Bab 13~Pasukan penyerang

2 0 0
                                    

Aroma tumbuhan ditumbuk dalam satu wadah rupanya menyebar setiap sudut ruangan, berbau menyengat dan tentu membuat indera penciuman tidak bertahan lama menghirupnya. Sedangkan di atas meja terletak sebuah tungku khusus, asap berasal dari wadah rebusan air keluar beraturan melalui lubang kecil. Sehelai kain diletakan didahi seorang pria yang masih mengerjap kedua kelopak mata. Jendela sampingnya terbaring tampak dibiarkan terbuka lebar, hingga pancaran matahari langsung mengenainya.

Melenguh sebelum bangkit untuk duduk, tangannya mencoba menghalangi sinar yang langsung menusuk mata.

"Kau sudah bangun? " ujar seorang wanita berjalan sambil membawa sebuah wadah mengeluarkan aroma tidak sedap, "Apa yang kau bawa, tercium seperti kotoran kuda? " celetuk Xiao Ming, menutup lekas kedua lubang hidungnya.

Tidak ada jawaban dari Qixuan, ia hanya duduk tepat disamping tempat tidur sambil memutar tumbukan obat agar bisa segera mengoleskannya.

"Mungkin aku bermimpi panjang dan sangat buruk," gumam Xiao Ming kepada dirinya sendiri.

"Bermimpi buruk? Kau sudah tidak sadar selama tiga hari! " bantah Qixuan, kali ini nada ucapannya sedikit tinggi sontak membuat lawan bicaranya itu seketika langsung menatap takpercaya. "Tiga hari? "

"Bukankah hanya hujan? Bagaimana bisa sangat parah? " timpalnya. Masih dalam kebingungan.

Sedangkan saat ini Qixuan hanya terdiam, bibir tertutup rapat sembari menatap tidak berkedip kearah pria tersebut.



-Kilas Balik-


Suaranya bahkan sudah hampir habis meminta pertolongan. Namun, tidak ada seorangpun yang datang, Qixuan hanya bisa memilih untuk menyeret tubuh pria dengan perawakan tinggi besar tersebut sendirian di bawah guyuran hujan yang masih tidak berhenti.
Mengeluarkan kekuatan sekuat mungkin, perlahan sedikit demi sedikit posisi mereka mulai berpindah walau hanya beberapa jengkal.

Berhenti sejenak, napas Qixuan mulai memburu. Kedua mata sembab akibat tangis masih tampak jelas, mendongakan wajah merasakan setiap tetesan air hujan yang mendarat tepat dipermukaan kulitnya. Setiap langkah perlahan mundur kearah belakang, sehingga tidak bisa melihat arah jalan dengan benar. Tanpa terduga...

Srrghh

Ranting kayu patah berbentuk sangat runcing, rupanya tidak sengaja terinjak. Qixuan Meringis menahan rasa perih, kini telapak kakinya mengeluarkan darah secara terus menerus tanpa henti. Tangannya gemetar sebab terlalu lama berada di bawah hujan deras. Berusaha mencabut ranting itu sambil menutup kedua mata menahan rasa sakit jika saja lukanya tersentuh.

Ssrrghh

Ranting tajam dicabut paksa Qixuan, ujung kayu yang patah terlihat masih tersisa darah miliknya. Membuang kearah lain, berharap tidak ada orang yang sial seperti dirinya sekarang.

Kembali menyeret tubuh seorang pria, Qixuan berkali-kali berhenti sekedar menarik napasnya karena rasa lelah kemudian melanjutkan kegiatannya sampai tiba disebuah halaman tempat tinggal milik Xiao Ming selama ini. Memapahnya masuk ke dalam ruangan lalu menyandarkan tubuh pria itu pada sebuah dinding.

Jari Qixuan menekan titik nadi sosok Xiao Ming, merasakan sesuatu yang telah dicurgainya sejak tadi. "Dia melatih aliran energi 'Yang' pantas saja dingin membuat tubuhnya saling bertentangan dan mengacaukan setiap meridian Qi bawaan. "

Menghela napas panjang dan berat, kedua manik matanya menatap sendu."Cara terbaik menyelematkannya, hanya dengan menarik semua energi dingin."

"Kau beruntung Xiao Ming, aku melatih energi 'Yin'. Tapi tenaga dalam ku saat ini tidak cukup kuat menahan gejolak energi dingin, apa yang harus kulakukan?" Kepalan tangan Qixuan semakin erat.

Termenung sesaat sebelum memutuskan untuk melakukan sesuatu yang dianggapnya sebagai keputusan yang tepat.
Melepaskan pakaian bagian atas milik Xiao Ming, sedangkan sosok Qixuan duduk bersila dihadapannya, meletakkan dua telapak tangan lalu menekan titik terpenting dari meridian yang bertumpu pada bagian perut seseorang.

Setiap kali energi 'Yin' memasuki tubuh Qixuan secara tiba-tiba dirinya memuntahkan darah kental dengan jumlah tidak terlalu banyak. Pakaian yang dikenakannya tidak lagi berwarna, hanya ada corak merah menghiasi. Hal tersebut akan terjadi secara berulang-ulang sampai tubuh pria yang ada di depannya itu membaik.




-Kilas Balik berhenti-

"Kenapa kau menyelematkan hidupku?" tanya Qixuan, membuat suasana berubah menegangkan.

Xiao Ming menggaruk kepalanya yang tidak gatal sampai membuat surai disamping rahangnya menjadi berantakan, raut wajah tergambar penuh dengan pikiran atas jawaban dari pertanyaan. Akan tetapi mulutnya seperti terkunci, "A-aku... "

Qixuan mengangkat kedua alisnya bersamaan, mencoba untuk memahami apa yang akan dikatakan.

"Aku membawamu masuk ke Keluarga Mu dengan selamat, maka aku akan mengembalikanmu dengan selamat juga. Kau mengerti? "

Saling beradu tatapan, tidak ada percakapan yang terjadi setelahnya. Qixuan terkekeh pelan hingga memecahkan hening, sebuah senyuman pada akhirnya terukir disudut bibir merah ranumnya.






***


Kedua tangan mengenggam kuat jari-jemari lentik milik sorang gadis yang tertidur lelap. Tertutup selimut tebal yang terbuat dari sutra terbaik seluruh Negri. Kecantikan dari gadis tengah terbaring tampaknya tidak dapat mengalihkan padangan tuan muda Mu, duduk disisi kasur sambil memperhatikan dengan sebuah tatapan lembut, terdapat kasih sayang yang tersirat.

Lilin meleleh di atas meja kayu bertumpuk gulungan-gulungan penting, meski sinar mentari menyingsing, menerpa.Tirai sekeliling melambai-lambai saling berterbangan karena angin yang masih berhembus dari arah luar sana. Memakai jubah berbulu tebal, tuan muda Mu melirik kearah belakang, "Sesuatu terjadi? " ucapnya pelan, tapi masih dapat didengar dengan sangat jelas.

Seorang pria dilengkapi pedang bagian punggung berlutut memberikan salam penghormatan, memakai sebuah topeng dibuat pengrajin senjata dengan keahlian tidak biasa. Prajurit Khusus Patriark miliknya ternyata tidak banyak yang mengetahui keberadaan mereka, termasuk para Tiga Tetua Agung. Mu Bai memilih sendiri setiap anggota yang dijadikannya pelindung dalam bayangan.

"Tuan, Keluarga Xi mengerahkan pasukan penyerang di perbatasan wilayah. Berjumlah ribuan bahkan melebihi perkiraan, " jelas prajurit khusus tersebut sambil menunduk.

"Pasukan penyerang." Sorot tajamnya menyipit, "Perintahkan kepada anggota lain untuk terus memperhatikan setiap gerakan, jika diperlukan kirim mata-mata ke dalam pasukan mereka," tambahnya dengan ketegasan setiap bait perkataan.

"Baik tuan. " Prajurit Khusus itu hilang hanya dalam sekali kedipan mata, tenggelam bersama semilir angin yang kini tertinggal setelah kepergiannya.
















___________________________________________


Pengantin MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang