Chapter 3 : My Homework

21 2 0
                                    


     Malam ini langit terlihat mendung tak berbintang, rembulan pun memperlihatkan cahaya indahnya yang begitu remang. Ragu-raguku membuka ponsel, ketika data seluler dinyalakan.

*Tring*

*Tring*

*Tring*

Ada beberapa notifikasi dari teman sekelasku, Galang. Aku membuka pesannya,

'"Assalamualaikum Fir,"

"Mau nanya tugas Pak Aan,"

"Dikerjain sampai halaman berapa?"

Oh perihal tugas toh, ku kira apa, gumamku. Lalu aku balas dengan satu pesan yang menjawab keseluruhan.

"Waalaikumsalam, sampai halaman 23 Lang" Setelah itu aku membuka Youtube, mengecek Line, scrolling Instagram dan lanjut belajar lagi.

 Beberapa menit kemudian "Aduh susah banget sih ini soalnya!" keluhku dalam hati. Tadi di  sekolah emang banyak jam kosnya karena guru-guru lagi sibuk rapat untuk studi banding ke sekolah lain. Tapi sampai rumah, kenapa jadi numpuk banget gini tugas-tugasnya, keluhku lagi. 

 Setelah sholat Isya aku membuka grup Whatsapp Girls Squadku

"Assalamualaikum guys! Mtk gimana udah pada selesai?" Beberapa menit setelahnya, Aca mengetik,

*TRING

"Boro boro Fir, susahhh." 

Aku menghela nafas sebentar, menyetujui kalimat Aca, sembari berfikir, sebenarnya kalau Pak Agus terangin dulu kemudian ditugasin sih pasti lebih mudah. Kemudian ada Kaila ikut nimbrung di grup.

"Udah dongggg, gampang kok kalo paham mah." Aku buru-buru mengetik.

"Ajarin dong Kaiii" Aca ikut membalas, 

"Iya Kai, ajarin dongggg!" namun Kaila entah kemana, lalu Shofi mengetik,

*TRINGG

"Udah sedikit Fir, yang terakhir susah-susah" Aku akhirnya memutuskan untuk menyelesaikan tugas-tugasku malam ini, belajar bersama Ayah. Walaupun belajar sama Ayah adalah hal yang paling aku hindari selama ini, karena takut Ayah tau kalau sebenarnya banyak hal yang kurang aku pahami soal pelajaran Ipa & Matematika, dan itu adalah kesalahan fatal bagi Ayah.

Beberapa menit aku belajar sama Ayah rasanya antusias tapi takut juga sih, karena Ayah suka tiba-tiba nanya rumus yang aku sendiri belum hafal.

"Jadi rumus Rotasi apabila dia diputar 180° dengan pusat (0,0) yang awalnya (x, y) menjadi (-x, -y) dan kalau diputar sampai 270° yang awalnya (x, y) menjadi (y, -x) gimana Fir ngerti sampai sini?" tanya Ayahku yang baru berhenti bicara setelah menjelaskan semua rumus Matematika Bab 3 yang kurang aku pahami sebelumnya.

Aku mengangguk, "Udah Yah, cuma yang Dilatasi sama Refleksi kurang paham."

"Jadi bab 3 ini membahas tentang transformasi yang membahas besar, bentuk,atau posisi dari suatu bangun. Jenis transformasi itu ada 4 bagian, yang pertama translasi atau pergeseran rumusnya ada 1 yang kedua Rotasi atau perputaran rumusnya ada 4, yang ketiga Dilatasi atau perkalian rumusnya ada 2 dan yang terakhir Refleksi atau pencerminan rumusnya ada 7 jadi total semua rumusnya ada 14 dan kamu harus hafal semua rumusnya," jelas Ayahku lagi.

Aku mengangguk mematuhi, agar ayahku percaya kalau aku akan segera menghafalkan rumus rumus Matematika yang tadi disebutkan, padahal tidak sama sekali.

Jam menunjukkan pukul 23.30, benar kata Kak Tari kakak perempuanku kalau belajar sama Ayah pasti enggak liat waktu, yang penting bagi Ayah adalah anaknya bisa paham dan tau cara mengerjakan soal yang udah diterangkan olehnya panjang lebar.

"Yah, udah malam besok lagi aja," potongku ketika Ayah sedang asyik menerangkan. Bagi Ayah pelajaran Matematika itu menyenangkan, tapi enggak bagiku.

"Yaudah kamu tidur aja sana, paling besok pagi ditinggal jemputan gara-gara ngerjain PR yang belum kelar." Ejek Ayahku memberi kode supaya aku menyelesaikan PRnya malam ini juga.

"Yaudah oke Yah, Fira selesaiin sekarang." Jawabku bete dan secara mendadak Ibu keluar dari kamar, jelas kalau Ibu pasti bangun dari tidurnya.

"Kok Fira belum tidur sayang?" tanya Ibu sambil mengambil remot AC. 

"Tugas dari Pak Aan masih banyak Bu, padahal tadi Pak Aan sendiri gak masuk kelas" keluhku kepada Ibu.

"Kenapa gak kamu kerjain pas pelajarannya Nak?" tanya Ibu lagi.

"Nah itu dia, kan Fira gak ngerti sama soalnya, terus rumusnya juga banyak banget, jadi enggak tau mau ngerjainnya gimana, lagian kan ini belum dijelasin sama Pak Aannya Bu."

"Yaudah diselesaiin sekarang abis itu langsung tidur ya, biar besok gak ditinggal Mang Agus," lalu Ibu beranjak pergi ke dapur dan kembali 5 menit setelah itu, sembari membawa donat untuk aku dan Ayah.

🌸 🌸 🌸 🌸

Let's Try To Be ShalihahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang