Chapter 15 Tahajjud

4 0 0
                                    

Setelah pulang dari pengajian malam, aku lelah dan tidur pukul 21.00 kadang bahkan lebih awal. Di semester 2 ini aku tidak pernah tidur lebih dari jam sebelas malam, karena aku tau banyak hal yang sedangku kejar, salah satunya ialah masuk ke pesantren impian. Dan tidur menjadi hal utama yang aku jaga.

Alarm hpku berbunyi pukul 03.00 saatnya aku mengambil air wudhu dan bergegas tahajjud. Selain mengandalkan jalur darat aku selalu mengaitkan jalur langit juga, seperti dhuha, tahajjud, sedekah, puasa dan rawatib. Bagiku ini adalah hal yang tak kalah pentingnya, karena dari sinilah kita akan dibimbing oleh Allah kepada takdir yang menurutNya baik bukan hanya karena takdir yang kita inginkan saja.

Dalam heningnya sepertiga malam, aku mulai menyebutkan satu persatu keinginanku kepada Sang Ilahi, keinginan agar aku dapat diterima di pesantren impianku, dimudahkan dalam ujian nasional tahun ini, dan semua keinginan-keinganku lainnya.

Yaa Rabb, aku adalah hambaMu yang lemah, aku tak punya daya dan upaya selain dariMu, Ya Allah aku ini tak sanggup berbuat baik kecuali Engkau yang mengarahkannya, Ya Allah aku memohon ridho dan rahmatMu, bantu Aku untuk bisa mewujudkan segala impianKu ya Rabb.. Ya Allah, berikan takdir yang terbaik menurutMu, jauhkan hamba dari segala ketetapan burukMu, lapangkan hati hamba untuk bisa menerima semua kehendakMu, Ya Allah suka sama salah satu hambaMu, namun biarkan perasaan suka ini hilang, hamba gatau harus apa, kenapa harus suka sama teman sekelas sendiri ya Rabb, hapuskan lah ya Allah. Aaamiin Ya Raabbal'alamin.

Seolah air mataku tau kapan jadwalnya untuk menangis, aku menangisi semua kesalahan dan kekhilafanku di hari sebelumnya, aku juga meminta kemudahan dalam menggapai impianku setelah lulus dari SMP pun menangisi perasaanku kepada Galang yang tak terbalaskan, maka aku memohon kepada Allah agar menghilangkan perasaanku kepadanya, aku tak mau membuat Allah cemburu dengan menaruh hati kepada makhlukNya secara berlebihan. 

Setelah berdoa, dan melipat mukena serta sejadah aku merasakan hatiku plong, lega, dan aku menarik napas panjang. Bercerita paling nyaman dan mengeluh paling indah emang cuma sama Allah di sepertiga malam, gumamku. 

Aku tak melanjutkan tidur, biasanya aku mulai membuka buku pelajaran hari ini dan membacanya satu, dua halaman. Tak terasa adzan subuh berkumandang setelah itu baru aku mendirikan solat subuh dan bersiap-siap berangkat ke sekolah. Karena bisanya jemputanku datang pukul lima, maklum lah karena aku orang ke tiga yang dijemput alhasil harus lebih awal bersiapnya. 

🌸 🌸 🌸 🌸


Kisah perjuanganku mengejar pesantren impian bermula ketika aku mengenal dia di akun social mediaku. Athar Fathurrahman, laki – laki yang sedang bersekolah di boarding school, menyukai fotografer, dan bergelut di dunia tulis menulis. 

JUNI 2016

Fira sedang asik scroll Instagram tiba – tiba lewat tulisan kaligrafi yang sangat indah, dan menarik hatiku. Lalu aku buka akun si pembuat kaligrafi tersebut. 'Bagus banget! Aku mau deh dibuatin kaligrafi kayak gini!??' gumamku. Setelah selesai melihat postingannya. Padahal yang membuatnya adalah orang yang dikenal banyak orang (famous) tapi saat itu aku sangat percaya diri untuk bisa dibuatkan kaligrafi olehnya.

"Assalamualaikum, Kak saya salah satu followers yang gak sengaja liat postingan kaligrafi Kakak. Saya suka gambarannya, apa Kakak berkenan untuk bisa membuatkan nama saya dalam bentuk kaligrafi juga? Terimakasih Kak sebelumnya dan maaf menganggu waktunya."

Beberapa hari setelah mengirim pesan, munculah jawaban, "Waalaikumsalam, maaf sebelumnya ini dengan siapa ya?" aku sejujurnya malu sekali, tapi karena keinginanku tinggi untuk bisa mendapatkan apa yang aku mau, akhirnya aku memperkenalkan diriku.

Setelah bercengkrama via direct message lumayan lama akhirnya dia mengiyakan keinginanku. Dan ku pikir akan berhenti setelah ia membuat kaligrafi namaku, namun ternyata tidak.

🌸 🌸 🌸 🌸

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let's Try To Be ShalihahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang