6. I'm Coming Back For You

1.7K 166 9
                                    

"Apa yang kau lakukan di sini dasar kau maniak, ini adalah toilet wanita?!"

Lelaki itu bergeming di hadapanku dengan mata yang menatap lurus ke dalam mataku. Ada kemarahan di balik sepasang manik gelap itu, ada pula kerapuhan dan kecemburuan yang berusaha ia tutup-tutupi, tapi aku menyadarinya, di detik aku memperkenalkan Ray sebagai pacarku aku sudah menyadari bahwa Brad hangus terbakar api cemburu.

"Buka pintunya, Ray menungguku"

"Say his name again I'll bend you right over this wastafel and fuck you until the only name you can say is mine. You'll be so full of me you won't even remember who you are thingking about before, Maya"

Nyaliku menciut seiring dengan langkah Brad yang mendekat. Lelaki itu mendesakku pada dinding toilet dan mengurung kedua sisi tubuhku dengan tangannya. Aku membeku dengan mata yang terkunci pada tatapan lelaki itu. Mendadak otakku seperti berhenti bekerja ketika napasnya yang panas yang berat menerpa permukaan wajahku, persis seperti malam itu.

"Braden—mmphh!"

Brad menekan bibirnya pada bibirku. Dia melumat bibirku dengan liar dan menjejalkan lidahnya ke dalam rongga mulutku secara paksa. Aku cukup terkejut oleh serangan mendadaknya, tapi bodohnya aku tidak mendorong Braden agar menjauh, tanpa tahu malu aku justru menyapukan lidahku pada bibir bawahnya dengan lembut sehingga lelaki itu mengerang di sela-sela ciuman kami.

Aku sialan sangat merindukannya. Kudapati diriku tak bisa menghindar dari gairah yang mengalir deras di dalam tubuh. Aku melingkarkan lenganku di lehernya dan membalas pagutan bibir Brad dengan menggebu. Aku bernafas di dalam mulutnya dan dia menyesapku bagai sumber kehidupannya. Kami berciuman dengan rakus di dalam toilet wanita, tanpa menghiraukan wanita malang yang mungkin saja menunggu di luar dan berpikir kalo pintu toiletnya macet.

Tubuhku tersengat oleh hasrat yang membara saat Brad mencengkeram kedua sisi pinggangku, lelaki itu dengan mudahnya mengangkat tubuhku sehingga aku berada di dalam gendongannya seperti bayi koala, oh aku tahu ini salah, tapi aku tidak bisa berhenti, demi Tuhan aku berusaha tapi aku tidak bisa melepaskan diri dari jeratannya!

Ciuman itu dia akhiri dengan berat hati. Brad menggigit lembut bibir bawahku yang bengkak karena ulahnya lalu dia  melepaskan bibirku dari pangutannya dan menatapku dengan matanya yang sayu. "Maya...." dadaku menggembang mendengarnya menyebut namanku di bawah tekanan suaranya yang berat nan parau. Aku masih berada di dalam gendongannya dengan kaki yang melingkar pada pinggul seksi pemuda itu. "I miss you so much, beautifull"

Oh, jangan lakukan ini kepadaku, kumohon!

Tanganku yang melingkar di lehernya bergerak ingin membelai rahang Brad tapi kemudian tangan itu mengepal dan aku mengurungkan niat untuk menyentuhnya atau kami akan bertindak lebih jauh.

Brad membiarkan aku turun dari gendongannya. Aku mendorong dadanya agar dia menjauh beberapa sentimeter dariku sehingga aku dapat bernapas dengan lega. "Apa yang kau inginkan dariku, Braden?"

"Aku ingin bicara" dia kembali mendekat padaku, "Malam itu...., apakah aku terlalu kasar sehingga kau pergi tanpa pamit dari apartemenku?"

Aku memalingkan wajahku darinya, "Berhenti membahas tentang malam itu Brad, anggap saja tidak pernah terjadi sesuatu di antara kita. Ini salah. Aku tidak seharusnya tidur denganmu"

"Kau tidak berkata seperti itu saat aku berada di dalam tubuhmu. Kau menikmatinya Maya" sahut Brad, dia terdengar tersinggung dan marah.

"Itu karena aku tidak mengenalimu. Aku tidak tahu kalau kau adalah Braden Wentworth. Brad, aku sudah menganggapmu seperti adikku sendiri, dulu aku sering memelukmu. Ini seperti inses. Sungguh, aku tidak bisa melanjutkannya, lagipula apa yang kita lakukan hanyalah cinta satu malam bukan? Jadi biarlah itu berlalu" kataku. Aku merasa bersalah mengatakan semua itu di depan wajahnya, tapi aku harus melakukannya agar Brad mengerti bahwa apapun yang terjadi aku tidak akan mengulang kesalahan yang sama dua kali. Aku tidak akan tidur dengannya lagi.

Brad menyentuh daguku dan memaksaku untuk kembali menatapnya. "Aku bukan adikmu Maya, aku sialan tidak pernah menjadi adikmu. Dan aku bukan lagi bocah tiga belas tahun seperti yang ada di kepalamu"

Sejenak aku terpaku, ya aku menyadari hal itu. Braden telah tumbuh menjadi pria dewasa, dengan badan yang kini jauh lebih tinggi dibandingkan badanku. Tapi aku tetap tidak bisa menerimanya, karena di samping lelaki itu jauh lebih muda, aku juga tidak tertarik menjalin hubungan sejak aku dikhianati oleh Cillian. "Aku juga sudah punya pacar, aku mencintai Ray" kataku, melemparkan alasan yang lain.

Rahang Brad mengetat mendengar nama Ray lagi, "Aku tidak peduli dengannya, dia akan segera mengakhiri hubungan kalian, aku telah mengatakan kepadanya apa yang terjadi di antara kita."

"Kau tidak tampak terkejut ketika melihatku di gereja, apakah kau tahu siapa aku saat kita bertemu di bar malam itu?"

"Maya aku kembali ke kota terkutuk ini untukmu, bukan untuk Alicia atau Ernest. aku tidak akan pergi sampai kau menjadi milikku" jawab Brad, secara tersirat mengatakan kalau dia tahu betul siapa aku malam itu dan dia datang ke New York untukku.

"A-apa?" Brad tak henti-hentinya membuatku terkejut oleh sikapnya yang terbuka. Oh, Alicia benar, adiknya memang tergila-gila kepadaku dan selama ini aku tidak menyadari hal itu.

Mendekatkan wajahnya, Brad meninggalkan satu kecupan di bibirku sebelum menjauh dan membuka pintu toilet. Dia melemparkan senyuman padaku, senyum yang sama saat pertama kali dia melihatku di bar malam itu. Aku berdiri bersandar di wastafel setelah lelaki itu pergi. Sambil menghembuskan napas gusar aku menekan dahi, entah masalah macam apa yang telah kubawa ke dalam hidupku kali ini.

Begitu aku kembali ke pesta, teman-temanku menarikku menuju ke arah perkumpulan para lajang yang berkerumun untuk menangkap bunga pengantin Alicia. Ray juga ada di sana dan terlihat sangat jelas kalau dia dipaksa sama sepertiku, sebab kami sama-sama tidak memiliki keinginan untuk menikah.

"What are you doing here?" tanyaku kepada Ray.

Ray menatapku dengan kedua alisnya yang terangkat naik dan menghakimi, "Girl, what are you doing here?" tanyanya, balik.

Pemandu acara meminta kami untuk bersiap-siap, dia kemudian mulai menghitung mundur lalu Alicia yang berdiri di atas panggung bersama suaminya melemparkan bunga itu cukup jauh. Ray dan aku tetap diam di tempat kami sebab kami tidak tertarik dengan tradisi ini, namun orang-orang yang ada di sekitar kami sibuk meraih bunga itu sehingga kami yang berada di kerumunan pun ikut terdesak dan terdorong oleh mereka. Aku mendorong kembali mereka yang mencoba untuk mendorongku, tapi kemudian aku malah mendapatkan sesuatu, bunga pengantin itu jatuh di tanganku!

Aku terbelalak dan menatap horror bunga pengantin Alicia yang kini berada di tanganku, tanpa pikir panjang aku melemparkan bunga itu kepada Ray dan Ray sontak melemparnya kembali kepadaku. Aku terdiam sembari meneguk ludahku kasar, suara tepukan tangan mulai terdengar sehingga aku mengedarkan pandangan ke sekelilingku. Ray meledekku dnegan tawanya, Alicia tampak terkejut sekaligus bahagia melihatku berhasil mendapatkan bunga pengantinnya, sementara itu seorang lelaki yang mengawasiku dari kejauhan menatapku dengan wajahnya yang datar sambil menyimpan kedua tangannya di dalam saku.

Brad sedang mengawasiku. Dia menunggu reaksiku setelah menangkap bunga pengantin saudarinya. Ini adalah kesempatanku untuk menunjukkan bahwa aku bahagia bersama Ray agar lelaki itu berhenti mengusikku.

Mengalihkan pandanganku dari Brad, aku tersenyum kepada Ray sebelum aku menyerang pacar pura-puraku dengan ciuman yang mendadak. Ray membeku, dia terlalu terkejut oleh serangan itu begitu pula dengan orang-orang di sekitar kami yang tahu kalau Ray adalah gay. Keheningan terdengar keras, bahkan pemandu acara pun tak dapat berkata-kata melihatku mencium Ray, suara tepukan tangan tak lagi terdengar. Aku hanya menempelkan bibirku pada bibir Ray selama tiga detik lalu menarik diri dan melirik ke tempat di mana Braden berada sebelumnya, dan yeah lelaki itu sudah menghilang, pergi entah ke mana.

Satu-satunya yang harus aku khawatirkan sekarang hanyalah Ray yang menatapku dengan tatapan membunuh saat ini!

- TBC -

Hai guys, dapatkan potongan harga sebesar 20k pada setiap pembelian semua karyaku di KaryaKarsa (kecuali cerita pendek/short story) dengan menggunakan kode voucher : DISKON12
jumlah voucher terbatas jadi buruan klaim sebelum kehabisan!!

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

My Wild Young Lover (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang