Raja Emmanuel, murka karena istananya telah diporak-porandakan oleh tangan Dave Eugene, meluncurkan serangan ganas ke arah pemuda itu. Pedang Api Malam Kegelapan, Ignis Nocturnus Gladius, digenggam erat oleh sang raja, dan lidah api hitam besar membara setiap kali pedang itu menyabet udara.
Pedang itu mengeluarkan lidah api hitam yang sangat besar dengan jangkauan tidak main-main di setiap sabetannya. Api hitam itu membakar segala benda yang disentuhnya, termasuk dinding, lantai, dan perabotan istana. "Kau berani menyentuh kerajaanku, tikus kecil! Kau akan membayar dengan darahmu!" teriak Raja Emmanuel sambil melancarkan serangannya.
Dalam arena pertempuran yang dipenuhi aroma asap dan puing-puing istana yang hancur. Dave Eugene menghindar dengan tangkas, mengamati dengan cermat setiap gerakan pedang berapi hitam sang raja. "Aku datang untuk mengakhiri kezalimanmu, Raja Emmanuel. Kau tidak akan bisa melarikan diri dari keadilan yang akan kuterapkan."
Raja Emmanuel tersenyum sinis, "Keadilan? Apa yang kau tahu tentang keadilan, anak kecil? Kau hanyalah anak setengah serigala!"
"Kau pikir kau bisa menghancurkan kerajaanku dan lolos begitu saja, Dave Eugene? Kau akan membayar dengan nyawamu!" seru Raja Emmanuel dengan suara gemuruh. Dia melancarkan serangannya dengan kecepatan dan ketepatan yang mengagumkan, memotong udara dengan pedang berapi hitamnya.
Dave Eugene mengalami kesulitan dalam menghindari serang-serangan cepat dan akurat dari sang Raja, yang sama sekali tidak memberinya ruang untuk melakukan serangan balasan.
Dave Eugene merasa terdesak, karena tidak bisa mengeluarkan jurus-jurus andalannya. Ia hanya bisa mengandalkan Tombak Emas Jianhua Qiang, yang ia genggam erat di tangannya. Namun, tombak itu tidak bisa menandingi pedang api hitam, yang memiliki kekuatan luar biasa.
"Sungguh kau berani mencoba menantangku, namun kau tak lebih dari serangga yang bisa hancur oleh apiku!" Raja Emmanuel mengejek sambil terus menyerang Dave Eugene.
Dengan napas tersengal, Dave Eugene berseru, "Tombak Emas, bantulah aku menghadapi kegelapan ini! Jangan biarkan tirani Raja Emmanuel menang!"
Tombak Emas Jianhua Qiang bergetar di tangan Dave Eugene, memberikan sinyal bahwa ia mendengar panggilan pemiliknya. Meski kesulitan, Dave Eugene melancarkan serangan balik dengan kecepatan yang belum pernah terlihat sebelumnya. Tombak itu berputar di udara, menciptakan lingkaran cahaya emas, mencoba menembus tembok serangan api hitam Raja Emmanuel.
"Sialan kecil, kau pikir kau bisa melawanku?" hardik Raja Emmanuel, sambil menghindari serangan Dave Eugene.
Dave Eugene tersenyum, "Aku mungkin kecil, tetapi kehendakku untuk melawan tirani besar seperti kau lebih besar daripada apapun!" Dia terus melawan, menciptakan pertarungan yang luar biasa. Meskipun terdesak, semangat Dave Eugene tidak pernah luntur.
Pertarungan berlangsung sengit, dalam waktu singkat, Raja Emmanuel berhasil membuat Dave Eugene babak belur, tubuh pemuda itu dipenuhi luka bakar di sana-sini. Perbedaan pengalaman bertarung yang membuat hal ini terjadi. Dave Eugene terluka parah terkena jurus api hitam dan sabetan pedang api dari sang Raja, yang berhasil menggoyak dadanya dengan luka sangat dalam. Darah keluar dari luka terbuka di tubuhnya, menciptakan sembura merah yang indah di lantai marmer kerajaan.
"Aarrhg!" Dave Eugene mengerang penuh kesakitan. Rasa terbakar yang sangat luar biasa sampai ke tulang dirasakan olehnya.
El syifa histeris melihat Dave Eugene terluka parah. Ia menyuruh ayahnya untuk berhenti menyerang lawan yang sudah hampir mati.
"Ayah, tolong hentikan! Jangan bunuh dia! Dia orang baik, dia tidak bersalah!" teriak El syifa dengan putus asa dari balik jeruji kerangkeng besi. Hatinya hancur saat melihat rekanya dalam keadaan tak berdaya. Hatinya merasa ingin segera menolong pemuda itu, sebagai balas budinya karena telah menyelamatkan dia dari serangan Elite Lorcan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangkitnya Sang Pemilik Kekuatan Terlarang
Fantasy"Anak Haram, Anak Siluman, Anak Setan," itulah julukan yang menggema di Desa Villages, menghantui setiap langkah Dave Eugene. Namun, di balik cacian yang menyayat hati, tersembunyi takdir yang tak terbayangkan. Dalam lembaran novel epik yang memukau...