Chapter 6

1.4K 100 2
                                    

* * * * *

"Kau benar-benar mempermalukan keluarga ini. Setelah kau mengaku pada Hector, sekarang kau mengaku pada Duke Armand dan bahkan melakukan hal yang tidak senonoh di pesta yang disaksikan juga oleh Yang Mulia Raja? Apa kau sudah gila VIVIENE?!"

Viviene kira ocehan Philip saat di kereta akan berhenti kala mereka tiba di Barony, sayangnya itu hanya dalam mimpinya saja.

Ingin rasanya dirinya menyumpal mulut Philip itu agar berhenti berbicara.

Oh ayolah, kepala Viviene sangat pening sekarang.

"....."

"....Philip hentikan."

"Tidak ibu, dia tidak akan pernah sadar jika kalian terus memanjakannya."

"....."

"Sekarang apa? Kau hanya diam begitu dan tidak mau mengakui kesalahanmu, hah?!"

"Tapi aku tidak tahu jika orang yang ku ci..um itu Duke Armand" ucap Viviene dengan mengecilkan suaranya di akhir kata.

BRAK!!!

"Kau bahkan bisa menjawabku sekarang!?"

"Tapi tadi-"

"VIVIENE!"

"PHILIP! BERHENTI! Hentikan sekarang juga." Teriak sang Baron bersamaan dengan Philip, ia mencoba menengahi keadaan.

'Gimana sih tuh orang, katanya tadi suruh jawab, giliran dijawab malah dibentak aneh banget'

Philip memang memiliki emosi yang menggebu-gebu saat dia marah. Tapi, dia juga tidak bisa menyalahkan Viviene sepenuhnya. Anak itu pasti memiliki alasannya sendiri.

Baron mengusap wajahnya lelah. Ia tidak menduga akan terjadi hal ini. Sebelumnya dia sudah merelakan akan menanggung malu mendengar ocehan para rekan bisnisnya, tapi untuk kali ini kerja sama dengan Dukedom Humington yang dipertaruhkan. Ia bahkan tidak bisa membayangkan keputusan apa yang akan diambil oleh Duke Armand akibat kejadian tersebut.

Seorang pria yang terkenal sangat dingin dan beraura gelap akibat kutukan turun-temurun dari pendahulu Duke Humington. Seseorang yang bahkan tidak segan-segan membunuh musuhnya hanya dengan sekali tebasan pedang.

"Vivi...hahh...aku bahkan tidak tahu harus berkata apa"

Anak perempuan satu-satunya ini memang cenderung keras kepala sejak dulu. Sehingga membuatnya mau tidak mau menuruti semua keinginan anak itu.

"Maafkan aku karena aku tidak bisa menjadi ayah yang baik bagimu..."

"Ayah! Itu bahkan bukan salahmu"

"Philip...biarkan ayahmu melanjutkan kata-katanya terlebih dahulu"

"Tapi ibu...."

Baroness mengangguk kepada Philip untuk mempercayakan semuanya.

"....baiklah"

Baron memandang Viviene yang tengah menunduk sebelum melanjutkan perkataannya kembali.

"Sebagai orang tua, aku berusaha untuk memenuhi keinginanmu, tapi untuk yang satu ini....aku rasa kau sudah kelewatan putriku.." ucap Baron dengan mata yang berlinang siap untuk menumpahkan air matanya.

"....aku tahu ayah, maafkan aku"

Viviene terus menunduk dengan memainkan jari-jari tangannya, ia gugup. Baik di dunia nyata maupun di dunia novel, hal yang paling tidak disukainya adalah saat dimarahi oleh orang tua. Rasa-rasanya ia sedang mengulang sidang skripsinya di hadapan para dosen killer.

I Stole The Male Lead's Brother [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang