OY|Extra Ch. Beliung: Time goes Fly

666 21 4
                                    

Wajib sih di baca juga karena ada sedikit timeline yg setelah Solar mati ;v

Masih belum ada yang bisa menebak? Oh! Memang ya aku orangnya sulit di tebak- *plak!

Oke hanya bercanda, ;v

So Enjoy~

___________________________________

"When Solar grow up Solar want to marry big bro Liung!"

~♪★♪~

Mengingat itu membuatku ingin menangis lagi. Sudah lama kita tak bersama lagi karena masing-masing dari kami sudah memiliki pasangan hidup.

Adikku, Solar Light, adikku yang sangat manis, imut, lucu, enak di jahilin dia sudah tidak ada sekarang. He has gone. He has died...

Saat di pemakamannya aku berusaha untuk tak menangis, aku berusaha untuk tak marah pada suaminya, aku berusaha untuk tetap tersenyum walau sakit.

Tapi nyatanya aku benar-benar tak bisa menahan gejolak emosiku, aku memarahinya, memaki nya, menghajar nya. Dia bahkan tidak masalah di serang olehku, dia merasa pantas mendapatkan hal itu dariku.. Dia memang pantas, sebab dirinya tak melindungi adikku..

Kalau saja dia tak pergi meninggalkan Solar, kalau saja jika dia tetap di samping Solar, kalau saja-

"Bel! Sadarlah!"

Aku tersentak ketika mendengar suara itu. Aku pun menolehkan kepalaku ke arahnya, dan terlihat lah wajah istri– maksudku suami cantikku yang memandangku dengan tatapan khawatirnya.

"Hey.. Tenanglah.. Aku tau ini berat bagimu karena kau kehilangan salah satu keluarga tersayang mu, tapi kau tidak boleh seperti ini. Sedih boleh, tapi jangan terlalu lama bersedih. Solar juga pasti akan sedih melihat kakak kesayangannya seperti ini." Ujarnya panjang lebar sambil mengelus pundakku.

Aku sedikit merasa tenang dengan kehadirannya, memang tak salah aku memilihnya..

Aku pun merebahkan diriku dengan kepalaku berada di pangkuannya.

Setelah dari pemakaman Solar dan menghajar Halilintar, suaminya Solar, aku langsung saja pulang dan masuk ke kamarku. Aku benar-benar tak rela jika Solar sudah tidak ada.

Kurasakan sentuhan yang mengusap rambutku dengan lembut membuatku merasa nyaman dan memejamkan mata.

"Bel..?"

"Maaf Gamma.." Ucapku lirih, "Maaf aku tadi sempat membentak mu di pemakaman.." Lanjut ku sambil menggenggam tangan suamiku, Gamma.

Ku dengar dia menghela nafas, membuatku sedikit melirik ke arahnya. Dia menatapku dengan senyuman manisnya yang selalu aku sukai. "Tak apa Beliung, aku tak masalah kok di bentak olehmu. Kan jarang banget kau membentak ku! Hampir gak pernah malahan." Katanya dengan nada bercanda.

"Heh! Yang ada kamu yang sering bentak aku, apalagi saat lagi ngidam." Balas ku menatapnya dengan seringaian nakal.

Wajahnya terlihat cemberut dan sangat imut sekali. Melihatnya yang seperti itu, ingin sekali aku menerjangnya.

Seperti mengerti tatapanku, Gamma malah menutup mataku dengan telapak tangan mungil nya itu, "Jangan aneh-aneh Bel, kasian Sopan masih kecil."

"But Madam–"

Belum sempat aku melanjutkan ucapan ku, suara tangis Sopan terdengar membuat Gamma langsung mendorong kepalaku dan menghampiri Sopan yang berada di ranjang bayi.

Tentu saja aku terjatuh akibat dorongan nya itu. Memang gak sayang suami nih dia. Untung aku tetap sayang.

Aku pun bangun dan duduk di tepi ranjang, ku pandangi Gamma yang sedang menyusui Sopan sambil bersenandung menenangkan nya supaya tidur kembali.

Only You [HaliSol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang