Suara ponsel yang berdering membangunkanku dari tidurku yang pulas. Dengan mata yang masih terpejam aku meraba ke sisi kanan dan kiri hingga aku menemukan benda pipih itu. Dengan malas mataku yang masih berat terbuka untuk melihat siapa yang menghubungiku pagi-pagi begini, oh ternyata Alicia. Aku pun mengangkatnya.
"Ya, Ally?"
"Where the fuck are you, Maya?"
Beranjak duduk, aku memandang ke sekeliling, ya di mana sialan aku berada saat ini? Kamar ini bukanlah kamarku, dan ranjang yang kutiduri sama sekali bukan milikku. Dengan otak yang belum dapat bekerja maksimal, aku mencoba mengingat apa yang terjadi kemarin malam. Aku pergi ke bar untuk mendapatkan segelas vesper, kemudian aku bertemu dengan seorang pria, dan kami....
Suara air dari kamar mandi terdengar dan aku menjadi panik seketika itu juga. Aku bercinta dengan lelaki asing yang baru saja aku kenal di bar dan sekarang aku masih berada di kamarnya tanpa sehelai pun benang yang menutupi tubuhku. Oh, aku harus segera oergi dari sini!
"Maya, halo? Kau masih di sana?"
"Y-ya, aku di sini. Alicia aku harus menutup panggilannya sekarang, aku harus ke kantor—"
"Tidak. Kau sialan tidak pergi ke kantor, kau berjanji kepadaku kau akan menemaniku untuk fitting hari ini, apa kau lupa?!"
Damn.
"Aku ingat. Aku akan segera tiba. Tunggu aku" tanpa menberikan Alicia kesempatan untuk mengumpatku lagi aku segera menutup panggilan itu lalu beranjak turun dari ranjang sambil mengenakan pakaianku.
Aku bergerak dengan sangat cepat meninggalkan apartemen sebelum lelaki itu keluar dari kamar mandi. Aku tahu pergi diam-diam tidaklah sopan, tapi aku tidak ingin ini berlanjut, aku tidak mau memberikan nomorku padanya, mengenalnya lebih jauh, apalagi berkencan dengan pria itu. Tidak, aku tidak tertarik dengan semua itu meskipun dia adalah lelaki yang tampan, sopan, dan seksi.
Omong-omong soal seksi, semoga Tuhan memberkati dirinya yang begitu ahli di ranjang. Dia tidak hanya memiliki pesona yang memikat tapi juga kemampuan yang luar biasa yang dapat meluluhlantakkan siapapun yang berada di bawah desakan tubuhnya yang panas. Aku bersumpah, itu adalah malam pertama di mana aku mendapatkan orgasme yang paling luar biasa seumur hidupku. Sebagian dari diriku berharap dapat merasakannya lagi, namun tidak, aku harus mengakhiri ini karena aku tidak mau berkencan lagi.
I'll fuck you until you can't remember your name and never forget mine darling...
Kalimat seksinya terlintas begitu saja di kepalaku. Membuatku lemah dan rapuh di kaki. Braden, itulah namanya. Aku kenal beberapa orang dengan nama Braden, tapi hanya dia satu-satu lelaki dengan nama Braden yang membuatku gugup seperti ini.
Taksi berhenti di depan gedung apartemenku, aku meminta taksi itu untuk menunggu lalu aku segera masuk untuk membersihkan diri dengan terburu-buru dan pergi lagi untuk menyusul Alicia yang sudah berada di butik. Calon pengantin itu sudah menghubungiku sebanyak tujuh belas kali sejak aku menutup teleponnya begitu saja. Semoga begitu aku tiba di sana dia tidka berpikir untuk membunuhku!
Setibanya aku di butik, Alicia tengah mencoba gaun pengantinnya sambil berdiri di depan cermin. Dia sendirian, di New York dia tidak memiliki siapa-siapa selain aku dan calon suaminya. Kedua orang tuanya telah berpisah sejak ibunya ketahuan membawa lelaki lain ke rumah. Ibu Ally pergi bersama selingkuhannya, dan sejak saat itu Alicia tidak mendengar kabar apapun tentang ibunya hingga sekarang. Sementara itu, ayahnya pindah ke kota lain bersama adiknya demi urusan pekerjaan, sedangkan Alicia harus tetap berada di New york untuk melanjutkan kuliahnya di sini bersamaku. Aku merutuki diriku sendiri karena tidak datang tepat waktu dan mebiarkan sahabatku sendirian di saat-saat penting seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wild Young Lover (Tamat)
Roman d'amourWarning : Adult and explicit sensual content! Satu tahun setelah sembuh dari patah hatinya Maya Lockhart pergi ke bar untuk mendapatkan segelas vesper, namun kemudian sesuatu yang tak terduga datang kepadanya. Sesuatu yang menggairahkan dalam wujud...