Chapter 8

1.3K 122 1
                                    

* * * * *

Sesuai dengan perkataan ayahnya, jika Viviene dilarang ke luar selama tiga hari sebagai akibat dari perbuatannya di pesta kemarin.

Sayangnya, sehari saat hukuman akan dilakukan, poin hukuman Viviene ditambah, ini karena Philip menghasut Baron untuk melakukannya. Ia ingin anak itu benar-benar merenungi kesalahannya.

Hukumannya bukanlah hukuman berat, tapi sebuah hukuman yg masih manusiawi. Viviene diharuskan membantu tukang kebun untuk menanam benih bunga baru milik Baroness yang baru saja datang ditambah ia harus memberi makan kuda di peternakan setiap sore. Jadi, begitulah Viviene menjalani kehidupan tiga hari hukumannya dengan penuh kepasrahan.

Seperti saat ini, wanita itu tengah berjongkok sambil memegang sekop kecil di tangan kanannya. Ia tidak memedulikan bagian bawah gaunnya yang sudah kotor. Sementara cuaca hari ini terbilang sangat terik. Viviene melupakan topi yang kemarin ia gunakan untuk berkebun, jika ada pelayan di sampingnya saat ini, mungkin saja Viviene bisa meminta tolong untuk mengambilkannya. Akan tetapi, sesuai dengan perintah Philip, selama dua jam Viviene berkebun, para pelayan dilarang mendampinginya dari jarak dekat, mereka hanya diizinkan mengawasi Viviene dari jauh dan Viviene hanya dapat memerintah mereka setelah waktu berkebunnya selesai.

Wanita itu menyekop tanah sambil memasukkan satu per satu benih bunga dengan perasaan kesal. Ia ingin mengambil topinya, tapi ia dilarang beranjak dari sana sedangkan peluhnya terus membanjiri tubuhnya.

"Ini bahkan baru berjalan 30 menit..hiks"

Wanita itu mengeluh karena waktu terasa begitu lama. Ia akui saat ini dirinya merasa seperti dipanggang. Wajahnya yang putih bahkan sudah merah padam.

CTAK!

Viviene melempar sekop yang tadi digunakannya ke sembarang arah. Ia menjatuhkan dirinya ke tanah dengan kakinya yang ia luruskan.

"Ah bodo amatlah...biarin tuh si pilipus ngomel-ngomel..." kata Viviene sambil mengipasi wajahnya dengan tangan kanan, sementara tangan kiri ia gunakan untuk menyangga tubuhnya.

JRUG! DUNG!

Viviene menendang gunting stek hingga mengenai gembor seng dan menimbulkan bunyi.

"ini juga! kapan sih selesainya! perasaan dari kemaren segini mulu gak kelar-kelar!" Ucapnya dengan kesal saat menyadari bahwa kebun milik Baroness ternyata cukup luas untuk seseorang yang dikatakan bahwa mereka memiliki wilayah yang miskin, sedangkan Viviene baru mengerjakan seperempatnya.

Viviene merutuki dirinya saat ini, seharusnya ia tidak melakukan itu saat di pesta!

Bola mata Viviene bergerak melihat ke sekeliling.

Ini aneh.

Walau pelayan bertugas mengawasinya dari jauh, tapi kemarin tidak se-sepi ini. Viviene bahkan saat ini bisa mendengar kicau burung dengan sangat jelas.

Kecurigaannya semakin meninggi kala dirinya mengingat alur cerita novel, di mana para tentara dari Duke Humington menyergap kediaman Baron dengan tuduhan penghinaan atas keluarga Duke yang dilakukan oleh Viviene yang asli.

Tubuhnya merinding dengan degup jantung yang cepat.

'Apa sekarang semua orang di mansion pada ditahan kecuali gue!?'

TAK

TAK

TAK

Tubuh Viviene menegang saat ia mendengar suara langkah kaki dari balik punggungnya.

Wanita itu menutup matanya dengan takut. Sementara tangannya meremas gaun kuningnya hingga kusut.

I Stole The Male Lead's Brother [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang