Setelah pembicaraan mereka kemarin, ayah Gun mengajak Eric untuk berbicara empat mata, hanya percakapan antara seoarang ayah dan ayah lainnya.
Gun juga memberi tahu keadaan Juan selama beberapa tahun terakhir setelah kepergian Raffen, dan jika memang dia serius padanya Gun maupun Kalaya tidak akan menghentikan, namun tidak boleh ada paksaan untuk hal itu. Keputusan apapun yang Juan berikan Eric harus menerimanya.
Jam di nakas menunjukkan pukul sembilan malam, Eric dan putranya menginap beberapa hari atas permintaan Kalaya,
Sulit tertidur, Eric memutuskan bangun dari ranjangnya lalu keluar menuju taman belakang, ternyata ada seseorang juga yang sama denganya, ia menghampiri pria tersebut.
Ekhmm
Pria itu menoleh "apa yang kau lakukan"
"Tidak bisa tertidur, kau sendiri? "
"Mencari udara segar"
"Kata maaf berapapun tidak akan bisa mengembalikan saudaramu, kau bisa tetap membenciku jika mau"
Yang lebih mudah bersemirk "membencimu juga tidak menguntungkan bagiku, aku tidak tahu apa yg di pikirkan ibu hingga menerima pembunuh sepertimu"
Eric menatap pria itu lama, ia tidak terisinggung sama sekali, pembelaan apapun tidak akan bisa mengubah fakta
"Aku juga tidak tahu tapi aku sangat berterima kasih padanya, aku tidak pernah berfikir bahwa dia akan menerima ku yang sejatinya aku adalah orang yng mengambil nyawa putra nya"
"Dia terlalu baik untuk orang sepertimu, setelah kematian kakak ibu sangat depresi, dan juan adalah obat untuknya, ibu tetap menganggapnya sebagai keluarga meskipun calon suaminya sudah tiada, kami saling melengkapi di masa masa berkabung"
"Setelah ibu benar benar sembuh juan memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri, sejak saat itu kita semua tidak pernah tau bagaimana keadaanya"
Bible tersenyum masam "dia sangat pintar menyembunyikan semuanya"
Yang lebih tua ikut tersenyun"Tuhan menghukumku dengan cara seperti ini, membuatku bertemu dengan pria yang ku renggut calonnya,lalu tnpa sadar aku menaruh rasa padanya"
"Sejauh ini hanya keluarga ku yang memberi respon baik, kemungkinan terburuknya jika kau bertemu dengan dia"
"Sejak memutuskan datang kesini, aku mengambil semua resiko itu, aku tidak masalh jika harus di hajar kembali"
"Yaa,,dan aku juga tidak sabar untuk melihatnya"
"Apa yng kalian lakukan? " Sahut seseorang di belakang mereka
Bible melihat juan disana dengan gelas yang ntah berisi apa, tanpa mengatakan apapun dia pergi berlalu dari sana meninggalakan dua orang lainnya.
Bible melewati juan begitu saja tanpa melirik,
"Bible... " Lirih juan
"Tidak tidur? " Tnya eric menghampirinya
"Haus, lalu melihat pintu terbuka"
"Kalian berkelahi? " Lnjutnya
"Tidak" Balas yang lebih tua
"Seharusnya aku tidak kembali, aku menyakiti semua orang"
"Cepat atau lambat mereka pasti tahu"
"Apa aku harus kembali ke texas? Melihat mereka membenciku jauh lebih menyakitkan"
"Jangan membuatku marah kembali karna keegoisamu, jika kau terus menghindar permasalahn ini tidak akan selesai"
"Aku hnya-" juan mnjeda ucapanya,membuang nafas gusar " Ini sangat rumit"