12

128 10 1
                                    

Semua berjalan baik hingga tidak terasa hubungan Juan Eric menjadi lebih dekat begitu juga keluarga Bible yang mulai menerima kehadiran hubungan baru tersebut,

Namun kejadian dua bulan lalu masih sempat terfikirkan oleh Juan, bagimana sahabatnya Rian, marah besar padanya hingga mengabaikannya selama beberapa minggu. Namun karna keyakinan dan keteguhan Juan untuk memperbaiki kembali hubungannya dengan sahabatnya tersebut akhirnya perlahan Rian mulai menerima sama seperti yang lain.

Semua bisa terjadi berkat kerja kerasa keduanya dalam meyakinkan semua orang. Eric memulai kerja sama dengan perusahaan Bible dan Galaxi lalu Juan yang kini bisa selalu bersama Keandra tanpa khawatir akan terpisah kembali.

Empat bulan telah berlalu, saat ini Juan bersama Keandra karna diminta menjaga oleh Eric lantaran putranya sakit beberapa hari ini. Mereka berdua di apartemen  yang di beli Eric beberapa bulan lalu sebagai trmpat tinggal, dia memutuskan untuk menetap di sini begitu juga Juan, Keandra  juga sudah mengulang kembali kelasnya di sekolah beberapa bulan lalu.

"Nanti aja sama daddy oke? "

Sikecil mengerang tanda tak setuju, yang lebih tua menghela nafas

"Keandra inget kan tadi daddy bilang apa? Tetep masih mau beli? Nanti kalo daddy marah mama gamau nolongin kean yaa"

Yang lebih muda mulai terisak, Juan mengelus kepala si kecil "gak lama , dua jam lagi daddy pulang hmm. Jangan nangis kan keandra baru sembuh, daddy gak ngelarang kok tapi bukan berarti bisa makan lagsung, nanti  kalo sakit lagi gimana kan keandra sendiri yang ngerasain" Ujar nya lembut menjelaskan

Masih dengan isakannya keandra mengangkat wajahnya melihat Juan "tap-i janji ya nan-ti beli" Ucapnya terbata bata

"Iya nanti beli, udah nangisnya oke. Masih jam dua tidur dulu yuk mama temenin"

Keandra mengangguk, ia membiarkan tubuhnya di angkat oleh Juan yang membawanya ke kamar, seperti yang dikatakan tdi Juan menemani keandra sampai tertidur pulas lalu meninggalkanya menuju ruang tamu untuk menunggu kepulangan seseorang.

Mengotak atik benda persegi panjang tersebut hingga tidak terasa sudah hampir dua jam ia duduk di ruang tamu. Pukul tiga lebih lima puluh suara pintu terbuka. Saat akan bangun dri duduknya seseorang lebih dulu menghampirinya

"Gimana? "Tnya pria itu

"Masih tidur, mandi dulu. Mau istirahat atau langsung keluar? " Tnya Juan

"Langsung keluar aja"

Yang lebih muda mengangguk, segera ia menghampiri kamar keandra untuk memandikannya sekaligus dirinya.

Beberapa meneit sudah berlalu Juan Keandra maupun Eric kini sudah berada di dalam mobil perjalanan ke supermarket.

"Cuma boleh satu cup, daddy gamau kamu ngeluh suara kamu serak lagi"

"Kenapa cuma satu daddy~" Rengek si kecil

"Satu atau gak sama sekali" Tukasnya tidak mau di bantah

Yang lebih muda mengerucutkan bibirnya namun tidak menolak, Juan hanya menggelengkan kepala melihat interaksi ayah dan anak tersebut. Selain keinginan Keandra, Eric juga akan membeli kebutuhan lainnya seperti bahan makanan. Karna Juan sering membawakannya masakan dari rumah. Katanya tidak baik jika makan di luar terus menerus untuk kesehatan Keandra,maka dari itu Eric memutuskan untuk beli bahan masakan saja dan memasaknya langsung di apartemen.

-

Sampai di supermarket tidak lebih dari satu jam mereka berbelanja kemudian mereka memutuskan untuk pulang, karna sebenarnya sejak tdi wajah Eric agak pucat dan Juan melihatnya menjadi sedikit khawatir.

Juan tiba tiba menempelkan telapaknya pada jidat Eric guna mengecek suhu badannya,

Terasa hangat dan sedikit basah karna keringat. "Sampe rumah langsung tidur, ntar aku bangunin buat makan malem sama minum obat" Ucap yang lebih muda

Yang lebih tua hanya diam dan mengangguk , dan yah  Eric mengakui itu jika memang badannya terasa agak aneh dan lelah, mungkin kurangnya istirahat menjadi penyebab salah satunya.

_

Juan duduk di pinggir ranjang seraya menepuk pelan pipi Eric "Bangun"

Yang lebih tua mengerang karna tidurnya terusik, ia memcoba membuka matanya yang masih berat untuk melihat sosok di depannya

"Bangun, makan malam dulu sama minum obat, kalo besok makin panas gausah kerja. Ntar aku bilangin ke yang lain" Ucapnya lagi

Eric tidak membalas, sepertinya apa yang akan pria didepannya ini katakan adalah perintah dan tidak akan ia tolak, dengan sedikit senyuman di wajahnya krna merasa di perhatikan dan di urus Eric menghabiskan makanan itu tanpa sisa meskipun rasanya terasa sedikit pahit, mungkin efek dari sakitnya tapi tidak masalah asal Juan yang menyuapinya.

"Keandra mana" Tanyanya

Juan mengambil beberapa obat yang ada di nakas "tidur lagi tapi suhu badannya udah normal" Balasnya lalu memberikan obat itu pada yang lebih tua

Eric memasukkan obat itu kedalam mulutnya bersamaan dengan  air yang di sodorkan oleh Juan padanya

"Besok pualng? "

Juan membereskan piring dan lainnya kedalam nampan"Harusnya, tapi kerjaan aku masih bisa di handle dari sini ko"

Sebelum beranjak keluar tangannya di tahan lebih dulu oleh Eric, dengan wajah pucatnya yang masih saja terlihat tampan pria itu tersenyum "maaf dn terima kasih"

Yang lebih muda ikut tersenyum dn mengangguk, mengelus tangan kekar tersebut lalu keluar dari kamar.

Jika kalian bertanya apa hubungan keduanya, jawabannya bukanlah sepasang kekasih, mereka dekat hanya dekat namun bisa dikatakan seperti sepasang kekasih. Mereka membiarkan hubungan itu berjalan seperti air yang mengalir mengikuti arusnya, kemana akan pergi dan sampai dimana tujuannya itu adalah hal yang harus keduanya tunggu.

Juan sendiri juga sedikit demi sedikit membuka hatinya pada pria yang menjabat sebagai ayah dariKeandra. selain karna hubungannya yang kini diterima oleh semua orang, Juan sendiri juga mulai merasa jatuh pada pada pria itu.

_

Hari ini Juan mengantarkan Keandra sekolah karna keadannya sudah membaik .

Kini Juan sedang memasak bubur untuk Eric, benar saja jika suhu badan Pria itu semakin naik. Ia  juga memutuskan untuk tidak masuk kerja dulu sebelum tubuhnya normal kembali.

Memakan waktu beberapa saat hingga bubur itu selesai, Juan membawa nampan itu ke kamar Eric

Helaan nafas keluar setelah Juan  masuk kedalam ruangan tersebut,

yang lebih tua melihat kedatangan orang tersebut langsung saja  menutup laptop itu tiba tiba lalu menyisihkannya kasar ke sebelah tubuhnya.

Baru akan membuka mulutnya, pria yang membawa nampan itu menyelanya serasa meletakkan nampan itu ke atas meja dengan sedikit hentakan.

"Udh di bilang juga" Ketusnya namun tangannya tetap meyiapkan makanan tersebut

"Iya maaf, aku cuma bosen karna tiduran terus"

Yang lebih muda menyodorkan sendok berisi bubur tersebut pada yang lebih tua "ketahuan lagi aku sita laptopnya"

Eric tidak lagi membalas, ia hanya menerima suapan demi suapan yang pria itu berikan padanya. Terkadang Eric merasa heran dengan dirinya, kenapa dia sangat patuh bahkan takut saat akan menjawab pria yang sedang menyuapinya ini.

Ini benar benar gila, Eric merasa sangat jatuh pada pria itu, sungguh.














Votemennnnn



Destiny  |   BLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang