"Maaf" Ucap yang lebih tua
Eric dan Keandra kini sudah berada di pintu luar mansion, Kean menggenggam tangan sang ayah begitu erat
"Daddy~"
Yang lebih tua menatap mohon pada yang lebih muda, biu masuk kedalam tanpa mengatakan apapun meninggalkan pria dewasa lainnya, setelah beberapa saat Bible mengatakan nama kota tempat juan sekarang, hanya itu kemudian ia masuk kedalam.
Kenyataan bahwa Juan dekat dengan pria yang membunuh salah satu keluarganya jelas membuat mereka kecewa dan marah. Untuk saat ini yang bisa Bible lakukan adalah menunggu penjelasan dari Juan sendiri.
Segera setelah mendapat jawaban, Eric membawa kembali putranya ke hotel agar bisa beristirahat. Eric tidak bohong jika tubuhnya terasa sangat sakit bila di gerakkan, oleh karna itu ia membujuk putranya untuk menemui Juan besok,meskipun terlihat sedih namun putranya tidak menolak.
Setelah memastikan Keandra tidur, Eric mengambil ponselnya menelfon seseorang untuk mencari tahu letak pasti dimana prang yang ia cari saat ini.
Tidak menunggu lama ponsel itu bergetar menandakan ada pesan masuk, tertera alamat tinggal dan nama perusahaan di layar persegi itu.
Menggenggam erat benda tersebut, Eric berdoa dalam hatinya sembari memejamkan mata 'aku mohon'
_
_
"Biarin aja" Celetuk seseorang yang baru saja masuk
Juan menata berkas berkas dan mematikan alat proyektor yang baru saja selesai di gunakan "udah selesai ko pak" Setelah itu dia memastikan kembali jika tidak ada yang tertinggal.
Dion menghela nafas, lagi lagi saat memanggilnya 'pak' itu terdengar sangat aneh, pdahal ia tidak keberatan jika di panggil kak seperti kemarin.
"Ayo makan siang" Ajak dion yang di balas anggukan oleh yang lebih muda
Tidak di kantin, Dion membawa Juan makan siang di cafe dekat gedung.
Setelah yang di pesan datang Juan langsung di sibukkan oleh makanannya, Dion ingin menanyakan sesuatu tapi bingung hingga yang lebih muda bersuara " gak makan? " Tnya Juan melihat piring pria didepannya yang masih utuh
"Hmm Juan? "
"Yaa? "
"Kamu gak mau nyoba nyari pasangan? "
Yang lebih muda menghentikan kunyahannya, kedua tangannya yang memegang garpu dan sendok perlahan menurun menyentuh ujung meja "maksudnya? "
"Perasaan aku masih sama kaya yang dulu, kasih aku kesempatan buat yakinin kamu ju"
"Aku-"
"Kamu gak perlu buru buru kasih jawaban, aku bisa nunggu dan aku harap itu jawaban terbaik kamu"selanya sembari tersenyum kemudian mulai memakan makan siangnya begitu juga juan
Atmosfer terasa berbeda setelah pembicaraan itu, Juan merasa aneh dengan perasaannya. Jika di tanya apa ia masih belum mlupakan kepergian masa lalunya maka juan akan berkata iya, namun Juan sudah merelakan dan menerima semua keadaan, menolak apapun juga tidak akan mengubah apa yang sudah terjadi, jadi jika ia mau menjalin hubungan kembali tentu Juan juga ingin tapi saat hatinya sudah mantap dan benar benar siap agar tidak melukai siapapun yang akan bersamanya.
-
_
Pukul tiga sore Eric dan putranya mendarat dengan selamat di tujuan , niatnya ingin singgah dulu untuk beristirahat, namun putranya terlalu antusias ingin segera bertemu dengan mamanya "Daddy cepat"