Sore itu langit mendung memperlihatkan gemuruh yang kian menggelegar, namun semangat tuk sampai di tempat bimbingan tak pudar begitu saja.
Iya, aku daftar sebagai anggota baru di bimbingan ini. Ketika teman-temanku masuk ke tempat privat ternama, atau les pribadi dengan guru-guru senior di sekolah untuk bisa daftar ke SMA favorit, namun aku tidak, disini aku di sibukkan dengan bimbingan masuk pesantren.
"Alif, Laaam, Miiim..." Terdengar suara riuh anak-anak mengaji di dalam maupun di halaman rumah ini. Ketika turun dari motor, Ayah berpesan untuk pulang dengan ojek online saja, aku hanya mengangguk pasrah.
Sebut saja Pak Agi, beliaulah yang mempunyai tempat khursus ini dan aku tiba disini persis ketika ada perempuan belum berumur sekitar 25 tahun, memarkirkan motor lalu melepas sepatu dan masuk ke dalam rumah begitu saja.
"Assalamualaikum Pak." Sapaku kepada guru yang sedang mengajar di teras rumah ini. Ada sekitar 9 sampai 10 anak-anak SD mengaji disini. Aku menghampiri beliau sembari menyalaminya.
"Waalaikumsalam." Jawab anak-anak tersebut berbarengan dengan Bapak guru, yang entah siapa namanya.
Guru tersebut mempersilahkan masuk, "Masuk, Nak." sembari tersenyum ramah.
"Maaf Pak, ini Saya Fira bisa bertemu dengan Pak Aginya?" tanyaku lembut, menanyakan hal seperti yang diperintah Ibuku semalam.
"Iya Fira dengan saya sendiri, Fira bisa langsung gabung dengan Bu Shela ya, masuk ke ruangan paling pojok dengan teman-temannya." Jelas Pak Agi memberitahu.
"Ohiya Pak." Jawabku singkat.
Ketika hendak membuka gagang pintu entah kenapa tiba-tiba hatiku bergumam 'duh kok jadi merinding gini masuk ruangannya' kataku dalam hati. Ku buka pintunya perlahan.
"Assalamualaikum." Sapaku hangat, seketika tiga orang yang sedang duduk di hadapan Bu Shela, menengok ke arahku, ditambah satu laki-laki di pojok kiri paling belakang.
"Waalaikumsalam."
"Walaikumsalam, Ini anak baru ya?" tanya Bu Shela.
"Iya bu," lantas aku menyalimi beliau dan langsung duduk di sebelah tiga perempuan tadi.
Beberapa menit setelah aku datang, tiba-tiba Bu Shela keluar ruangan katanya ada barang yang tertinggal di motor, dan aku memanfaatkan waktu beberapa menit itu untuk berkenalan.
"Halo, aku Fira. Nama kamu siapa?" aku menjulurkan tangan ke perempuan sebelahku.
Perempuan tadi menerima uluran tanganku, "Aku Jasmine,"
Aku tersenyum, bertanya lagi "Kamu udah lama les disini?"
Dia mengangguk, dan berpikir sebentar "Lumayan, sekitar 6 bulan yang lalu"
"Wah, udah banyak dong ilmu-ilmu yang di pelajarin?" tanyaku antusias
Dia tersenyum, sambil mengangguk-ngangguk. Tidak lama setelah itu Bu Shela kembali sambil membawa kacamatanya yang tertinggal di motor dan menyuruh kami untuk hafalkan Juz Amma serta mengerjakan soal berhitung.
dua jam setengah pun berlalu akhirnya kita berlima diizinkan untuk pulang.
Ketika memesan ojek online di teras Pak Agi, salah satu dari mereka bertanya, "Kamu tau darimana ada bimbingan ini?"Aku menoleh ke arah sumber suara "Oh, ini dari temen TK yang sekolahnya di ajar sama Pak Agi." Aku memerhatikan orang yang bertanya barusan. Oh dia ni yang tadi cepat ngafalnya gumamku.
Merasa diperhatikan olehku, dia tersenyum sembari menjulurkan tangan ke arahku, "Oh, oke. Kenalin aku Dilla, duluan ya aku udah dijemput." Dilla pun berlalu pergi.
Aku mengangguk, "Iya, Dil hati-hati di jalan" beberapa menit kemudian motor Dilla lenyap di pertigaan. Kini tinggal aku sendiri yang menunggu ojek online.
Mungkin awal mula semua ini tercapai karena tempat kecil ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Try To Be Shalihah
Teen FictionIni kisah tentang remaja perempuan yang bersusah payah untuk menjadi shalihah dan tetap istiqamah ditengah lingkungan pertemanan yang tidak baik baik saja