Mobil yang kukendarai baru saja berhenti di depan rumah keluarga Wentworth saat kami mendengar keributan yang terjadi dari dalam rumah. Aku dan Alicia dengan terburu-buru turun dari mobil dan saat kami hampir mencapai pintu, kami melihat seorang pria asing tanpa atasan lari tunggang langgang keluar dari rumah dengan wajah yang babak belur dan berdarah.
"Apa yang sialan telah terjadi—" suara barang yang pecah terdengar dari dalam rumah, aku dan Alicia masuk dengan wajah yang bingung melihat rumah mereka telah berubah menjadi kapal pecah. Mrs Wentworth berdiri di tengah-tengah kekacauan itu hanya dengan mengenakan jubah mandinya, dia menangis dan memohon kepada putranya, Braden Wentworth, yang sedang melempar barang-barang ke arahnya agar berhenti. Braden terlihat sangat marah.
"Apa-apaan semua ini Brad?" Alicia berteriak kepada adiknya.
Brad berhenti melemparkan perabotan, dia menatap Alicia dengan wajah yang merah padam dan tangan mengepal. Darah membanjiri tangannya, tapi itu bukanlah darahnya sebab dia sama sekali tidak terluka. "Ibumu.....," napas Braden berhembus berat dan kencang, air mata berkumpul di pelupuk matanya tapi dia tidak membiarkan air mata itu tumpah, "Aku melihatnya bersama lelaki lain di dalam kamar!" kata Brad, sambil menunjuk ibunya.
Oh.
Aku tercengang, begitu pula Alicia yang tidak percaya ibunya melakukan hal serendah itu. Selama ini Mrs Wentworth adalah seorang ibu rumah tangga yang baik, meski Alicia sering mengeluh tentang sikap ibunya yang boros kepadaku tapi siapa yang peduli? Keluarga mereka kaya raya.
"Mom, apa yang Braden katakan...."
"Itu benar" Mrs Wentworth tanpa merasa malu mengakui perbuatannya yang tidak pantas. Braden tampak begitu ingin menghajar ibunya tapi dia tidak melakukannya, dia lebih memilih keluar dari rumah melalui pintu belakang.
Alicia tampak begitu kecewa dengan perbuatan ibunya sehingga dia tidak dapat marah dan berkata-kata. Sambil mendesah pelan gadis itu menghampiriku, "Maya, bisakah kau menenangkan Brad sementara aku akan berbicara berdua dengan ibuku?" pintanya.
Aku mengangguk dan mengusap lengan temanku demi menguatkannya sebelum aku pergi menyusul Braden yang keluar lewat pintu belakang rumah mereka. Anak laki-laki yang malang, dia masih berusia 13 tahun tapi dia harus melihat hal yang paling traumatis di dalam hidupnya.
Brad sedang berdiri dengan gelisah di halaman belakang rumahnya saat aku tiba, meski aku agak merasa ngeri dengan kemarahannya aku tetap berjalan mendekatinya dan berkata, "Maaf, kau harus melihat semua itu"
"Pelacur sialan" umpatnya. Di dalam kebungkamanku aku merasa sangat terkejut karena itu adalah untuk yang pertama kalinya aku mendegar makian yang begitu kasar dari mulut Braden, kendati aku tahu umpatan itu tak ditujukan kepadaku, melainkan pada ibunya yang telah berselingkuh.
Aku meraih tangan Brad, menggenggam tangan anak lelaki itu dan memaksanya untuk menatapku, "Kendalikan dirimu, Braden"
Dia terpaku sambil menatap wajahku lalu kemudian dia mengambil napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Aku pikir dia sudah mulai tenang dan bisa menguasai dirinya, namun ternyata tidak, emosinya semakin kacau setelah itu, Braden menangis dan memelukku. Air mata yang sejak tadi dia tahan tumpah ketika dia menyembunyikan wajahnya di bahuku.
Aku bisa merasakan perih dan sakit hati yang dia alami sekarang, melihat ibunya tidur dengan lelaki lain di rumah mereka, di bawah atap yang di bangun atas hasil jerih payah ayahnya adalah hal yang tak termaafkan. Meskipun aku hanyalah teman Alicia dan tidak memiliki hubugan keluarga dengan mereka tapi aku mengutuk apa yang telah Mrs Wentworth lakukan, sebab dia bukan hanya merusak rumah tangganya tapi juga merusak masa depan anak-anaknya dan memberikan trauma kepada mereka, terutama kepada Braden yang menyaksikan itu semua.
Perlahan aku membawa Braden duduk di atas rumput-rumput pendek di belakang rumahnya, dia masih memelukku erat dan aku membelas pelukan itu sambil mengusap punggungnya. Braden yang malang, aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri dan aku benci dia harus mengalami semua ini.
Dari dalam rumah suara ribut-ribut Alicia yang sedang berdebat dengan ibunya terdengar, aku berusaha mengajak Braden berbincang agar dia mengabaikan suara itu. "Aku lihat kau menghajarnya" aku mengambil tangan kurus Brad yang berlumuran oleh darah, "Ini bukan darahmu 'kan?"
Brad menggeleng, "Bukan, itu darah selingkuhannya. Aku harap aku dapat menghajarnya sampi dia mampus" Oh, aku percaya itu akan terjadi jika saja selingkuhan Mrs Wentworth tidak kabur dari rumah ini. Braden bukanlah anak biasa, dia anak yang memenangkan kompetisi judo puluhan kali, dan yang aku dengar dari Alicia adiknya diam-diam juga mempelajari tinju tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Braden menarik diri dari pelukanku sambil menyeka air matanya, "Apa yang harus kukatakan kepada ayahku?"
Aku mengusap kepala Brad, "Kau tidak harus mengatakan apapun, biar Alicia yang mengurusnya"
"Ayahku bekerja keras untuknya, dia sangat mencintainya, tapi selama ini dia tidak pernah merasa cukup, aku tidak mengerti hal apa yang membuatnya mengkhianati ayahku"
"Ketika kau beranjak dewasa kau akan mengerti Brad, terkadang cinta saja tidaklah cukup" sahutku. Aku tidak membenarkan perselingkuhan, tentu saja apa yang Mrs Wentworth lakukan sangat menjijikkan, tapi aku tidak mau Brad yang masih remaja terlalu memikirkan hal ini, anak seusianya seharusnya bermain, belajar, dan bersenang-senang. Mengambil sebungkus coklat hersey dari tasku, aku menyerahkan coklat itu kepada Braden, "Coklat?"
Dia mendengus geli dan aku merasa agak tenang melihat secercah senyuman yang terlukis di bibirnya. Dia mengambil coklat itu dan mulai memakannya. "Lupakan apa yang sudah kau lihat Brad"
Braden mendesah pelan, "Andai saja aku bisa Maya"
Alicia muncul dari pintu belakang dengan wajah yang basah oleh air mata. Dia menghampiri kami lalu duduk di hadapan aku dan Brad sambil berkata, "Dia sudah pergi" sontak kedua alisku terangkat naik, "Aku menyuruhnya pergi dan dia bilang dia tidak akan pernah kembali lagi"
Wow, mereka adalah anak-anak yang pemberani!
Mata Alicia kembali berkaca-kaca ketika gadis malang itu menatapku, "Entah apa yang akan kukatakan kepada ayahku Maya, aku tidak tega mengatakan kejadian ini langsung di depan wajahnya" suara Alicia pecah dan air matanya kembali tumpah begitu aku menariknya ke dalam pelukanku. Braden menatap kami, sebelum akhirnya dia datang dan memeluk saudarinya yang masih berada di dalam pelukanku. Aku tersenyum kepadanya dan mengusap sedikit air mata yang tersisa dan menjejaki wajah anak laki-laki itu.
— TBC —
Hai guys, dapatkan potongan harga pada setiap pembelian semua karyaku di KaryaKarsa dengan menggunakan kode voucher : DISKON12
jumlah voucher terbatas jadi buruan klaim sebelum kehabisan!!Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wild Young Lover (Tamat)
RomanceWarning : Adult and explicit sensual content! Satu tahun setelah sembuh dari patah hatinya Maya Lockhart pergi ke bar untuk mendapatkan segelas vesper, namun kemudian sesuatu yang tak terduga datang kepadanya. Sesuatu yang menggairahkan dalam wujud...