Dave Eugene merasakan penderitaan, berontak dengan segenap tenaganya untuk melepaskan diri dari cengkeraman yang kuat milik Orion Verrent. Namun, usahanya sia-sia, tenaga penyihir muda itu begitu kuat dan tak terkendali.
Kuku tajam Orion Verrent menusuk leher Dave Eugene, menyuntikkan racun mematikan di antara kuku berwarna biru itu. Racun itu mengalir dalam aliran darah, membuat Dave Eugene pusing dan melemahkan cakranya, sehingga jurus sihirnya tak bisa dikeluarkan.
Orion Verrent terkekeh dengan nada sinis."Sudahlah, berhenti berontak! Percuma saja. Kau ada dalam genggaman tanganku!"
Sejenak, Orion Verrent memandangi dada Dave Eugene dengan pandangan haus darah. "Biar kupersembahkan jantung ini, untuk Raja Emmanuel," ucapnya sambil membelai dada Dave Eugene dengan tangan kirinya.
Dave Eugene merasa jijik, terkejut dengan perilaku penyihir tampan itu. Di antara godaan Orion Verrent dan keterbatasannya dalam bergerak, kesabaran Dave Eugene semakin menipis. Dengan cepat, ia berpikir keras untuk mencari cara melepaskan diri dari cengkraman penyihir yang agak gila ini. "Orion, kau takkan pernah bisa menguasai jantungku. Kau hanya bermimpi, dasar gila!" lirihnya.
Saat Orion Verrent mengarahkan kuku tajamnya untuk menghujam dada Dave Eugene, tanpa diduga, pemuda itu meludahi wajah tampan Orion Verrent, tepat di antara kedua matanya.
Sontak, penyihir sombong itu merasa jijik, segera melepaskan mangsanya sambil memaki dan menghindar untuk membersihkan wajahnya. "Dasar bocah kurang ajar! Kau akan menyesal telah meludahiku! Kau akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" bentaknya dengan penuh kemarahan.
Seulas senyum kemenangan terlukis di bibir Dave Eugen34 taktiknya berhasil. Kesempatan emas ini, dengan cepat ia manfaatkan untuk melakukan serangan balasan. "Rasakan ini, penyihir sialan!" serunya.
"Lei guāng shǎn, fulgur micans, kilat yang menyambar!" Dave Eugene mengarahkan serangan kilat ke arah Orion Verrent.
Kilat yang menyilaukan itu menyambar tubuh Orion Verrent, membuatnya terpental jauh.
Dave Eugene tak menyia-nyiakan waktu, segera berlari menuju Kakek Rollian yang masih berjuang melawan dua Elite Lorcan lainnya. Ia berharap masih bisa membantu gurunya dan menyelamatkan El-syifa, yang telah diculik oleh Pangeran Zephyr.
Namun, dengan cepat, Orion Verrent menghadang langkah Dave Eugene, "Mau kemana kau?! Kau itu milikku!" Seketika, kuku-kuku tangan Orion Verrent memanjang, berubah menjadi cakar besi yang mematikan. Aura kegelapan yang mengerikan menyelimuti tubuh penyihir itu. "Kau baru boleh pergi setelah menyerahkan jantungmu itu, Dave!" bentak Orion Verrent.
Tanpa membuang waktu lagi, Orion Verrent segera mengayunkan cakar besinya secara brutal ke arah mangsanya. Dave Eugene pun mengelak dengan gesit. Dua kekuatan bertabrakan, menciptakan dentuman keras yang menggema di sekitar mereka.
Dave Eugene tidak tinggal diam, ia mengeluarkan cakarnya. Pertarungan pun tidak dapat dihindari lagi. Mereka berdua saling menyerang tanpa ampun, cakar dan cakar bertemu, menciptakan percikan sinar energi yang memenuhi ruang pertempuran. Angin berputar liar, dan kilatan sihir melintas memecah kegelapan.
Scene pertarungan menjadi semakin menegangkan. Dave Eugene menghindari setiap serangan dengan kecepatan dan keahlian yang mengagumkan. Sedangkan Orion Verrent, meskipun terluka, tidak kehilangan keganasan. Serangan sihir yang menyilaukan memenuhi udara, menciptakan tarian energi yang membingungkan.
Pertarungan mencapai puncaknya ketika Dave Eugene dengan cerdik memanfaatkan celah dalam pertahanan Orion Verrent. Dengan serangan yang taktis dan presisi, dia berhasil melukai penyihir tampan itu hingga parah.
"Saatnya aku mengirimu ke alam kubur, penyihir gila!" bentak Dave Eugene sambil mengarahkan cakarnya ke leher Orion Verrent.
Namun, saat Dave Eugene hendak mengakhiri nyawa Orion Verrent, sebuah ledakan besar terjadi. Gelombang dahsyat memuntahkan mereka, membiarkan asap dan debu menutupi pandangan.
Tiba-tiba, Dave Eugene dikejutkan oleh sosok tubuh Pendeta Rollians terlempar tepat di sebelahnya. Tubuk Pendeta Rollian terbelah dua. Tangan kanannya masih memegang medali emas yang merupakan jimat sakti.
Mata kakek tua itu terbuka, tetapi cahayanya telah padam. "Ambil ini, Eugene..." ucap lirih Kakek Rollian di saat-saat terakhirnya. Ia menyerahkan medali sakti miliknya kepada murid semata wayangnya. Pendeta tua itu pun menghembuskan nafas terakhir.
"Kakek! Jangan tinggalkan aku!" Dave berteriak dengan histeris. Meraih kepala Pendeta Rollians sambil menangis. Ia harus menghadapi kenyataan pahit, kehilangan sosok pengayom dalam hidupnya untuk yeng kedua kali. Setelah kematian tragis Roz Emonica sang ibu, kini Kakek Rollian sang guru.
Dave Eugene duduk bersimpuh di tanah yang terasa dingin. Wajahnya yang gagah kini terhampar oleh bayangan kesedihan yang mendalam. Air matanya membanjiri, menyiratkan derita yang tak terucapkan. Kematian tragis sang guru, Pendeta Rollian, membekas luka di jiwa pemuda serigala itu.
"Guru! Guru Xu Ming Hao!" teriak Dave Eugene, memanggil nama asli gurunya. Namun percuma nyawa sang guru sudah terbang melayang.
Dave Eugene berlutut di samping tubuh gurunya yang telah tewas, darah mengalir dari luka-luka gurunya. Ia menangis dengan pilu, meratapi nasib yang tidak adil.
Tanpa menyadari bahwa dua sosok jahat telah mendekatinya dari belakang, siap untuk menyerangnya tanpa ampun. Mereka adalah Varraxius dan Ragnak Magnus, elite yang terkenal kejam dan bengis.
"Kasihan sekali, anak muda. Kamu tidak bisa melindungi gurumu, dan sekarang kamu juga akan mati menyusulnya!" Varraxius mengejek dengan suara dingin, sambil mengayunkan sabit kematian Kronos Depanon miliknya. Sabit itu berkilau dengan sinar merah, menunjukkan kekuatan magis yang terkandung di dalamnya.
Dave Eugena menoleh dengan cepat, namun sudah terlambat. Ia merasakan sabetan sabit itu menghunjam ke dadanya, menembus kulit, daging, dan tulang. Darah memercik ke mana-mana, membasahi tanah dan pakaian. Sebetan Kronos Depanon, membuat luka yang menganga di dada.
Ragnak Magnus tidak memberi kesempatan bagi Dave Eugene untuk bernapas. Ia melompat ke depan, sambil menghunus pedang besarnya yang berujung runcing. Ia menusuk pedang itu ke perut Dave Eugena, menambah luka yang sudah parah. Dave Eugene merintih kesakitan, sambil menatap mata Ragnak Magnus yang penuh kebencian.
"Ini balasan untuk apa yang telah kamu lakukan pada kami, anak muda. Kamu telah menghancurkan rencana kami, dan sekarang kami akan menghancurkan hidupmu," ucap Ragnak Magnus dengan suara menggelegar, sambil menarik pedangnya keluar dari perut Dave Eugena.
Dave Eugena jatuh terlentang, sambil memegang luka-luka yang berdarah. Ia merasakan nyawanya perlahan-lahan akan lepas, sambil melihat wajah-wajah Varraxius dan Ragnak Magnus yang tersenyum puas.
"Rasakan! Kau dan gurumu pantas menerima hukuman ini karena melindungi pengkhianat seperti El-syifa!" ejek Varraxius, penuh sarkasme. Tanpa diduga, dari belakang, Orion Verrent melemparkan bola api ke arah Varrax, "Bodoh! Mengapa kau membunuhnya!" Beruntung Varrax segera menghindar. Bola api itu meledak mengenai dinding kayu dengan keras.
"Apa maksudmu, Verrent?! Apa kau sudah gila!" maki Varraxius sambil mengayunkan sabitnya ke arah Orion Verrent.
Orion Verrent merasa Varraxius telah merusak buruannya. "Bodoh! Aku ingin menangkapnya hidup-hidup! Kini kau merusak mangsaku, Varrax!" bentaknya dengan penuh amarah.
Varraxius, termakan emosi, tidak terima dengan perkataan rekannya. "Apa maksudmu?! Apa kau ingin membela bocah tengik ini?!" bentak Varrax. Ketegangan pun terjadi antara Orion Verrent dan Varraxius, mereka siap bertarung satu sama lain.
Di saat-saat yang menegangkan, Dave Eugene tiba-tiba merasakan getaran magis yang mendalam di dalam dirinya. Sesuatu yang terkunci selama ini mulai terbangun, meledak dengan kekuatan dahsyat. Ia merasakan kebebasan yang luar biasa, seakan rohnya terlepas dari belenggu.
"Dalam diriku, ada sesuatu yang telah terbangkit," gumam Dave dengan mata bersinar penuh keajaiban. Ledakan energi magis menciptakan tanda berbentuk bulan sabit biru di dahinya, penanda bahwa segel kedua telah bangkit. Dave merasakan kekuatan baru mengalir, mengubahnya menjadi entitas yang lebih kuat dan penuh misteri.
"Tanda kebangkitan segel kedua," bisiknya, merenungkan keajaiban yang baru saja terjadi. Segel kedua membawa kekuatan sihir yang terpendam, mengubah takdirnya, dan mempersiapkannya untuk pertempuran yang lebih besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangkitnya Sang Pemilik Kekuatan Terlarang
Fantasy"Anak Haram, Anak Siluman, Anak Setan," itulah julukan yang menggema di Desa Villages, menghantui setiap langkah Dave Eugene. Namun, di balik cacian yang menyayat hati, tersembunyi takdir yang tak terbayangkan. Dalam lembaran novel epik yang memukau...