Pagi ini matahari terlihat begitu indah, cahaya mentarinya menemaniku didalam mobil jemputan yang sedang melaju ke arah sekolah.
"Fir, sekolahmu pulang jam berapa hari ini?" tanya Khalda teman jemputan yang sekaligus teman beda sekolahku. Aku memang bergabung dengan jemputan disekolah yang berbeda dengan sekolahku. Walau begitu aku nyaman di jemputan ini, karena sekolah mereka dan sekolahku persis berhadapan satu sama lain.
"Kayak biasa Da, jam 3, ada apa?" tanyaku, sambil menaruh handphone di saku rok."Gapapa sih, aku mau kasih tau aja hari ini aku, Dina sama Andra mau ada jadwal bimbel sampai jam 4 terus Mang Agus juga mau nunggu kita sampai pulang. Kamu gimana?" Ujarnya lagi.
"Gapapa kok Da, lagian hari ini aku juga ada kerpok sama teman sekelas jadi kemungkinan pulangnya gak akan ikut jemputan juga" Jawabku santai sembari menyuguhkan senyum.
"Oh bagus kalau gitu Fir, jadi nanti kita pulang jam 4 gak usah nunggu kamu lagi ya?" tanya Khalda memastikan, yang hanya ku jawab dengan anggukan.
Kalau aku gak kerpok, aku mau pulang sama siapa? Mereka bimbelnya sejam setengah pula, gumamku berfikir ke arah lain. Kenapa sih Mang Agus lebih berpihak ke mereka terus? Walaupun aku ini minoritas di jemputannya, tapi aku juga mau di prioritasin, keluhku dalam hati, beberapa menit setelah itu.
"Assalamualaikum." ucapku sembari tersenyum kepada teman-teman yang sudah duduk rapi di dalam kelas.
"Waalaikumsalam." Terdengar jawaban salam dari beberapa temanku.
"Eh, Firrr mau nanyaa!!" sahut Reza dari pojok kelas sembari berjalan menghampiriku.
"Nanya apa Za?" jawabku sambil meraih bangku, menyimpan ransel dan mengambil earphone dari saku setelah itu mengeluarkan catatan Ipa yang semalam belum selesai ku rangkum.
"Ipa sampai mana sih? bingung tau gak, masa Bu Dila ngasih tugas tapi gak ada batasannya?!" Reza lantas membuka buku catatannya, "Tuh liat aku kan jadi gak nulis banyak, takut salah."
Aku yang sedang asyik mendengar lagu Shawn Mendes, sejenak berhenti menulis. "Ya ampun Zaa, lihat nih buku catatan aku! masih kosong plong. Ingat gak minggu lalu waktu Bu Dila ngasih tugas, aku kan ada di UKS" Reza melirik sedetik lalu tersenyum.
"Terus, kita sama dong belum ngerjain tugas Bu Dila?" aku mengangguk, "Tapi aku semalam udah nandain yang mana aja yang mau dirangkum, jadi sekarang tinggal di salin aja deh ke buku tulis aja."
Tiba-tiba Farah datang, kali ini dia datang dengan muka tidak semangat, sambil membawa tas kecil yang berisikan baju olahraga untuk nanti kita gunakan di istirahat pertama.
"Kenapa Far? pagi-pagi dah cemburut gitu," tanya Reza yang melihat Farah mendekati kami berdua untuk duduk di sebelahku.
Farah menggeleng lemah, "Gapapa Za, lagi nggak mood aja." Reza hanya mengganguk. Aku memerhatikan Farrah sebentar, lalu melanjutkan menulis. Mungkin nanti dia cerita, gumamku.
"Fir, jadi gimana? Rangkuman Ipanya sampai halaman berapa?" Reza masih belum selesai bertanya perihal tugas Ipa dari Bu Dila.
"Iya terserah kamu, kalau aku sampai bab tiga habis."
"Yaudah aku sama kayak kamu aja ya!" Reza lalu melangkah pergi ke bangku yang ada di pojok kiri paling belakang, aku hanya mengangguk mengiyakan.
Setelah itu bel pun berbunyi
*Teng
*Teng
*Teng
🌸 🌸 🌸

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Try To Be Shalihah
Teen FictionIni kisah tentang remaja perempuan yang bersusah payah untuk menjadi shalihah dan tetap istiqamah ditengah lingkungan pertemanan yang tidak baik baik saja