Chapter 35

3.4K 342 62
                                    

Selamat Membaca
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Chika hanya dapat menangis tersedu sedu, saat mendengar kalimat ajakan untuk berpisah yang keluar dari mulut Rava. Bibirnya kelu untuk menjawab kalimat Rava.

Hatinya berteriak memaksanya untuk berkata tidak, dan menolak perpisahannya dengan Rava.

Namun pemikirannya berkata lain, dia harus merelakan Rava, demi keselamatan Rava. Lebih baik dia tidak bersama Rava namun masih dapat untuk melihat Rava dari kejauhan.

Begitu pun dengan Rava.

Hatinya memerintahnya untuk menarik kata katanya, sungguh dia sangat sangat tak rela melepaskan perempuannya.

Namun logikanya berkata untuk tetap yakin pada kalimatnya. Chika sudah menyerah, berarti dia juga kalah.

"A-aku gak mau kita gini, Rav" Ucap Chika sembari terisak

"Kalau kamu gak mau kita gini, kenapa kamu terima pertunangan itu. Kamu tahu sendiri, sekeras apa papa kamu berusaha buat misahin kita, sampe sampe dia mau jodohin kamu sama anak rekan bisnisnya, tapi apa kita tetep bertahan. Semua keputusan itu ditangan kamu, dan kamu sendiri yang akhirnya memutuskan untuk milih Christian-" Rava menjeda kalimatnya, guna menarik napasnya dalam dalam lalu mengeluarkannya, mencoba mengatur emosinya sekarang

"Apa yang ada di Christian tapi gak ada di aku?" Tanya Rava menatap Chika dengan tatapan intensnya, Chika pun hanya dapat menjawab dengan gelengan pelan

"Ini bukan soal Christian, Rava. Aku terima perjodohan itu bukan karena kelebihan atau apapun yang Christian punya, bukan!!" Bantah Chika kepada Rava, dan matanya pun kini menatap mata Rava yang sedikit memerah

"Ya apa!!?, apa kalau bukan karena Christian itu sendiri?!!" Chika mencengkram baju Rava pada area dadanya

Dia menatap mata Rava dengan serius. "Jangan lupain satu hal yang sangat penting diantara kita yang ngebuat papa aku gak setuju kalau aku sama kamu!!" Tegas Chika dengan tangan yang sedikit mengguncang tubuh Rava

"Kita beda agama, Rava!!" Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Chika melepaskan cengkramannya pada baju area dada Rava, lalu terduduk dan kembali terisak.

Tiga kata yang Chika lontarkan yang mampu membalikan keadaan dan pemikiran Rava.

Rava hanya terdiam membeku sekarang, dia melupakannya. Melupakan sebuah tembok yang sangat tinggi memisahkan keduanya, dan sampai kapanpun tidak akan bisa runtuh jika tidak ada yang mau mengalah.

Rava sangat mencintai pencipta Nya, namun dia juga sangat mencintai ciptaan Nya.

Mengapa ia dan Chika harus ditakdirkan seperti ini?

Apakah memang garis takdir mengatakan bahwa mereka hanya akan menjadi suatu bagian favorit saja diantara keduanya. Dan tidak akan pernah menjadi akhir dari sebuah cerita.

Setelah kurang lebih 5 menit hening, Rava kini terlihat kembali membuka mulutnya, seakan akan ingin berucap sesuatu.

"Ka-kamu, kamu udah mulai cinta sama Christian?" Tanya Rava dengan lirih dan nada yang sedikit bergetar

Ravadel Dan CintanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang