Chapter 2

1.8K 99 0
                                    

Bersyukurlah apa yang ia bayangkan tidak terjadi, selepas mereka mengatakan itu, Vivi hanya diinterogasi saja.

Berkat itulah ia tahu mengenai informasi raga wanita yang ia pinjam saat ini.

Dia, Viviene Märtha Daisy anak dari Baron Anthony Bright Carrickfergus dan Baroness Sofia Edelline (putri dari Marquess Humington) serta kakaknya bernama Philip C. Holdman dengan ketiga orang tersebut mendapat gelar Carrickfergus di belakang nama mereka mengikuti sang Baron.

Vivi memanggil keluarga mereka dengan sebutan 'keluarga penerangan', bagaimana tidak? Salah satu nama merek lampu tercantum di keluarga mereka, ditambah dengan penegasan kata 'bright' dalam nama panjang ayahnya, sudah pasti kehidupan keluarga ini sangat terang benderang seperti bohlam lampu 12 watt.

Kemudian, kedua orang tua serta kakaknya ke luar dari kamarnya walaupun mereka ke luar setelah Vivi penuh perjuangan mengeluarkan mereka dari ruangannya, kini Vivi bisa sedikit lebih rileks untuk menjernihkan pikirannya yang sebenarnya tidak perlu dijernihkan, karena isi pikirannya kosong.

Vivi bersandar di tepi balkon, menikmati semilir angin dengan tangan direntangkan. Membayangkan salah satu adegan di dalam film Titanic yang sempat ia tonton.

"Tururu...tururu ruuuu...tururuuuruuuu...Every night in my dreams~
I see you, I feel you~"

Salah seorang pelayan yang kebetulan lewat di bawah balkon menatap khawatir pada aksi Vivi, ia menduga bahwa nonanya itu sedang putus cinta akibat ditolak oleh Duke Muda Hector dan mencoba bunuh diri setelah percobaan sebelumnya gagal yaitu dengan menjatuhkan dirinya dari tangga.

Pelayan itu segera berlari untuk melaporkannya pada sang Baron.

Sementara itu, Vivi masih stand by di balkon, bahkan sekarang ia dengan berani berdiri di tepi balkon dengan terus menyanyikan lagu Celine Dion. Tidak...sebenarnya itu bukan nyanyian, dia lebih seperti sedang berteriak seolah kerongkongannya akan terlepas.

"YOU'RE HERE, THERE'S NOTHING I FEAR AND I KNOW THAT MY HEART WILL GO ON...OWUOOOO~...uhuk...uhuk.."

Viviene terbatuk-batuk setelah ia tidak sengaja menelan seekor lebah kecil.

"Sialan...ni lebah kok gak liat-liat dulu sih mau terbang kemana, malah masuk ke mulut gue! Untung gue gak mati!"

Vivi tidak tahu saja saat ia bernyanyi udara sekitar tersedot cukup banyak karena mulutnya begitu lebar saat meneriakkan lirik lagu itu. Jadi jangan salahkan sang lebah jika pada akhirnya ia tersedot juga.

Di satu sisi para pelayan berkumpul di bawah balkon Viviene sambil terus berteriak menghentikan aksi Viviene agar tidak terjun ke bawah.

"Nona...nona jangan...hiks...kasihani pelayanmu yang miskin ini...jika nona tidak ada siapa yang akan memberikan kami bonus lagi"

"Benar nona...kami mohon...tolong hentikan aksi anda..."

Di tengah sibuknya Vivi menghentikan syoknya akibat lebah lucnut. Ia melihat kumpulan pelayan di bawahnya sambil terus meneriakkan namanya.

Vivi tersenyum sumringah. Apakah nyanyiannya sekeren itu sampai membuat mereka terharu bahkan meneriakkan namanya dengan melambaikan tangan seperti itu?

Melihat itu, Vivi tidak mau kalah, ia juga turut melambaikan tangannya pada mereka bahkan memberikan kiss bye dan membentuk jarinya seperti love.

'Ah~ gak masalah kalo ini novel horor, setidaknya gue punya fans...hihihi' batin Vivi.

Para pelayan yang melihat itu memandang aneh pada Viviene.

"NONAA!! AWAS! Di situ berbahaya!"

"Benar nona! Turunlah!"

Walaupun para pelayan itu berteriak, percuma saja, karena telinga Vivi sudah seperti tersumpal dengan banyaknya cotton buds, alias dia tidak mendengarnya.

"Ya~ ya~ teruslah berteriak mengagumiku para penggemarku yang manis...hu~hu~hu~"

Sebelum hal mengejutkan terjadi.Tiba-tiba saja Vivi oleng setelah gagal mempertahankan keseimbangannya.

"Uwaaaa!!!"

"NONAAAA!"

"VIVIENE!!!"

Yuk vomen dulu sayangkuhh~

I Stole The Male Lead's Brother [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang