9. Get Caught!

1.4K 140 28
                                    

Kuraih clutch-ku saat aku mendengar bunyi bel yang ditekan berulang kali. Aku segera menuju ke pintu lalu membukanya dan menemukan Ray dengan pakaian yang rapi berdiri di depan apartemenku. Dia memperhatikan penampilanku dari atas ke bawah kemudian tatapannya terpaku pada gaun cokelat gelap yang kukenakan, "Kau terlihat gendut dengan gaun itu" cibirnya.

Aku memutar mata, "Apa yang membuatmu terlambat?"

"Kemacetan kota New York" jawab Ray dengan entengnya, padahal aku sudah kalut membayangkan apabila Brad datang lebih dulu dibanding dirinya.

"Di mana bungaku?"

Ray mengernyit, "Bunga apa? Kau tidak bilang aku harus bawa bunga"

"Ugh, lupakan" aku mengunci pintu apartemenku dari luar lalu aku berdiri di sisi Ray dan menggenggam tangannya, "Ayo, kita pergi"

Kami turun lewat lobby. Aku menitipkan pesan kepada resepsionis dan penjaga jikalau ada seorang pria yang mencariku maka katakan aku pergi berkencan bersama kekasihku. Kami kemudian pergi ke restoran di Staten Island. Ray yang mengemudi sementara aku menuntun jalan. Aku merasa amat lega sebab aku telah berhasil menghindari kencan bersama Braden Wentworth. Meski aku merasa jahat setiap kali membayangkan betapa kecewanya pemuda itu mendapati aku tidak ada di rumah dan malah pergi berkencan bersama pacar tipuanku.

Tepat pukul delapan ponselku terus berdering di sepanjang perjalanan. Ray yang mengemudi melirik ponsel yang menyala di atas pangkuanku. Dia tak mampu berkata-kata lagi setelah melihat siapa yang terus menerus menghubungiku.

Tak beberapa lama kemudian kami tiba di restoran yang kami tuju. Aku sudah memesan sebuah meja dengan pemandangan yang bagus. Ray pergi ke toilet begitu kami tiba sementara aku mulai memesan makanan untukku dan juga untuknya. Saat Ray kembali dia langsung duduk tepat di sisiku. "Apa yang kau pesan untukku?"

"Grilled chicken" kataku.

Ray menyeringai lebar lalu bertanya, "Malam ini kau yang traktirkan?" Aku memutar mata tapi kemudin aku mengangguk. Mana mungkin aku membiarkan Ray membayar sementara aku yang membutuhkan bantuannya saat ini.

Kami makan dengan lahap begitu makanan datang. Di sepanjang makan malam itu ponselku terus berdering karena Brad tak henti-hentinya mengirimkan pesan dan menghubungiku. Ray yang awalnya tak ingin ikut campur mulai merasa iba pada lelaki itu. Dia meletakkan gelas anggurnya di atas meja lalu berkata kepadaku, "Mengapa kau terus mengerjai pemuda malang itu? Dia tampan dan kaya, aku tidak mengerti hal apa yang membuatmu terus menghindarinya"

"Jangan berpura-pura buta Ray, usianya jauh di bawah usiaku, selain itu Alicia pasti tidak akan setuju aku berkencan dengan adiknya"

"Aku pikir Alicia justru akan merasa senang. Dan Maya, usia tidak mempengaruhi kedewasaan dalam berpikir, banyak pasangan selebritis dengan lelaki yang lebih muda dan wanita yang lebih tua berhasil hingga ke jenjang pernikahan, coba lihat Nick Jonas dan Priyanka Chopra, Ryan Gosling dan Eva Mendes, dan masih banyak lagi. Jangan menjadikan usia sebagai alasan untuk menutupi bahwa sebenarnya kau takut jatuh cinta lagi Ms Lockheart"

Aku menghembuskan napas pelan. Ray benar, aku hanya menjadikan usia sebagai alasan untuk menolak Braden karena aku yakin lelaki itu malah akan semakin gigih memperjuangkanku apabila dia tahu alasan sebenarnya mengapa aku tak ingin bersamanya.

Ponselku berdering untuk yang ke sekian kali. Ray memintaku untuk menjawab panggilan itu tapi yang kulakukan justru mematikan ponselku dan menyembunyikannya di dalam tas kecilku.

"Bersenang-senang Maya?" suara itu membuatku meneguk ludah dengan kasar. Aku mengangkat wajah dan menemukan Brad berdiri di hadapan kami dengan wajah yang kesal. Kegelisahan menyelimuti wajah Ray begitu aku memeluk lengannya dengan mesra. Dia tahu dirinya kini berada di dalam masalah.

"Waktumu sudah habis Maya, sekarang saatnya kau pergi bersamaku"

"Maaf Mr Wentworth, jika kau tidak keberatan aku sedang berkencan dengan kekasihku"

"Aku sialan tidak peduli!" Brad menggebrak meja sehingga kami berdua tersentak begitupula beberapa pengunjung yang duduk di sekitar meja kami, "Angkat bokongmu dari kursi itu sekarang juga, Maya"

Aku menggeleng tegas lalu melirik Ray dan memberikannya isyarat untuk bertindak seperti seorang pria yang melindungi kekasihnya. Ray pun mengelap mulutnya dengan serbet kemudian berdiri, aku yang berada di sisinya juga ikut berdiri dan terus memeluk lengannya. "Maya sedang bersamaku saat ini Mr Wentworth, tolong jangan ganggu kekasihku lagi"

Braden tampak tidak peduli. Dia menganggap Ray seperti angin kosong yang sedang berbicara dan tidak dia lihat keberadaannya. Lelaki bermata tajam itu menarikku secara paksa dari sisi Ray. Aku memohon kepada Ray untuk melakukan sesuatu, dan dengan malas Ray kembali merebutku dari Braden, "Hargailah keputusannya Mr Wentworth, Maya tidak menginginkanmu"

"Oh, benarkah? Tapi dia selalu menyambutku dengan baik setiap kali aku berada di dalam tubuhnya. Bukankah begitu, sayangku?" kata Brad, menyindirku.

Wajahku yang merah tertunduk malu. Brad kembali menarikku ke arahnya lalu membimbingku berdiri di belakang tubuhnya sementara dia berhadapan langsung dengan Ray dan secara terang-terangan menantang lelaki itu, "Apa kita punya masalah, Raymond?"

Dari balik tubuh besar Brad aku dapat melihat betapa ketakutannya Ray saat ini. Dia mengangkat kedua tangannya di udara lalu dengan kesal berkata, "Oke, oke, bawa saja Maya bersamamu, aku juga sudah muak dengannya!"

Kedua bola mataku membesar tak percaya Ray akan berkata seperti itu. Ray menyerah dan pergi meninggalkanku bersama Brad. Aku memandangi kepergiannya dengan jengkel lalu tanpa kusadari aku mengumpat, "Dasar banci sialan!"

Brad yang mendengar umpatanku lantas bertanya dengan mata yang memicing penuh curiga, "Kau bilang apa?"

Aku tergagap menatapnya, "Ti-tidak....tidak ada"

"Kau baru saja bilang banci sialan Maya, aku mendengarnya dengan jelas" Aku meneguk ludahku kasar. Tamatlah riwayatku, sekarang Brad sudah tahu semua sandiwara palsu yang kuciptakan agar dia menjauhiku.

Brad menjadi lebih kesal daripada yang sebelumnya. Dia mencengkeram pergelangan tangaku kemudian menarikku keluar dari restoran setelah dia membayar semua tagihanku. Aku mengikutinya menuju ke mobilnya yang terparkir di depan restoran seperti anjing penurut. Kali ini Braden Wentworth benar-benar tidak akan membiarkanku lolos lagi. Tidak setelah dia tahu kalau Ray bukanlah kekasihku, dan selama ini aku mengelabuinya dengan sandiwaraku.

- TBC -

Hai guys, dapatkan potongan harga sebesar 20k pada setiap pembelian semua karyaku di KaryaKarsa (kecuali cerita pendek/short story) dengan menggunakan kode voucher : DISKON12
jumlah voucher terbatas jadi buruan klaim sebelum kehabisan!!

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

My Wild Young Lover (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang