Bab 9~Siapa sebenarnya Pengantin Merah?

5 0 0
                                    

Prajurit yang dikerahkan bertambah banyak, mereka mengelilingi Kediaman sambil mencari-cari keberadaan seseorang yang masih menjadi misteri. Keluasan Kediaman Keluarga Mu tidak dapat diremehkan, bagian halaman setiap tempat tinggal dari Keluarga utama berukuran dua kali lipat. Sementara itu, daerah luar Halaman Dalam terdapat wilayah dua cabang Keluarga lain, tentu saja hal tersebut membuat para prajurit sedikit kesulitan dalam melakukan tugas.

Masih berkumpul dalam satu Halaman, semua orang tidak diijinkan pergi sejangkal pun dari sana, tuan muda menganggap Pengantin Merah telah berani masuk wilayah kekuasaannya maka tidak ada jalan keluar selain kematian. Raut wajahnya masih dipenuhi api amarah, larut dalam pikiran yang berkecamuk. Mu Bai bangkit berdiri sembari meraih pedang Naga Putih dari tangan gadis bernama putri Hien itu.

"Apa yang---" Perkataan putri Hien terpotong ketika menyaksikan tehnik bela diri yang sedang dilakukan oleh sesosok pria di hadapan. Tangannya mengayunkan pedang dengan berhati-hati menarik setiap tenaga dari dalam perut sampai menjalar kesemua aliran darah, memposisikan tubuh pedang tepat di depan kedua sorot mata tajam membidik kearah depan, langkahnya beraturan mengikuti irama semilir angin berhembus seiring gerakan tersebut. Sontak semua pasang mata terpukau, menyaksikan keindahan tehnik pedang milik tuan muda.

'Apakah tehnik pedang ini yang dipakai untuk membunuh tuan Ji? Bagaimana bisa tehnik ini hanya... ' batinnya menduga-duga tanpa mengetahui kebenaran dengan pasti.

Waktu yang sangat panjang telah berakhir saat sinar mentari pagi terpancar menembus celah-celah pepohonan dan membuat tanaman bermandikan cahaya, riuh kicauan burung bersorak ria hinggap didahan pohon. Semua orang telah berdiri dan berkumpul disana-halaman peristirahatan tuan Ji- semalaman, sehingga garis bawah mata mereka semakin tampak kelihatan menghitam.

Disisi lain tarian Pedang milik tuan muda perlahan berhenti kala sorot matanya tidak sengaja menyaksikan dua orang tengah berjalan dari arah Gerbang. Tubuhnya menghadap kedua sosok tersebut, mengambil beberapa langkah memendekkan jarak, Mu Bai menyipitkan pandangan, dari kejauhan tercium aroma tumbuhan obat yang sangat diketahui dirinya.

Tubuh dua orang itu tidak dapat dilihat secara jelas karena cahaya menyilaukan berasal dari matahari menyingsing. Semakin diperhatikan maka akan diketahui bahwa seorang pemuda  membawa gadis terikat dikedua tangannya. Li Jian melempar gadis itu diantara kaki tuan muda Mu.

"Mu Bai, gadis ini sangat berani memasuki Balai Pengobatan keluarga Li. Bisakah kau menjaga selirmu dengan baik, jangan menggangguku. " Wajah Li Jian kesal, tangannya menyilang didada dengan sangat angkuh. Pria yang selalu mencari masalah pada sosok tuan muda, sekaligus menyerangnya pada saat di Aula Pertemuan.

Sedangkan saat ini, Mu Bai hanya menatap dingin kearah Li Jian berniat menghiraukan sikap tidak sopannya. Menunduk sambil mengangkat wajah kecil dari gadis tersebut mengunakan ujung pedang, "Nona Qixuan, jelaskan semuanya padaku? "

Tanpa rasa takut Qixuan menatap secara langsung kearah manik mata lawan bicara. "Tuan muda, setelah perjamuan aku pergi mencari Balai Pengobatan untuk menemukan beberapa tumbuhan herbal agar bisa mengobati luka Xiao Ming, maksudku tuan Xiao. Setelah perjalanan panjang melewati rintangan kembali membawa bukti dari misi, tuan Xiao sudah banyak membantuku jadi sebagai tanda terimakasih aku ingin memberikan sedikit bantuan dari keahlian medisku. Tapi.... " Qixuan senggaja menggantung kalimatnya, sontak membuat tuan muda Mu kesal.Tangannya mencekik kuat leher gadis tersebut dengan mata melotot. "Katakan! "

Menyaksikan hal yang dilakukan oleh tuan muda semua orang sangat terkejut, mereka bersimpati namun tidak dapat berbuat banyak. Termasuk Xiao Ming mengepalkan tangan kuat, tubuhnya memberontak ingin menyelamatkan gadis itu, tapi lagi dan lagi teringat statusnya sebagai seorang bawahan.

"T-tapi Kediaman Utama begitu besar, aku bahkan tidak menemukannya setelah berjalan sangat lama. Dan berakhir tidak sengaja memasuki wilayah Keluarga Li, aku sangat menyesal tuan," lirih Qixuan napasnya sesak ketika cengkraman Mu Bai bertambah kuat. Tubuhnya memanas, menghirup udara sebisa mungkin tapi semakin lama terasa akan segera hilang dari paru-parunya!

Mu Bai menggertak kuat gigi sampai kedua rahangnya menegang bersamaan. Mendekatkan wajah tepat ditelinga Qixuan,"Pastikan kau tidak bermian-main denganku, karena jika tidak mati pun bukan pilihan lagi."

Pria dengan penuh api kemarahan itu, berjalan menjauhi semua orang. Sapuan angin membuat jubah panjang bersulam naga emas berterbangan ke belakang. Tidak ada suara yang terdengar selain senyap dan sunyi, sebagian besar prajurit memerintahkan kepada para pelayan dan penghuni Kediaman kembali ketempat mereka masing-masing.

Jalan setapak dibuat mengunakan batu-batu pilihan, berhasil dilalui tuan muda Mu Bai. Tatapannya sendu semakin turun sampai kepalanya menunduk, memperhatikan setiap langkahnya dengan pikiran tenggelam dalam perasaan campur aduk. Selama perjalanan setiap pelayan ataupun prajurit yang ditemuinya memberikan salam penghormatan mereka, namun tidak dihiraukan sedikitpun.

Berdiri di depan ruangan miliknya Mu Bai menarik napas panjang dan berat kemudian mencoba mendorong pintu dan....

Srrghhh

Sebilah pisau menembus telapak tangan tuan muda, pria tersebut tercengang sebelum menarik paksa tangannya dengan mundur beberapa langkah.

Tangan kanannya bergetar karena merasakan perih teramat menyiksa, darah berlumuran membasahi pakaian serta tanah tempatnya berpijak, beberapa urat telapak tangannya mungkin sudah putus tampak dari luka terbuka lebar dengan dagingnya menonjol. Tuan muda Mu Bai meringis menahan rasa sakit yang bahkan bisa membuat orang biasa pingsan seketika. Dengan penuh perhitungan ia menekan titik-titik terpenting akupuntur tepat dimana lengan kanannya yang terluka tadi untuk menahan sesaat rasa sakit sebelum menyerang musuh di depan sana.

Seorang pria memakai baju berwarna hitam legam lantas keluar dari balik pintu, senyum sinis jelas tergambar pada saat tuan muda menyerang dirinya dengan tersulut kemarahan.

Pertarungan sengit tersebut terjadi begitu saja, meskipun tidak mengunakan senjata Mu Bai mengeluarkan bela diri tingkat khusus, menahan setiap serangan dengan bergerak sangat cepat lalu mengambil kesempatan agar bisa menendang kaki musuhnya dengan sekuat tenaga. Menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh, ia lantas mengunci kepala musuh dengan cara menaiki tubuhnya, tangan yang masih tersisa dilayangkan sebuah pukulan tepat dihidung.

Sementara, pria memakai baju serba hitam semakin geram. Hidungnya berlumuran cairan kental berwarna merah pekat. Menarik tangan Mu Bai sampai terpental menghantam permukaan tanah. Pedang berbentuk bulan sabit miliknya mengkilat berhiaskan bercak darah tampak diseret kearah tuan muda terbaring.

Mu Bai sesekali batuk, darah segar mengalir pelan dari sudut bibirnya. Berusaha bangkit berdiri namun dadanya terasa begitu sakit bahkan sekedar untuk menarik napas, mungkin disebabkan ia tidak sengaja menghantam bebatuan yang bercampur ditanah halaman.

Mengangkat tinggi pedang keatas lalu mengarahkannya.Terlihat dipantulan manik mata tuan muda Mu Bai seringai mengerikan terukir jelas dilontarkan untuknya.

'Patriak Yan kekacauan ini mungkin akan membuatmu kesulitan menanganinya?' batin pembunuh.

"Sial! " gumam pria berbaju hitam sembari menoleh kearah perut. Tombak panjang berhasil menembus. Disusul sekelompok prajurit yang turut menusuk bagian lain. Rupanya sekelompok prajurit penjaga khusus Sang calon pemimpin menyadari adanya pertarungan disana dan sebuah keberuntungan besar mereka tiba tepat waktu!.

"Tuan muda?!" panggil salah satu prajurit penjaga.

Mu Bai menghela napas lega, wajahnya terkena percikan darah yang berasal dari tubuh musuh tadi. Menutup rapat kedua kelopak mata sebuah tawa lepas dari mulut, suaranya bahkan bertambah keras. "Selidiki semuanya!"














___________________________________________

Pengantin MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang