Bab 2.

222 119 238
                                    

Haloo^^
Kalo ada saran dan kritikan bisa di ketik dikomen yaa.

Happy reading

Seperi biasa, ketika sore hari tiba anak-anak black wolf nongkrong di warung mang Udin. Warungnya nyaman meskipun sederhana, karena dekat sama sawah, jadi sunset terpampang jelas ketika kita duduk di bangku bagian samping warung.

"Guys bosen nih nyanyi yok," ucap Fian.

"GASS," ucap mereka kompak.

Fian mulai memetik senar yang terdapat pada benda yang berada di pangkuannya, petikan tersebut menghasilkan melodi lagu yang indah. Lalu mereka menyanyikan lirik lagu yang mempunyai makna tersendiri, lagu tersebut berjudul aku, kamu, dan samudra.

Deru birunya ombak tempat kita berjuang
melawan deras badai luka problema,
tak kenal siang dan malam kita tak terkalahkan,
hari ini hari milik kita,

antara aku kamu dan samudra,
kita berbagi tawa dan berdansa,
walau ditengah duka dan deras air mata,
satu romansa kita tiada dua.

Lalu Fian memberi kode lewat petikan kepada teman-teman nya agar berhenti untuk melanjutkan lirik lagu yang sedang mereka nyanyikan.

Manik mata Fian tertuju pada cowok yang sedang memakai jaket kulit berwarna hitam yang dari tadi melamun dan tidak ikut bernyanyi.

"Akash lo kenapa?, kalo ada masalah bisa cerita ke kita.

"Sans gue gakpapa kok, gue cuma kepikiran kejadian tadi pagi"

"Emang tadi pagi ada kejadian apa?"

"Gue tadi pagi hampir nabrak cewek, dan yang bikin gue kepikiran mata cewek itu mirip sama dia"

"Oh, mungkin karena lo lagi kangen sama dia, tenang bro lo pasti ketemu sama dia kok, nanti gue bantu cariin" sambil memegang bahu Akash.

Akash hanya membalas dengan senyuman. "Thanks bro"
"Semoga aja" batinnya.

"Terus gimana nasib tu cewek gak kenapa-napa kan?"

"Aman"

Fian hanya membalas dengan anggukan.

☁️☁️☁️

Di taman.

"El gue beli eskrim dulu ya ke abang-abang itu, lo mau titip rasa apa?"

"Gue rasa coklat Ra"

"Oke" jawab Tara sambil mengacungkan jempol.

Setelah menunggu beberapa menit akhirnya Tara kembali dengan membawa eskrim di kedua tangannya.

"Kita kesana yuk El," sambil mengarahkan dagunya ke tempat duduk yang berada di pinggir danau.

"Yuk."

Lalu langkah mereka bergerak menuju tempat duduk yang berada di pinggir danau.

Akhirnya mereka sampai di tempat duduk tersebut. Mereka duduk sambil menikmati eskrim yang berada digenggaman masing-masing. Helaian rambut Tara mengayun-ngayun terkena terpaan angin spoi-spoi. Tempatnya sangat sejuk dan rindang, setiap tempat duduk disampingnya terdapat pohon yang subur. Disini bisa menjadi tempat untuk mengistirahatkan pikiran dan melenturkan otot-otot mata karena terdapat banyak pepohonan, bunga-bunga yang indah nan cantik, dan kondisi alam yang sangat indah.

Afscheid [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang