara bersamaan!" gumannya, sambil menyeka darah dibibirnya.
Tidak lama kemudian, secara ajaib, kesadaran jiwa Kakek Rollian dan Dave Eugene kembali pulih. Mereka terbebas dari pengaruh gelap sihir Orion Verrent. Mekskipun tubuh dan energy El-syifa melemah, ia merasa lega melihat keberhasilannya menyelamatkan Dave Eugene dan Kakek Rollian dari cengkeraman sihir gelap yang mematikan.
Tubuh El-syifa ambruk, tenaganya terkuras habis oleh serangan brutal di medan pertempuran. Pangeran Zephyr, dengan kecepatan kilat, mencengkeram, mengambil tubuh El-syifa, "Akhirnya kudapatkan juga kau, El-syifa! Kau tidak bisa melarikan diri, wahai adik tiri! " ucapnya dengan senyuman sinis.
Sambil memegang tubuh El-syifa, Pangeran Zephyr mengucapkan mantera sihir pemanggilnya, "Volatus alis!" Sepasang sayap hitam muncul merentang dari punggung sang pangeran, menciptakan aura kejam di wajah sang pangeran. "Saatnya pulang ke kerajaan Wolfinaz, wahai saudari tiri! Ayah kita, Raja Emmanuel mencarimu!"
Zephyr pun membaca mantra pembuka portal dimensi. "Ventus Vortexum, angin berputar, bukakan gerbang kerajaan Wolfinaz untukku!" ucap sang Pangeran Zephyr.
Sebuah portal berupa angin berputar muncul di udara. Pangeran Zephyr segera mengibaskan sayap hitamnya, melesat masuk kedalam portal itu, membawa El-syifa menjauh dari medan pertempuran. Seiring portal menutup, angin bertiup kencang menerbangkan segala yang ada di sekitarnya.
Dave Eugene baru saja kembali kesadarannya, berteriak memanggil mencegah sang pangeran itu pergi begitu saja dengan membawa El-syifa.
"Tidak, El-syifa! Lepaskan dia, pangeran brengsek!" teriaknya. Tapi Pangeran Zephyr, sama sekali tidak menghiraukan teriakan Dave Eugene.
Melalui telepati, sang pangeran memberikan perintah kejam, kepada tiga anggota Elite Lorcan, "El-Magnus, El-Varrax, El-Verrent, habisi pendeta tua dan muridnya itu!"
Ketiga anggota Elite Lorcan, tidak dapat menolak perintah dari sang pimpinan.
Meskipun demikian Orion Verrent, memiliki pikiran yang lain, dalam hatinya ia berkata, "Aku dengan senang hati membunuh pendeta tua, tapi tidak untuk bocah serigala itu, dia milikku. Jantungnya yang sangat berharga, akan kupersembahkan bagi Raja Emmanuel," ucapnya dalam hati.
"Terserah kau saja, El-Verrent lakukan sesukamu!" balas Pangeran Zephyr melalui telepati.
Pertempuran sengit pun tak terhindarkan, tiga penyihir sakti dari Elite Lorcan bersiap untuk menghadapi Dave Eugene dan Kakek Rollian, yang telah pulih dari pengaruh sihir gelap. Di tengah kekacauan ini, takdir pun berkentara dalam bayang-bayang aksi epik dan dramatis yang akan memutuskan nasib masing-masing dari mereka.
Dengan cepat Ragnak Magnus, melompat menyerang dengan palu besarnya, "Voco te, Malleus Tonitrus!" Palu itu melepaskan ledakan petir yang menciptakan kejutan listrik mematikan di medan pertempuran.
"Awas, Eugene!" teriak Kakek Rollian, sambil melompat menghindar. Beruntung, Dave Eugene dengan lincah mengelak dari serangan palu panjang sepanjang dua meter milik Ragnak Magnus.
"Ha, ha, ha. Mati kau, bocah tengik!" Varraxius de Wolfinas mengayunkan sabit Kronos Depanon-nya dengan kejam. Dave Eugene dengan gerakan lincah berhasil menghindari sabetan sabit besar sepanjang tiga meter itu.
"Beraninya kau menghindari sabitku, bocah tengik!" bentak Varraxius penuh amarah. "Jiwamu akan menjadi makanan sabitku ini! Kronos, Ignis in sanguine!" Lidah api meloncat keluar dari sabetan sabit Kronos Depanon, menyambar cepat ke arah mangsanya.
"Jinhua Qiang, chuxian!" Tiba-tiba, Kakek Rollian melesat menangkis, menyelamatkan muridnya dari serangan sabit merah milik Varrax menggunakan Tombak Emas Jianhua Qiang. "Minggir, Eugene! Bedebah rambut merah cabe ini, biar aku yang menghadapi! Kau bukan tandingan untuk sabit kematian miliknya!" ujar Kakek Rollian tegas.
"Tapi guru..." Dave Eugene sedikit khawatir dengan keadaan gurunya. Pendeta Rollian malah mengusirnya, "Jangan khawatir! Biar aku cincang, barudak sialan berambut merah itu! Dia bukan tandinganmu!" bentak Kakek Rollian. Dave Eugene pun menuruti perkataan gurunya, tahu betapa keras kepala dan menakutkannya sang guru.
Pertarungan sengit antara Pendeta Rollian melawan Varraxius dengan sabit kematian dan Ragnak Magnus dengan palu besarnya semakin tidak terhindarkan. Suara dentuman, kilatan cahaya, denting senjata tajam, api, angin, dan petir bersautan, menciptakan gelombang menakutkan di sekeliling mereka. Mereka saling serang, seolah tidak memberikan celah bagi lawannya.
Dave Eugene terlampar ke samping, terdorong oleh gelombang angin milik Pendeta Rollian, membuat tubuhnya jatuh terjerembab. Sialnya, di hadapannya tepat berdiri Orion Verrent, yang sedari tadi menunggu kesempatan tepat untuk menyerang. Ia sengaja menargetkan Dave Eugene sebagai mangsa.
Orion Verrent membungkuk lalu menyapa, sambil mencekik leher lawannya dengan sangat kuat. Penyihir itu, mengangkat tubuh Dave Eugene ke atas mengunakan satu tangan. Kuku panjang Orion Verrent terasa sangat menyakitkan.
"Halo, Dave Eugene-Daveline, bocah serigala keturunan terakhir mendiang Raja De Roulf. Aku sudah lama menunggu untuk berjumpa denganmu!" ucapnya dengan nada ramah, namun kata-katanya menusuk hati.
"Aku sangat menginginkan, jantungmu yang lezat itu untuk persembahan!" imbuh Orion Verrent.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangkitnya Sang Pemilik Kekuatan Terlarang
Fantezie"Anak Haram, Anak Siluman, Anak Setan," itulah julukan yang menggema di Desa Villages, menghantui setiap langkah Dave Eugene. Namun, di balik cacian yang menyayat hati, tersembunyi takdir yang tak terbayangkan. Dalam lembaran novel epik yang memukau...